• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Kamis, 18 April 2024

Khutbah

Khutbah Jumat: Jangan Sia-Siakan 10 Terakhir Ramadhan

Khutbah Jumat: Jangan Sia-Siakan 10 Terakhir Ramadhan
Ilustrasi (Foto: NU Online)
Ilustrasi (Foto: NU Online)

Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ الْمَوْجُوْدِ أَزَلًا وَأَبَدًا بِلَا مَكَانٍ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ الْأَتَمَّانِ الْأَكْمَلَانِ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْر، وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ، لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْم

Maasyiral Muslimin rahimakumullah​​​​​

 

Mengawali khutbah Jumat pada hari ini, Khatib ingin berwasiat kepada jamaah sekalian wabilkhushush kepada diri Khatib sendiri untuk senantiasa bertakwa kepada Allah swt. kapanpun dan dimanapun berada. Rasulullah saw. bersabda;

 

اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ (رَوَاهُ التِّرْمِذِيّ)

 

Artinya: Bertakwalah kepada Allah subhanahu wa ta’ala di manapun engkau berada. Iringilah kejelekan itu dengan kebaikan niscaya kebaikan itu akan menghapusnya (kejelekan). Dan pergaulilah manusia dengan pergaulan yang baik. (H.R. at-Tirmidzi)
 

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

 

Tak terasa kita sudah memasuki chapter ke-3 dari bulan Ramadhan, yaitu 10 hari terakhir. Jika seluruh hari-hari Ramadhan dipenuhi keberkahan, maka puncak keberkahannya ada di 10 hari terakhir ini. Begitu banyak riwayat yang menyebutkan kemuliaan 10 hari terakhir Ramadhan. Bahkan dalam sebuah hadist, sayyidah ‘Aisyah r.a menceritakan;

 

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ ، أَحْيَا اللَّيْلَ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ، وَجَدَّ، وَشَدَّ الْمِئْزَرَ (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَاللَّفْظُ لِمُسْلِم)  

 

Maknanya: “Adalah Rasulullah apabila sepuluh malam terakhir Ramadhan telah tiba, beliau menghidupkan malam dengan shalat dan berbagai ibadah, membangunkan keluarganya untuk shalat malam dan ibadah-ibadah yang lain, bersungguh-sungguh dalam beribadah melebihi apa yang biasanya dilakukan dan tidak menggauli istri-istrinya” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

 

Jika Rasulullah saw. yang notabene nya adalah orang yang dijamin masuk surga dan terjaga dari segala dosa tetap berusaha memaksimalkan ibadah pada 10 hari terakhir ini, maka kita sebagai ummatnya jangan sampai melewatinya dengan keadaan biasa-biasa saja. Inilah saatnya kita evaluasi diri sebelum berpisah dengan Ramadhan dan memaksimalkan kembali ibadah kita. Inilah saatnya kita menebus kelalaian ibadah kita pada hari-hari sebelumnya.

 

Namun, yang terjadi di lapangan malah sebaliknya. Justru pada 10 hari terakhir masjid mulai kembali ke keadaan normal, jamaah mulai berkurang. Sebaliknya, tempat perbelanjaan dan pasar-pasar mulai dipenuhi. Padahal pada 10 terakhir inilah terdapat sebuah malam mulia. Barangsiapa yang beribadah pada malam itu, maka ibadahnya lebih mulia daripada ibadah selama seribu bulan. Itulah malam lailatul qadr.
 

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
 

 

Lailatul qadr artinya malam penentuan. Dinamai demikian karena pada malam itulah takdir manusia selama setahun ke depannya ditentukan. Meski takdir manusia telah ditetapkan sejak sebelum dilahirkan ke dunia, akan tetapi Allah memiliki hak untuk merubah takdir itu sesuai dengan ikhtiar hamba-Nya. Allah swt. berfirman;

 

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ

 

Artinya, “Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.” (QS Al-Qadr: 4).

 

Penulis kitab Tafsir al-Kabir, Imam Fakhruddin Ar-Razy, menjelaskan terkait tujuan turunnya malaikat ke bumi. Setidaknya ada dua tujuannya; pertama, untuk beribadah dan menyampaikan salam penghormatan kepada manusia; kedua, dan ini yang disepakati oleh ahli tafsir, untuk menentukan takdir manusia pada tahun tersebut.

 

من أجل كل أمر قدر في تلك السنة من خير أو شر، وفيه إشارة إلى أن نزولهم إنما كان عبادة

 

Artinya: “(tujuan turunnya malikat) disebabkan suatu hal yang telah ditakdirkan pada tahun tersebut. Berupa kebaikan dan kejelekan. Dan ini memberikan sebuah pengertian, bahwa turunnya para malaikat hanyalah bentuk ibadah.” (Tafsir Mafatih al-Ghaib)
Oleh karenya, kita dianjurkan untuk berikhtiar pada malam tersebut dengan cara memperbanyak ibadah dan doa. Rasulullah saw. mengajarkan kita untuk memperbanyak membaca;

 

اَلَّلهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ

 

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Mulia, Engkau senang memberi ampunan (kepada hamba-hamba-Mu), maka ampunilah aku (atas segala dosaku).”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Demikianlah khutbah singkat ini. Semoga kita semua mendapat kesempatan untuk berjumpa dan meraih keberkahan pada malam lailatul qadar. Amin ya rabbal ‘alamin.

 

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

 

Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا .. وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ    اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِوَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَ نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.    عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

Penulis, Salahuddin Al-Ayubi, Mahasiswa FDI UIN Jakarta. Dan aktifis PMII FDI Ciputat


Editor:

Khutbah Terbaru