
Perangkat rukyatul hilal yang dibawa tim dari PCNU Tangsel di Rooftop Lantai 14, Menara Masjid Al I’tishom, Sabtu (29/3/2025). (Foto: NUOB/Mutho)
Tangerang Selatan, NU Online Banten
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan ikhbar bahwa 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada Senin Pahing bertepatan 31 Maret 2025.’’Tim Rukyatul Hilal PBNU yang berada di bawah koordinasi Lembaga Falakiyah (LF) PBNU pada Sabtu, 29 Ramadhan 1446 H/29 Maret 2025 telah melakukan rukyatul hilal bilfi’li di beberapa lokasi yang telah ditentukan. Berdasarkan laporan LF PBNU, seluruh lokasi, tidak berhasil melihat hilal. Dengan demikian, umur Bulan Ramadhan 1446 H adalh 30 hari (istikmal),’’ bunyi edaran ikhbar PBNU terkait awal Syawal 1446 H yang ditandatangani Rais ‘Aam KH MIftachul Akhyar, Katib ‘Aam KH Akhmad Said Asrori, Ketua Umum KH Yahya Cholil Staquf, dan Sekjen H Saifullah Yusuf yang diterima NUOB, Sabtu (29/3/2025).
Senada dengan pemerintah. Pemerintah juga telah melakukan rukyatul hilal dan tidak ada yang melihat hilal. Berdasar hisab dan tidak adanya yang melihat hilal, melalui Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar telah mengumumkan hasil Sidang Isbat Penetapan 1 Syawal 1446 Hijriah. Alhasil Ramadhan digenapkan 30 hari. "Disepakati bahwa tanggal 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin tanggal 31 Maret 2025," kata Nasaruddin dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (29/3/2025).
Seperti diberitakan sebelumnya, Tim Rukyatul Hilal yang dikomandoi Lembaga Falakiyah (LF) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangerang Selatan (Tangsel) melakukan rukyatul hilal awal Syawal 1446 H dari Rooftop Lantai 14, Menara Masjid Al I’tishom, Kompleks Pemerintah Kota Tangsel, Sabtu (29/3/2025).’’Hasilnya, hilal tidak terlihat,’’ ujar Rafi Fadillah, operator dari LF PCNU Tangsel, bersama rekannya, Yusuf, yang mulai stay sekitar pukul 17.00 WIB itu, ditemui NUOB.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Ini juga diamini Ketua Lembaga Falakiyah PCNU Tangerang Selatan Mohamad Ramdhany dihubungi NUOB.’’Hilal tidak terlihat, karena tinggi hilal di bawah ufuk. Selanjutnya, kita nunggu ikhbar 1 Syawal 1446 Hijriah dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama,’’ katanya.
Sementara itu, dilansir NU Online, sebagai informasi, data hisab pada Sabtu, 29 Ramadhan 1446 H atau bertepatan dengan 29 Maret 2025 menunjukkan bahwa ketinggian hilal mar’ie -1 derajat 59 menit 16 detik. Hal ini berarti hilal masih berada di bawah ufuk. Dengan demikian, hilal belum memenuhi kriteria imkanur rukyah. Adapun ijtimak atau konjungsi terjadi pada Sabtu Kliwon 29 Maret 2025 M pukul 17:58:27 WIB.
Sementara letak Matahari terbenam berada pada posisi 3 derajat 32 menit 52 detik utara titik barat. LF PBNU juga merilis data hilal di sejumlah kota lainnya di Indonesia, khususnya ketinggian terkecil dan terbesar. Parameter hilal terkecil terjadi di Kota Merauke Provinsi Papua Selatan dengan tinggi hilal -3 derajat 24 menit.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Sedangkan parameter hilal terbesar terjadi di Kota Lhoknga, Aceh dengan tinggi hilal -0 derajat 59 menit. Elongasi hilal haqiqy di Indonesia pada 29 Ramadhan 1446 H bervariasi antara 2 derajat 58 menit hingga 3 derajat 01 menit.
Lama hilal di atas ufuk di seluruh Indonesia pada 29 Ramadhan 1446 H adalah 0 detik. Hal ini mengingat kedudukan hilal di seluruh Indonesia (dalam hal tinggi hilal mar’ie dan elongasi hilal haqiqy) adalah di bawah ufuk dan di bawah kriteria Imkan Rukyah Nahdlatul Ulama (IRNU). Dengan begitu, hilal berada pada zona istihalah al–rukyah (mustahil terlihat).
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Data hisab tersebut merupakan hasil perhitungan LF PBNU yang dilakukan pada titik markaz Gedung PBNU Jl Kramat Raya Jakarta Pusat dengan koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT. Perhitungan ini dilakukan berdasarkan perhitungan metode ilmu falak (sistem hisab) jama’i atau tahqiqy tadqiky ashri kontemporer khas Nahdlatul Ulama. (Mutho, Muhammad Syakir NF)
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
ADVERTISEMENT BY ANYMIND