• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Jumat, 29 Maret 2024

Keislaman

Ketentuan Puasa Ramadhan

Ketentuan Puasa Ramadhan
Ilustrasi (Foto: NU Online)
Ilustrasi (Foto: NU Online)

Dalam menjalankan ibadah Ramadhan, seorang muslim tentu harus membekali diri dengan ilmu seputar amalan-amalan Ramadhan, khususnya mengenai puasa yang telah diwajibkan oleh Allah swt atas umat muslim di bulan suci ini.

 

Allah Swt berfirman :

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

 

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”

 

Secara umum puasa adalah suatu amal ibadah yang dilakukan dengan cara menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan (puasa) seperti makan, minum dan sejenisnya mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari dengan niat tertentu, beserta rukun dan syaratnya. 

 

Di dalam ibadah puasa Ramadhan terdapat beberapa ketentuan yang harus terpenuhi agar ibadah puasa dinilai sah. Diantara beberapa ketentuan adalah syarat dan rukun.

 

Syarat Wajib Puasa

 

Syarat wajib adalah ketentuan yang wajib dipenuhi oleh seseorang sebelum melakukan suatu ibadah. Seorang muslim yang belum memenuhi syarat wajib puasa, dia tidak dituntut untuk melaksanakan ibadah puasa, dalam artian gugurlah kewajibannya untuk berpuasa.
 

 

Syaikh Abi Suja’ dalam kitabnya yang berjudul Matan al-Ghayyah at-Taqrib membagi syarat wajib puasa menjadi 4 bagian, yaitu :

 

1.    Beragama Islam

 

Puasa merupakan salah satu dari 5 rukun islam, maka hanya seorang muslim saja yang diwajibkan untuk melaksanakannya, dan apabila seorang tersebut kafir ataupun murtad maka dia tidak diwajibkan untuk berpuasa, sebab dia tidak memenuhi syarat wajibnya.

 

Rasulullah Saw pernah bersabda, “Islam didirikan dengan 5 hal, yaitu persaksian bahwa tiada tuhan selain Allah Swt dan nabi Muhammad adalah utusannya (dua syahadat), mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, berhaji di Baitullah, dan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

 

2.    Sudah Balig

 

Syarat wajib puasa yang kedua adalah ba;ig atau pubertas, tanda balig bagi laki-laki adalah keluarnya mani dari kemaluan baik dalam keadaan tidur ataupun terjaga, sedangkan bagi perempuan balig ditandai dengan menstruasi.

 

3.    Berakal

 

Syarat ketiga setelah muslim dan balig adalah berakal. Apabila seorang memiliki kecacatan mental atau gila maka dia tidak diwajibkan atau tidak dikenai tuntutan untuk berpuasa.

 

Begitu pula bagi seseorang yang hilang akalnya karena mabuk, maka puasanya dihukumi tidak sah, namun dia tetap diwajibkan untuk mengulang (menqodlo’) puasanya di lain selain bulan Ramadhan, karena dia telah menghilangkan akalnya (hilang kesadaran) dengan sengaja.

 

رُفِعَ اْلقَلَمُ عَنْ ثَلَاثٍ عَنْ النّائِمِ حَتّى يَسْتَيْقِظُ وَعَنِ اْلمَجْنُوْنِ حَتّى يُفِيْقَ وَعَنِ الصَّبِىِّ حَتَّى يَبْلُغَ 

 

Artinya ; “Tiga golongan yang tidak terkena hukum syar’i adalah orang yang tidur sampai ia terbangun, orang yang gila sampai ia sembuh, dan anak-anak sampai ia baligh.” (Hadis riwayat Abu Daud: 3822, dan Ahmad: 910)

 

4.    Mampu Menjalankan Ibadah Puasa

 

Bagi seorang muslim yang balig dan berakal namun tidak mampu untuk melaksanak ibadah puasa dikarenakann sakit, berumur tua, atau semisalnya, maka dia diperbolehkan untuk tidak berpuasa dengan syarat membayar fidyah.

 

Rukun Puasa

 

Rukun adalah ketentuan yang ditetapkan serta harus dipenuhi oleh seorang muslim bebarengan dengan pelaksanaan suatu ibadah. Berikut adalah rukun ibadah puasa :

 

1.    Niat Berpuasa

 

Niat puasa Ramadhan bisa dibaca dimalam hari setelah sholat tarawih ataupun di pagi hari sebelum keluarnya fajar. 

 

Bacaan niat puasa Ramadan adalah sebagai berikut: 

 

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى 

 

Artinya: "Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadan tahun ini, karena Allah Ta'ala."

 

2.    Menahan Diri dari Segala Perkara yang Membatalkan Puasa

 

Selama berpuasa kita diwajibkan untuk menahan diri dari melakukan sesuatu yang dapat membatalkan ibadah puasa. Adapun perkara-perkara yang dapat membatalkan puasa diantaranya adalah makan, minum, muntah dengan disengaja, berhubungan intim suami istri di Siang hari, keluar mani secara sengaja, nifas, haid, dan keluar dari agama islam.
 

 

Wallohu A’lam bi-Showab.. 

 

Muhammad Afzainizam, Penulis adalah Alumni Pesantren Manbaul Ma’arif Denanyar Jombang. 


Editor:

Keislaman Terbaru