• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Selasa, 14 Mei 2024

Banten Raya

LKNU Tangsel Dorong Pesantren Sehat Melalui “Germas” dan Optimalisasi “PHBS”

LKNU Tangsel Dorong Pesantren Sehat Melalui “Germas” dan Optimalisasi “PHBS”
Ketua LK PCNU Kota Tangerang Selatan, Surotul Ilmiyah, saat memberikan sambutan pada pelatihan kader sehat pesantren hari ini (Foto: Dokumentasi LKNU)
Ketua LK PCNU Kota Tangerang Selatan, Surotul Ilmiyah, saat memberikan sambutan pada pelatihan kader sehat pesantren hari ini (Foto: Dokumentasi LKNU)

Tangerang Selatan, NU Online Banten 

Lembaga Kesehatan (LK) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Tangerang Selatan mengelar  pelatihan untuk persiapan program pemberdayaan masyarakat pesantren sehat melalui Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) dan Optimalisasi Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

 

Pelatihan dilakukan di Aula Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kota Tangerang Selatan, yang berlokasi di Serpong, Tangsel. Kamis (16/9) siang, pelatihan dihadiri LK PBNU, LK PCNU Tangsel, Dinas Kesehatan (Dinkes) Tangsel, Pukesmas, Kemenag Tangsel dan perwakilan kader kesehatan pesantren.

 

Ketua LKNU Tangsel, Surotul Ilmiyah, menjelaskan tujuan dari pelatihan ini adalah untuk melihat kapasitas para kader kesehatan di pesantren dalam melakukan sosialisasi PHBS, serta memberikan petunjuk teknis dalam menjalnkan program Germas di pesantren.

 

“Jadi tujuan pelatihan hari ini, kami ingin melihat apa saja permasalahan kesehatan yang ada di masing-masing pesantren. Lalu diharapkan para kader kesehatan yang dilatih hari ini, dapat menjalankan Germas dan sosialisasi PHBS di pesantrenya”, jelas surotul Ilmiyah yang juga sebagai penangung jawab Germas Pesantren di Tangsel.

 

Riko Pambudi yang mewakili LK PBNU, menerangkan bahwa kerjasama LK PBNU dengan Kementrian Kesehatan (Kemenkes RI) di program Germas sudah berlangsung cukup lama, kurang lebih dari tahun 2018 sampai 2020. Dan pada tahun ini  disisipkan pencegahan penyakit menular yaitu Tuberkulosis (TB). 

 

“Disetiap pesantren dari tahun ke tahun itu pernasalahan yang ada selalu penyakit kulit, dan sesuai intruksi presiden RI maka pada tahun ini disisipkan isu TB, hal ini dilakukan untuk mewujudkan Indonesia bebas TB”, terangnya.

 

Dalam kesempatan yang sama Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan yang diwakili Choirotul Nirmala Zaini, berharap agar kolaborasi dalam mewujudkan pesantren sehat dapat dilakukan dengan baik di Tangsel, kerjasama antara pemerintah kota dan organisasi masyarakat diyakini akan mempercepat peningkatan kesehatan di Tangsel.

 

“Semoga setelah pelatihan ini dapat bisa muncul apa saja masalah kesehatan yang ada dipesantren, dan dari puskesmas memandu, mencarikan masalahnya, lalu mendampingi pesantren dalam mengoptimalkan PHBS di pesantren”.

 

Dia juga berpesan agar kemitraan antara pemerintah dalam hal ini Dinkes Tangsel dan LKNU dapat berjalan dengan optimal. Serta menjadi stimulan bagi pesantren untuk menerapkan PHBS di pesantren masing masing. Dirinya menekankan bahwa sulit merubah prilaku seseorang, maka perlu adanya kolaborasi yang baik.

 

H Tutut yang mewakili Kemenag Tangsel memberikan sambutan sebagai tuan rumah acara, dirinya sangat mengapresiasi kegiatan pelatihan tersebut, dan berharap pesantren dapat menjadi sebab dari terwujudnya Indonesia sehat.

 

“Karena Germas ialah gerakan masyarakat,  yang dapat menggerakan seluruh masyarakat terutama kali ini sasarannya adalah pesantren. Maka ini dapat menjadi pembelajaran bagi pesantren untuk dapat mempraktekan hidup bersih dan sehat, serta menjadi contoh bagi pesantren dan masyarakat lainya”, jelasnya.

 

Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Tangerang Selatan dalam membuka acara pelatihan, berpesan, bahwa jika ingin menghidupkan generasi yang kuat, keren dan berkualitas maka syaratnya adalah hidup sehat terlebih dahulu.

 

“Edukasi kesehatan adalah hal penting, namun tidak boleh berhenti hanya sampai pelatihan saja. Tetapi diteruskan dengan membangun pusat kesehatan pesantren, klinik di setiap pesantren, ini juga dapat memperkuat kesehatan dan kemandirian pesantren”, terang KH Abdullah Masud.

 

Pelatihan dilakukan dari pagi hingga sore hari, dihadiri kurang lebih 30 peserta, dan melakukan protokol kesehatan Covid 19 dengan baik. Seperti memakai masker dan diatur jarak duduk setiap peserta sesuai prokes.

 

Pewarta: Ari Hardi 
 


Editor:

Banten Raya Terbaru