Kiai Hadi Susiono Panduk
Kolomnis
DISKURSUS tentang umur, pada hakikatnya, adalah pembahasan tentang roh atau nyawa. Roh ini hak prerogatif Allah swt (al-Isra: 85). Kata roh di dalam Al-Qur’an memiliki tiga arti. Pertama, Al-Qur’an, ’’Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruh (al-Quran) dengan perintah Kami.’’ (asy-Syura: 52).
Kedua, Malaikat Jibril. Hal ini, dapat kita jumpai pada Surat asy-Syu’ara ayat 193-194. Begitu juga, pada Surat Maryam ayat 17, ’’Dia (Maryam) memasang tabir (yang melindunginya) dari mereka. Lalu, Kami mengutus roh Kami (Jibril) kepadanya, kemudian dia menampakkan diri di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna.”
Ketiga, roh atau nyawa yang ada dalam badan, seperti termaktub dalam Firman Allah, “Dan (ingatlah kisah Maryam) yang memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan (roh) dari Kami ke dalam (tubuhnya) nya; Kami jadikan dia dan anaknya sebagai tanda (kebesaran Allah) bagi seluruh alam.’’ (al-Anbiya:91).
Manusia, begitu juga makhluk ciptaan Allah yang lainnya, tidaklah kekal dan pasti akan mati, ditandai dengan purnanya ‘kontrak’ umur. Jatah umur setiap manusia bervariasi; ada yang pendek, sedang dan panjang. Manusia hanya dapat berdoa dan merayu Allah agar dalam keberkahan panjang usianya.
Imam Jalaluddin as-Suyuthi dalam Kitab Lubabun Nuqulnya, menceritakan bahwa Nabi Muhammad saw, sebagai Rasul kinasih Allah ketika ditanya oleh orang-orang Yahudi tentang roh (nyawa), seperti diriwayatkan oleh sahabat Ibnu Mas’ud ketika menemani Rasulullah berjalan-jalan di Kota Madinah, sembari berdiri sejenak dan mengangkat kepala, Rasulullah mengatakan, bahwa roh adalah urusan Allah. Peristiwa ini mendasari turunnya (asbabun nuzul) ayat ke-85 Surat al-Isra’, ’’Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang roh. Katakanlah, 'Roh itu bagian dari urusan Tuhanku, sedangkan kalian tidak diberi pengetahuan kecuali hanya sedikit’.”
Semakin jelas dan gamblang bahwa persoalan roh (nyawa): akankah dipendekkan atau dipanjangkan adalah urusan Allah swt. Tugas terutama sebagai manusia adalah bagaimana dalam memaknai dan mengisi hari-hari yang tersisa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, baik sebagai rakyat atau sebagai pejabat; sebagai anggota atau sebagai pengurus; sebagai anak atau sebagai orang tua dan seterusnya.
Sebagai hamba dari Allah swt, seorang Muslim harus kontinu meredefinisikan penghambaan. Dengan usia yang telah diberikan, kita bertanya pada diri, apa yang telah dikerjakan, apakah ketaatan kepada Allah lebih banyak daripada pembangkangan, apakah Nabi Muhammad sebagai uswatun hasanah (suri teladan) atau setan yang kita ikuti, apakah kemanfaatan yang kita tebar setiap hembusan napas, atau kemudaratan, kebencian, hasud, namimah, takabur, ujub, dendam, kedengkian, caci maki, hoaks, keonaran, pemecah belah persatuan umat/anak bangsa, yang kita ekspos pada ruang-ruang interaksi sosial kita.
Pendek kata, seorang Muslim harus memiliki kalkulasi matematis amal ibadah, bukan sebagai show of force, pamer, ingin dipuja-puji dan diagung-agungkan oleh manusia lain; melainkan laku amal ibadah, baik yang kita lakukan secara pribadi atau sosial, adalah sebagai penanda rasa syukur, rasa berterima kasih kita kepada Allah. Sebab, masih diberikan kesempatan untuk mengisi dan memaknai serta menikmati sisa umur dengan terus konsisten untuk menjadi sponsor dalam ranah kebaikan, bukan malah sebaliknya. Naudzu billah min dzalik!
Wallahu a’lamu bisshawab.
Kiai Hadi Susiono Panduk, Kolumnis Muslim, Kelahiran Undaan Kidul, Kudus, Jawa Tengah. Alumnus Pondok Pesantren Sabilillah, al-Khoirot dan MA Nahdlatul Muslimin, Kudus, dan Universitas Diponegoro Semarang. Wakil Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Lebak, Pengurus MUI Kabupaten Lebak, Dewan Pakar ICMI Orwil Banten, dan Majelis Pakar P2i Provinsi Banten.
Terpopuler
1
PAC Muslimat NU Mekar Baru 2025-2030 dan 7 Ranting Dilantik, PC Agendakan Pengajian Akbar dan Lomba
2
Khutbah Jumat: Berhijrah dengan Meninggalkan yang Dilarang Allah
3
Ketua PWNU Banten Ajak Selaraskan Fikrah, Amaliah, dan Harakah
4
Membayangi Kematian
5
LP PCNU Tangsel Masih Menggodok Tindak Lanjut Potensi Sinergi Air Minum dalam Kemasan
6
Memaknai Sisa Umur
Terkini
Lihat Semua