Opini

Bidah Terbesar Adalah Perpecahan

Ahad, 23 Juli 2023 | 23:00 WIB

Bidah Terbesar Adalah Perpecahan

Ilustrasi persatuan. (NU Online)

Bidah terbesar adalah perpecahan. Kita sudah hafal  perjalanan Islam dari semenjak Rasulullah shallahu alaihi wasallam. Lalu turun kepada para sahabat yang kemudian diteruskan oleh para khalifah dan sampai pada  hari ini. Di Indonesian, Nahdlatul Ulama hadir untuk menjaga nilai dan perjuangan Islam dengan tetap mempertahankan kearifan lokal.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Dari perjalanannya salah satu penyebab paling kuat yang mengakibatkan kemunduran perdaban Islam adalah perpecahan yang sesungguhnya. Rasulullah shallahu alaihi wasallam tidak pernah mengajarkan hal demikian, melainkan kebalikannya  yaitu persatuan. Maka dengan demikian perpecahan adalah bidah yang paling harus kita hindari.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

Islam telah banyak mengalami berbagai macam peristiwa dan peristiwa yang paling mengerikan adalah perang suadara. Singkat saja kita sebut perseteruan Muawiyah dengan Sayidina Ali, lalu Bani Umayyah dengan Bani Abbasiyah dan secara kasat mata salah satu penyebab keruntuhan Bani Abbasiyah yang disebut sebagai zaman keemasan Islam itu adalah perbedaan kepentingan yang kemudian menyebabkan perpecahan-perpecahan di dalam tubuh Bani Abbasiyah, sehingga tentara Mongol mampu mengikis dan memporakporandakan kerajaan Islam yang sudah tidak lagi kokoh.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Berkaca dari peristiwa di atas, Nahdlatul Ulama sudah pasti tidak pernah sedikitpun menghendaki  perpecahan, meski perdebatan dengan aliran Islam lain tidak bisa dielakkan di wilayah syariat bahkan akidah. Tetapi yang harus diperhatikan ialah Nahdlatul Ulama adalah sebuah organisasi yang besar dan memiliki  lembaga, badan otonom dan badan khusus, sehingga intrik-intrik yang membahayakan bukan tidak mungkin terjadi, apa lagi di tahun politik seperti sekarang ini.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

Perseteruan dan perbedaan  kepentingan sekecil dan di sektor mana pun harus segera terselesaikan. karena yang harus kita ingat keruntuhan Abbasiyah bukan datang dari luar melainkan dari dalam.  Nahdlatul Ulama, saya yakin sudah sangat mengetahui hal ini dan  akan memperkuat eksistensinya dan tetap bersatu sehingga akan tetap kokoh dengan kokoh yang sebenarnya bukan seperti tembok Berlin yang hanya terlihat kokoh dari luar tetapi keropos di dalam dan Nahdlatul Ulama akan terbebas dari bidah terbesar yaitu perpecahan.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

Sebagai warga Nahdlatul Ulama sudah seyogyanya bercita-cita membangun peradaban  seperti  yang telah dilakukan Rasulullah shallahu ’alaihi wasallam, yang membawa misi persatuan. Salah satu contohnya adalah dalam Piagam Madinah yang tidak hanya mendamaikan dua suku yang berbeda pada zaman itu, tetapi juga menyangkut berbagai hal, seperti hubungan muslim dan nonmuslim, perpajakan, perempuan, dan sebagainya. Intinya  Piagam Madinah melambangkan persatuan. Dengan persatuan itulah Rasulullah membangun peradaban.

Wawan Sutaji, Anggota GP Ansor PAC Patia, Pandeglang; Lulusan Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Gunng Djati Bandung. Twitter : @wansoetadji

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Terkait