• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Sabtu, 20 April 2024

Banten Raya

Belajar Cakap Menjadi Moderator Dan Perumus Dalam Forum Bahtsul Masail

Belajar Cakap Menjadi Moderator Dan Perumus Dalam Forum Bahtsul Masail
Flyer Sekolah Bahtsul Masail LBM NU Tangsel.
Flyer Sekolah Bahtsul Masail LBM NU Tangsel.

Tangerang Selatan, NU Online Banten
Bahtsul masail adalah forum ilmiah khas dunia pesantren. Diikuti secara demokratis dan egaliter oleh santri, asatidz, dan pengasuh. Forum ini terdiri dari tiga elemen pokok, yakni peserta, perumus, dan mushohih. 

 

Dalam perkembangannya, bahtsul masail menghadirkan narasumber pakar. Tujuannya adalah mendapatkan deskripsi masalah dari ahli. Mulai dari ahli kesehatan, ahli ekonomi, ahli tata lingkungan, dan lainnya. Masing-masing elemen ini memiliki peran dan fungsi yang saling menopang. Karena itu, dalam pelaksanaannya, bahtsul masail memiliki kemiripan dengan forum ilmiah akademis lainnya. Semisal FGD, seminar, diskusi, semiloka, workshop, simposium, panel, dan lain sebagainya.

 

Di forum-forum ini, posisi moderator dan perumus atau tim ahli sangat vital. Moderator memegang kendali atas semarak tidaknya bahtsul masail. Secara lebih detail, menurut Dewan Perumus LBM PWNU Jawa Timur KH Zahro Wardi, setidaknya ada 8 peran yang harus dipahami oleh moderator. 

 

Pertama, memimpin, menjaga ketertiban, mengatur waktu, member izin, menerima usul (pendapat) dari peserta (mubahtsin). Kedua, menunjuk peserta bahtsul masail untuk menjawab. Ketiga, meminta peserta (shohibut ta’bir) untuk membaca dan menerangkan kesimpulan bahan rujukannya. 

 

Keempat, membuka termin sanggahan (i’tirad) dan dan penguatan argumentasi ( i’tidlod) bagi pendapat yang belum ketemu. Kelima, meluruskan pembicaraan yang menyimpang dari permasalahan. Keenam, bersikap obyektif dan bijaksana terhadap beragam pendapat dari peserta.  Ketujuh, membaca rumusan perumus yang telah disepakati oleh peserta. Kedelapan, dalam keadaan tertentu, moderator dapat menunjuk salah seorang peserta untuk melanjutkan pembahasan.

 

Kedelapan peran ini, Menurut KH Zahro, seorang moderator tidak hanya harus menguasai masalah yang dikaji, namun juga harus fokus dan objektif. Santun dan hormat terhadap keragaman jawaban yang diajukan. Karenanya, butuh jam terbang yang tidak hanya sekali dua kali saja.

 

Tidak kalah penting, Posisi tim perumus juga sangat mempunyai peran strategis. KH Zahro mengungkap, Setidaknya terdapat lima kewajiban yang harus diperankan. 

 

Pertama, mengikuti jalannya bahtsul masail, dari awal hingga akhir. Kedua, meneliti jawaban peserta dan ketepan referensi yang telah masuk. Ketiga, memilih referensi (ta’bir) yang paling sesuai dengan permasalahan. Keempat, meluruskan jawaban yang dirasa menyimpang dari permasalahan. Kelima, memberikan rumusan jawaban beserta referensinya kepada panitia setelah sesi terakhir. 

 

Biasanya, perumus adalah mereka yang sudah malang melintang di forum-forum bahtsul masail. Dewan perumus adalah tim ahli yang harus mampu memberi masukan konstruktif dan solutif bagi peserta.

 

Karena itu, keterampilan menjadi moderator dan perumus perlu terus diasah. Hari ini, 25 September 2021, 09.00-11.30 WIB, Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PCNU Tangsel akan mengadakan Sekolah Bahtsul Masail.

 

Di pertemuan ketiga ini, akan fokus membahas trik dan langkah cakap menjadi moderator dan perumus. Tiga narasumbernya adalah KH Azizi Hasbullah (Perumus LBM PBNU), KH Ahmad Yazid Fattah (Perumus FBMPP DKI, Banten, dan Jabar), dan Ustadz Muhammad Mirfako (aktivis FBMPP DKI, Banten, dan Jabar. Ketiganya akan dimoderatori oleh Ustadz Ja’far Tamam (aktivis LBM PCNU Tangsel). Dilaksanakan secara terbuka untuk umum via zoom, serta disiarkan live streaming oleh TVNU dan Channel NU Tangsel TV.

 

Lantas, Apakah anda tertarik?

 

 

Editor : Arfan Effendi
 


Editor:

Banten Raya Terbaru