• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Sabtu, 20 April 2024

Banten Raya

Keluh Kisah Ki AO Bantu Pemakaman Jenazah Covid-19

Keluh Kisah Ki AO Bantu Pemakaman Jenazah Covid-19
prosesi pemakaman jenazah Covid-19. (Foto : Istimewa)
prosesi pemakaman jenazah Covid-19. (Foto : Istimewa)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

 

Kondisi TPU Jalan Inpres Jombang Tengah yang berada di bilangan Rawa Lele, Jombang, Ciputat masih nampak sibuk sampai malam hari. Lokasi ini menjadi salah satu tempat pemakaman bagi jenazah pasien Covid-19.

 

Mirisnya, lonjakan kasus harian Covid-19 di Indonesia pada Jum’at (9/7) meningkat signifikan sejak pemerintah mengumumkan kasus pandemi Maret 2020.

 

Hal itu diperhatikan oleh Ketua MWC NU Ciputat, Hasan Asyari Oramahi usai membantu giat NU Tangsel Peduli Kemanusiaan di Pondok Pesantren Madinatunnajah Ciputat, Tangerang Selatan (9/7).


Ia berkisah soal suka duka awal masifnya wabah pandemi. “Saat terasa sedang enak-enak tidur, tiba-tiba ada yang membangunkan.” Namun karena ini sudah menjadi panggilan jiwa dan semangat berkiprah bagi Agama, Negara dan Berkhidmad untuk NU itulah nilai yang ia kedepankan untuk bertugas di TPU Covid-19.

 

Ki AO, sapa akrab Ketua MWNU Ciputat ini menuturkan, pada awal beliau mendapat tugas dari Kepala Dinas Pemakaman. Dan Kepala Kemenag Tangsel serta diperkuat adanya surat keputusan dari Airin Rachmi Diani saat masih menjabat Wali Kota Tangsel saat itu, Ia dipinta untuk membantu sebagai petugas pemakaman Jenazah Covid-19.

 

Hasil tinjauan langsung Wali Kota Tangsel yang melihat kurangnya petugas pemulasaran dan pemakaman Jenazah Covid-19. Hal itulah yang melatarbelakangi Ki AO semangat untuk menjalankan tugas kemanusiaan ini.

 

Ada cerita mengejutkan sekaligus sedih. Pertama kisah mengejutkan. Saat jenazah covid-19 sudah dikubur, tiba-tiba gunungan kuburan bergerak masuk seperti tertarik ke lubang. Seketika Ki AO kaget terperanjat. Lalu dirinya bertanya kepada petugas penggali kubur. Ternyata hal itu kerap terjadi karena kontur tanah yang menyebabkan peti jenazah covid-19 bergerak ke bawah.

 

Kisah Kedua ini cukup membuat sedih, Bermula saat dirinya tidur nyenyak namun ada yang ketuk pintu rumah dan membangunkan pukul 01.30 Wib. Ternyata pak Wahyu Kepala Dinas Sosial Tangerang Selatan orangtuanya yang meninggal akibat terpapar Covid-19. Pak Kadis meminta bantuan padanya untuk memakamkan dan sholatkan jenazah hingga pukul 05.00 Subuh. Disinilah beliau merasakan bagaimana pilunya keluarga yang ditinggalkan oleh orang tua tercinta.

 

Dari kisah tersebut, menurut Ki AO, menjadi pelajaran yang berharga, bahwa covid-19 ini nyata, pesan beliau bagi masyarakat khususnya warga Nahdliyin. Jangan takut dengan musibah wabah covid-19 namun yang perlu kita takuti adalah penyakit iri, hasud, dengki yang tidak akan hilang hingga hari kiamat. Ki AO menambahkan, Kuncinya kita diingatkan untuk terus berdzikir kepada Allah SWT sebagai ikhtiar batin dan mentaati protokol kesehatan covid-19 secara konsisten sebagai upaya lahiriah.

 

 

Kontributor : Singgih Aji Purnomo
Editor : Ari Hardi

 


Banten Raya Terbaru