Banten Raya

Mahasiswa UPG Serang Ini Sosialisasi Bahaya Bullying dan Cara Mencegahnya

Senin, 5 Agustus 2024 | 20:54 WIB

Mahasiswa UPG Serang Ini Sosialisasi Bahaya Bullying dan Cara Mencegahnya

Kegiatan mahasiswa Universitas Primagraha Serang di Kampung Jambu, Mekarsari, Mancak, Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (3/8/2024). (Foto: Dok KKM 31 UPG)

Kabupaten Serang, NU Online Banten

Bahaya bullying dan strategi pencegahannya menjadi perhatian khusus mahasiswa Universitas Primagraha (UPG) Serang. Terutama Kelompok 31 yang melaksanakan kuliah kerja mahasiswa (KKM). Menggandeng Komunitas Banten Ceria Serang, sekaligus memperingati Hari Anak Nasional, menggelar Sosialisasi Anti-Bullying di Kampung Jambu, Mekarsari, Mancak, Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (3/8/2024).

 


“Acara ini tidak hanya menyajikan materi penting tentang bahaya bullying dan strategi pencegahannya, tetapi juga dimeriahkan oleh berbagai penampilan seni. Salah satu highlight dari acara tersebut adalah penampilan badut dan pantomim yang disuguhkan oleh Komunitas Banten Ceria Serang,” kata Riska Aulia, salah seorang Kelompok 31 KKM UPG, seperti dalam rilisnya yang diterima NUOB, Senin (5/8/2024).

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 


Ketua Pengurus Komisariat (PK) Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) UPG itu menambahkan, Indonesia yang akan menghadapi bonus demografi dan menyongsong Indoneisa Emas 2045 perlu didukung oleh keberlangsungan generasi muda yang terjaga baik. “Dengan harapan besar, kami bergerak mengedukasi anak-anak akan pentingnya mental health dalam menjaga stabilitas tumbuh kembang anak sebagai generasi penerus bangsa,” imbuhnya.



Sedangkan Ketua Kelompok KKM 31 UPG Ridho Pratama menyampaikan, acara ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan kesadaran tentang bahaya bullying di kalangan anak-anak. “Ini momen yang tidak hanya edukatif tetapi juga penuh keceriaan,” katanya seperti disampaikan Riska.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 


Dosen Pembimbing Lapangan KKM 31 UPG Pakhudin mengatakan, anak-anak Indonesia harus cerdas yaitu paham dan mampu memilah mana yang baik dan tidak baik. “Anak harus punya keberanian agar mereka berani memperjuangkan hak-haknya dan menjadi pelapor terhadap pelanggaran hak anak. Juga membangun kesadaran anak akan peran mereka sebagai agen perubahan dalam masyarakat,” katanya dikutip Riska. (*/Dendy RI)

ADVERTISEMENT BY ANYMIND