Khutbah Jumat: Hikmah Shalat dengan Khusyuk

اَلْحَمْدُ لِلّهِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْاِيْمَانِ وَالْاِحْسَانِ، اَلْغَنِيِّ الَّذِيْ لَمْ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ وَقْتٍ وَأَوَانٍ، 

Marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan berusaha menunaikan perintah-perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan-Nya. Semoga Allah ta’ala senantiasa melimpahkan Rahmat-Nya kepada kita semua, amiin.

Peristiwa Isra’ dan Mi’raj merupakan peristiwa yang luar biasa, yang dapat diterima hanya oleh yang beriman, karena peristiwa itu berada di luar jangkauan kemampuan akal manusia. Sejenak marilah kita perhatikan firman Allah yang 

menjelaskan peristiwa tersebut, yaitu:

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

''Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.'' (QS al-Isra’: 1)

Dalam perjalanan Isra’ Mi’raj, Nabi Muhammad diperlihatkan oleh Allah tanda-tanda kebesaran dan keagungan-Nya, termasuk segala rahasia angkasa luar dan rahasia-rahasia alam ghaib. Peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi pada 27 Rajab, menjelang Nabi hijrah ke Madinah, pada 621 M.

Yang terpenting dalam peristiwa itu adalah ditugaskannya Nabi Muhammad saw serta umatnya untuk mengerjakan shalat lima waktu. Shalat merupakan rukun Islam yang Allah perintahkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. 

Imam al-Munawi dalam kitab “Faidhul Qodir” menyebutnya: “as-shalatu mi’raj al- mu’minin”. Shalat itu mi’rajnya orang-orang Mukmin. Banyak sekali hikmah menunaikan shalat secara khusyuk, sesuai dengan tuntunan syariat. Antara 

lain akan memperoleh kebahagiaan abadi di dunia dan di akhirat. Dijelaskan dalam Al-Qur’an:

قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْن. الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلَاتِهِمْ خٰشِعُوْنَ

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.” (QS al-Mu’minun, 23: 1-2)

Selanjutnya, mereka yang melaksanakan shalat dengan khusyuk, akan mewarisi Surga Firdaus, yaitu mereka yang menjaga amanat serta melestarikan 

shalatnya dengan baik. Firman Allah selanjutnya:

وَالَّذِيْنَ هُمْ لِاَمٰنٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُوْنَۙ وَالَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَوٰتِهِمْ يُحَافِظُوْنَۘ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْوٰرِثُوْنَۙ الَّذِيْنَ يَرِثُوْنَ الْفِرْدَوْسَۗ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang ditugaskan kepadanya) dan janjinya. Dan orang orang yang memelihara shalatnya. Mereka Itulah orang orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi Surga Firdaus. mereka kekal di dalamnya.” (QS al-Mu’minun : 8-11)

Hikmah lainnya bahwa shalat akan terhindar dari sikap keluh kesah, resah, gelisah, dan kegoncangan jiwa. Ini bagi mereka yang terus menerus menjaga

shalatnya. Sebagaimana firman Allah: 
 

kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat. Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya.’’ (QS al-Ma’arij: 19-23)

Semoga kita semua, dan keluarga kita senantiasa mendapat rahmat petunjuk dapat melaksanakan semua perintah Allah swt, mendapat ridha Allah swt, dan akhirnya masuk surga-Nya. Amin.

اَلْحَمْدُ لِلّهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَه لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلهٌ لَمْ يَزَلْ عَلى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُه وَحَبِيْبُه وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى ألِه وَأَصْحَابِه وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ