Khutbah Jumat: Sambut dengan Gembira, Marhaban ya Ramadhan

عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: ياأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِه وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Pertama sekali marilah kita bersyukur ke hadirat Allah yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih bisa melaksanakan Shalat Jumat di masjid yang mulia ini.

Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad yang telah membimbing kita menuju dunia yang terang dan jelas, yaitu addinul Islam. Semoga kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.

Selaku khatib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga kita selau dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Amin. 

Kali ini khatib menyampaikan judul khutbah berjudul, marhaban ya Ramadhan. 

Sebentar lagi kita akan kedatangan bulan yang agung, bulan mulia, bulan di mana diturunkannya Al-Qur’an yang merupakan pedoman hidup kita. Allah berfirman:

إِنَّ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ يَهْدِى لِلَّتِى هِىَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا

’’Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.’’ (QS Al-Isra: 9)

Ramadhan adalah bulan puasa, bulan untuk membersihkan diri dan memperbaiki kualitas diri agar kita bisa masuk ke dalam predikat kelompok Muttaqin, kelompok orang-orang yang bertakwa kepada Allah swt. Sebagaiman Allah sampaikan dalam Al-Qur’an:

“Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS: Al-Baqarah: 183)

Sambutan kebahagian menjadi penting menandai datangnya Ramadhan. Kita mengucapkan, Marhaban ya Ramadhan. Selain itu, yang tidak kalah penting adalah kita melakukan berbagai persiapan sebelum memasuki Ramadhan. Kita bersiap agar lebih maksimal menjadikan Ramadhan sebagai ajang meraup pundi-pundi pahala di tiap amal saleh yang dikerjakan di dalamnya. Persiapan yang perlu kita lakukan sejak dini adalah:

Niat merupakan dasar untuk kita melangkah ke depan aagar lebih baik. Setidaknya harapan keberhasilan. Oleh karena itu memantapkan niat dan semangat menjadi penting untuk kita siapkan dalam melakukan kebaikan, apa pun kebaikan itu.

’’Dari Umar ra, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)

Kedatangan Ramadhan merupakan hal yang penting dan hendaknya disambut gembira oleh umat Islam. Kegembiraan menyambut Ramadhan saja sudah bernilai di mata Allah, apalagi berniat yang kuat untuk mengisinya menjadi hal yang sangat baik. Rasulullah bersabda:

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR Bukhari No 38 dan Muslim No 760)

Kalau seseorang berniat puasa untuk mendapat ridha Allah swt, maka ridha Allah yang akan ia dapatkan.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

لخلوف فم الصائم أطيب عند الله يوم القيامة من ريح المسك

“Sungguh bau mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi di sisi Allah pada hari kiamat dari pada bau minyak wangi.” (HR Bukhari dan Muslim)

Maksud hadits tersebut adalah, karena mulut seorang yang puasa itu bau, maka tidak boleh banyak bicara, artinya tidak boleh mengomongkan ibadahnya. Hal itu menunjukkan bahwa ibadah puasa harus ikhlas.

Bersukur atau menerima nikmat bisa bertemu Ramadhan merupakan hal yang penting. Kenapa? Karena pandai bersyukur akan ditambah nikmat sehingga ketika pandai bersyukur bertemu Ramadhan, semoga bisa bertemu Ramadhan tahun depan. Allah berfirman:

وإذ تأذن ربكم لئن شكرتم لأزيدنكم ولئن كفرتم إن عذابي لشديد

’’Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nimatKu, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim: 7)

Sya’ban merupakan bulan peyemaangat untuk mendapatkan Ramadhan. Karenannya sudah perlu melakukan ibadah-ibadah yang akan dilaksanakan di bulan Ramadhan. Salah satunya adalah ibadah puasa.

Oleh karena itu, di Sya’ban ini, sebaiknya kita sudah belajar dan menyemangati diri dengan puasa. Rasulullah bersabda:

"Tidaklah aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh kecuali Ramadhan dan aku tidak melihat beliau berpuasa sebanyak pada bulan Sya'ban." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Doa merupakan hal yang penting. Perbanyak berdoa. Setidaknya ada doa yang penting, Di antaranya adalah:

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبلغنا رَمَضَانَ

Demikian khutbah yang singkat ini, semoga bermanfaat. Dan semoga kita bisa meraih predikat Muttaqin. Amin.

 

H Ahmad Misbah, Ketua LDNU Tangsel