• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Selasa, 30 April 2024

Khutbah

Khutbah Jumat: Iktikaf

Khutbah Jumat: Iktikaf
Ilustrasi iktikaf di masjid. (Foto: Freepik)
Ilustrasi iktikaf di masjid. (Foto: Freepik)
Khutbah I
اَلْحَمْدُ ِللهِ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرًا مُبَارَكًا، وَفَرَضَ عَلَيْنَا الصِّيَامَ لِأَجْلِ التَّقْوٰى. أَشْهَدُ أَنْ لَاۧ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَه لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مَحَمَّدٍ الْمُجْتَبٰى ، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِه أَهْلِ التُّقٰى وَالْوَفٰى. أَمَّا بَعْدُ  فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِه فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقى. فَقَالَ اللهُ تَعَالٰى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ : أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ  يَاۤأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءٰمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ، وَقَالَ اَيْضًا. يَآأَيُّهَا الَّذِينَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
 
 
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Pertama sekali marilah kita bersyukur ke hadirat Allah yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih bisa melaksanakan Shalat Jumat di masjid yang mulia ini.
 
Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad yang telah membimbing kita menuju dunia yang terang dan jelas, yaitu addinul Islam. Semoga kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.
 
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Selaku khatib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga kita selau dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Amin. 
 
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Pada khutbah kali ini khatib menyampaikan judul iktikaf. Iktikaf berasal dari bahasa Arab. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, iktikaf adalah berdiam diri beberapa waktu di masjid sebagai suatu ibadah dengan syarat-syarat tertentu. 
Alah berfirman:
 
وَاِذۡ جَعَلۡنَا الۡبَيۡتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمۡنًا ؕ وَاتَّخِذُوۡا مِنۡ مَّقَامِ اِبۡرٰهٖمَ مُصَلًّى وَعَهِدۡنَآ اِلٰٓى اِبۡرٰهٖمَ وَاِسۡمٰعِيۡلَ اَنۡ طَهِّرَا بَيۡتِىَ لِلطَّآٮِٕفِيۡنَ وَالۡعٰكِفِيۡنَ وَالرُّکَّعِ السُّجُوۡدِ
 
’’Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka’bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang iktikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud." (QS Al-Baqarah: 125)
 
Dalam melaksanakan iktikaf, ada beberapa syarat dan rukun yang harus diperhatikan. Syaratnya adalah Muslim, berakal, suci dari hadats besar. Adapun rukunnya adalah niat, berdiam diri di masjid, masjid, dan orang yang beriktikaf. Di samping syarat dan rukun, ada juga larangan-larangan dalam iktikaf. 
 
Kemudian apa saja manfaat dari ibadah iktikaf bagi umat Islam yang bisa diperoleh? Ada beberapa manfaat yang bisa didaptkan bagi orang-orangyang beriktikaf. Di antaraya adalah:
 
Pertama, mendapatkan pahala dua ibadah haji
Ibadah haji adalah merupakan dari rukun Islam dan juga merupakan ibadah yang sangat didambakan oleh umat Islam di seluruh dunia terlebih Indonesia. Tidak ada balasan lain kecuali surga bagi orang yang haji mabrur. Ibadah iktikaf yang dilakukan oleh Muslimin dengan ikhlas karena Allah akan mendapatkan balasan yang luar biasa dengan balasan 2 lipat pahala haji. Wajar jika banyak Muslim, khususnya di Bulan Ramadhan banyak yang melalukan iktikaf, mengingat pahalanya sangat besar. Rasulullah bersabda:
 
 
 وَ قَالَ اَيْضًا مَنْ اِعْتَكَفَ عَشْرًا فىِ رَمَضَانِ كاَنَ كَحَجَتَيْنِ وَعُمْرَتَيْنِ رواه البيهقي
 


’’Nabi juga bersabda  barang siapa yang beriktikaf sepuluh hari di Bulan Ramadhan, maka baginya pahala dua haji dan dua umrah.’’ (HR Al-Baihaqi)
 
Kedua, dijauhkan dari api neraka
Orang yang melakukan iktikaf dengan baik dan benar, makai a akan dihindarkan dari siksa api nerakan yang luar biasa panasnya. Hal ini sesuai dengan hadist Nabi yang artinya kurang lebih: 
 
“Barang siapa yang berjalan di dalam membantu keperluan saudara Muslimnnya, maka itu lebih baik baginya dari iktikaf sepuluh tahun lamanya. Dan barang siapa yang beriktikaf satu hari karena mengharap ridha Allah swt, maka Allah menjadikan di antara dia dan api neaka jarak sejauh tiga khandaq/parit. Setiap khandaq dari khandaq lainnya jaraknya sejauh langit dan bumi.’’ (HR Thabrani, Mu’jam Al-Awsath: 7322)
 
Ketiga, mendapatkan ampunan dari Allah
Tidak ada manuasia yang tidak memiliki dosa terkecuali sudah diampuni Allah Yang terbaik bagi orang yang memiliki dosa adalah menyadari akan kepemilikan dosanya dan berusaha untuk memohon ampun atas dosa yang dimilikinya. Raslullah saw yang sudah dijamin masuk surga saja masih beristighfar setidaknya 70x dalam sehari, sementara kita umat manusia yang belum ada jaminan yang pasti akan mendapatkan surganya, maka hendaknya memperbanyak memohon ampun dan melakukan ibadah yang menstimulan pengampunan dosa menjadi sangat penting. Rasulullah bersabda:
 
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ
 
’’Aisyah ra bercerita bahwa: Nabi saw (selalu) beriktikaf di sepuluh terakhir Bulan Ramadhan sampai Allah swt mewafatkan beliau.” (HR Bukhari & Muslim)
 
 
Dalam hadits lain disebutkan:
 
 مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ 
 
“Barang siapa yang menghidupkan malam lailatul qodar dengan iman dan ihtisab (mengharapkan pahala), niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau.” (HR Bukhari)
 
Iktikaf yang dilakukan dengan baik dan benar, akan bisa menstimulan pengampunan dosa-dosa kita, sehingga Rasul sudah mencontohkan kepada kita agar semangat beriktikaf.
 
Keempat, mendapatkan malam lailatul qadar
Lailatul qadar merupakan malam yang sangat baik. Malam lailatul qadar nilainya lebih baik dari 1000 bulan atau sekitar 80 tahun. Hal ini merupakan kelebihan yang diberikan kepada umat Muhammad, mengingat umurnya pendek-pendek, sekitar 63 tahun. Kapan terjadinya lailatul qadar? Dirahasiakan oleh Allah, karenanya lailatul qadar hanya akan didapatkan oleh orang yang banyak beribadah di Bulan Ramadhan, khususnya di akhir Ramadhan.
 
Mengingat tingginya nilai lailatul qadar, maka sangat rugi jika di antara Muslimin yang kendor dalam kegiatan di sepuluh terakhir. Untuk itu, iktikaf merupaka sarana penyemangat ibadah di akhir Ramadhan agar lebih mudah dalam menggapai lailatul qadar. Allah berfirman:
 
إِنَّا أَنْزَلْنَهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ * وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ * لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مّنْ أَلْفِ شَهْرٍ * تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالْرُّوحُ فِيْهَا بِإِذْنِ رَبِهِّمْ مِّنْ كُلِّ أَمْرٍ * سَلَامٌ هِىَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
 
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada lailatul qadar. Tahukah kamu apakah lailatul qadar itu? Lailatul qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.” (QS Al-Qadar: 1-5)
 
Kelima, mendapatkan balasan cinta dari Allah
Jika kita sudah dicinta dan mencinta kepada Allah, maka yang lain tidak berpengaruh atau dianggap angin lalu. Orang-orang yang melakukan iktikaf dengan baik dan benar, Allah akan memberikan cinta kepadanya dan akan mengampuninya sebagaimana firman-Nya:
 
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ (ال عمران: ٣١)
 
“Katakan (Muhammad)!, Jika kalian cinta kepada Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (QS Ali Imran: 31)
 
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Demikian khutbah yang singkat ini, semoga bisa bersemangat untuk melakukan iktikaf, lebih-lebih saat sepuluh hari Ramadhan. Semoga Allah memudahkan dan memberi kekuatan serta semangat kepada kita untuk bisa memaksimalkan iktikaf, sehingga kita pantas mendapatkan posisi yang tinggi di mata Allah, mendapatkan ampuna dan rahmatNya di dunia dan akhirat. Amin.
 

 
بَارَكَ اللّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَه اِنَّه هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ
 
 
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلى رِضْوَانِهِ. اللّهُمَّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدٍ وِعَلى الِه وَأَصْحَابِه وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا  أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ،  فَيَآيُّهَا اْلمُؤْمِنُونَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسى بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ
اللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبى وَيَنْهى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلى نِعَمِه يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
 
 
KH Ahmad Misbah, Ketua Lembaga Dakwah PCNU Tangsel


Khutbah Terbaru