• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Jumat, 17 Mei 2024

Banten Raya

Banyak Bencana, Ini Doa yang Dibaca

Banyak Bencana, Ini Doa yang Dibaca
KH Mun’im DZ saat temu kader penggerak NU di Halaman Graha Aswaja NU Tangerang Selatan, Minggu (8/1/2023) malam. (Foto: PCNU Tangsel for NU Online Banten)
KH Mun’im DZ saat temu kader penggerak NU di Halaman Graha Aswaja NU Tangerang Selatan, Minggu (8/1/2023) malam. (Foto: PCNU Tangsel for NU Online Banten)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Gempa dan bencana yang terjadi di sejumlah tempat belakangan ini mendapat perhatian KH Mun’im DZ, mantan wakil sekretaris Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Saat temu kader penggerak NU di Halaman Graha Aswaja NU Tangerang Selatan, Minggu (8/1/2023) malam, kiai yang sudah belasan tahun menjadi instruktur nasional Pendidikan Kader Penggerak NU itu, mewanti-wanti warga NU agar waspada dan melakukan ikhtiar.

’’Riyadloh; hataman, mujahadah, istighotsah itu penting. Apalagi krn ini tahun-tahun bencana, bencana alam di mana-mana. Diprediksi terus berkepanjangan. Oleh karena itu, selain berusaha secara dhohiry, juga riyadloh, berdoa, dan sebagainya,’’ pintanya berpesan.

Pada kesempatan tersebut, Kiai Mun’im meminta sering membaca salah satu ayat Al-Qur’an, tepatnya dalam surat Yasin. Ini dia dapatkan dari seorang kiai. ’’Di tengah bencana, baca doa . Baca banyak salamun qoulan min robbir rahim. Semoga selamat dari bencana. Tidak kena. Karena bencana ada di mana-mana,’’ terangnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada saat temu kader itu, Kiai Mun’m mengapresiasi Pengurus Cabang NU Tangsel yang membeli ruko untuk Graha Aswaja NU Tangsel.’’Dakwah kita tidak  lagi kampung-kampung, sudah tidak ada kampung, jadi kota. Jadi sudah tepat beli di sini (ruko). Meski awalnya janggal, kantor NU di ruko itu saru, tapi tidak apa-apa. Ke depan songsong abad milenial, memasuki era kosmopolitan. Yang pertama masih di ruko, nanti pindah ke SCBD (Sudirman Central Business District) biar tidak diisi orang dari Citayem saja. NU dakwah di situ, saya sudah mulai,’’ ujar Kiai Mu’im.

Kiai Mu’im melanjutkan, NU yang katanya jamaah tradisonal, akan eksis di desa. ’’Begitu masuk suburban, pinggiran kota, mulai kecil. Metropolitan, kita kecil, mungkin sangat minoritas, apalagi di megapolitan, kosmopolitan itu NU akan habis, teorinya semacam itu. Tapi rupanya Pak Mas’ud (ketua PCNU Tangsel) sudah mulai menyongsong NU di megapolitan, NU di ruko. Saya lihat rukonya lumayan bagus. Sayang belum berkembang. Tapi ini adalah harapan masa depan. Jadi kita harap, NU tidak hanya eksis di kampung, tapi juga di urban, di kota dan juga di metropolitan bahkan kosmopolitan,’’ tegasnya.

Sebab, ke depan, dakwah ke megapolitan, kosmopolitan, dibutuhkan dan hendaknya mendapat perhatian. ’’Karena banyak orang profesional kesepian. Kering hidupnya, butuh  perlindungan, pelayanan. Butuh pendampingan, tapi tidak ada yang dampingi. Muncul dari kelompok mereka (sebelah)  yang dampingi. Padahal orang kaya-kaya, makanya kelompok sebelah kaya-kaya, karena mendampingi orang kaya. Kita sudah merintis ke sana. Mereka bosan Islam keras, kecewa, kita bawa Islam yang sejuk, An Nahdiyah,’’ ungkapnya.

Pewarta: Mutho Masyhadi


Banten Raya Terbaru