• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Jumat, 29 Maret 2024

Khutbah

Memaksimalkan Ibadah Sejak Bulan Sya’ban

Memaksimalkan Ibadah Sejak Bulan Sya’ban
Ilustrasi (Foto: NU Online)
Ilustrasi (Foto: NU Online)

Naskah khutbah Jumat kali ini mengingatkan kepada kita semua untuk memaksimalkan ibadah sedari bulan Sya’ban, sebelum memasuki bulan Ramadhan. Kita perlu mempersiapkan dengan maksimal.

 

Dalam khutbah singkat ini, dijelaskan bagaimana kita harus selalu bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW, serta berlatih Istiqomah dalam beribadah. Agar kelak dibulan Ramadhan kita telah siap untuk menjalankan rutinitas ibadah Ramadhan dengan baik. Semoga bermanfaat! (Redaksi)

 

Khutbah I


اَلْحَمْدُ لِلّٰه، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Melalui mimbar ini khatib berwasiat kepada jamaah sekalian dan kepada diri khatib sendiri untuk senantiasa bertakwa kepada Allah swt. dalam keadaan apapun, baik dalam keadaan lapang terlebih lagi dalam keadaan susah. Allah swt. berfirman;

 

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (٢) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

 

Artinya: Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar (2) Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.(Q.S. At-Thalaq: 65: 2-3)

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Tak terasa kita telah memasuki bulan Sya’ban yang berarti sebentar lagi kita akan berjumpa dengan bulan yang dirindu-rindukan kehadirannya, bulan suci Ramadhan. Bulan suci Ramadhan, sebagaimana yang ma’lum di sisi kita adalah bulan mulia. Bulan yang dikhususkan Allah swt. untuk Nabi Muhammad saw. dan para umatnya. Jika umat terdahulu diberi keistimewaan berupa umur yang panjang untuk melakukan ibadah, maka umat Rasulullah saw. dianugerahi bulan Ramadhan. Bulan di mana amal ibadah dilipatgandakan pahalanya. Maka sungguh merugilah mereka yang bertemu dengan Ramadhan tetapi tidak memaksimalkan ibadah di dalamnya.

 

Oleh karenanya, alangkah baiknya sebelum memasuki bulan Ramadhan, kita sudah punya persiapan yang matang. Kita sudah punya plan selama bulan Ramadhan agar bulan Ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun kemarin. Agar ibadah kita mengalami peningkatan bukan malah stagnan atau bahkan menurun.

 

Maka momentum bulan Sya’ban ini kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk melatih diri kita mengerjakan amal ibadah. Selain sebagai persiapan menghadapi Ramadhan, juga sebagai penghormatan terhadap bulan Ramadhan. Jika seorang atlit saja ataupun peserta lomba lainnya melakukan persiapan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun agar bisa memberikan yang terbaik ketika bertanding, maka kita juga harus mempersiapkan sedini mungkin baik fisik maupun rohani kita menghadapi bulan Ramadhan agar kita bisa memaksimalkan ibadah di dalamnya.

 

Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas Al-Maliki Al-Makki Al-Hasani berkata dalam kitabnya, Madza fi Sya’ban?:

 

من عود نفسه فيه بالإجتهاد، فاز في رمضان بحسن الإعتياد

 

Artinya: Barangsiapa yang melatih dirinya dengan sungguh-sungguh (melakukan amal ibadah) di bulan Sya’ban, maka ia akan beruntung di bulan Ramadhan (karena mampu memaksimalkan ibadahnya) disebabkan kebiasaan baik (yang dikerjakannya sejak bulan Sya’ban).

 

Ma’syiral Muslimin Rahimakumullah

Nama bulan Sya’ban merupakan bahasa arab yang berasal dari kata شعب yang berarti cabang atau tangkai. Adapun hikmahnya bahwa bulan Sya’ban adalah bulan yang dipenuhi banyak kebaikan. Akan tetapi realitanya, banyak yang di antara kita justru lalai dari bulan mulia ini. Bahkan masih sering terdengar celetukan, “Sekarang udah bulan Sya’ban, makan yang banyak, bentar lagi puasa, lho.” Inilah yang diwanti-wanti oleh Rasulullah saw. dalam hadistnya ketika ditanya oleh seorang sahabat yang bernama Usamah bin Zaid prihal puasa yang beliau kerjakan di bulan Sya’ban yang hampir saja menyamai puasa Ramadhan. Rasulullah saw. menjawab;

 

قَالَ ذَاك شهر يغْفل النَّاس عَنهُ بَين رَجَب ورمضان وَهُوَ شهر ترفع فِيهِ الْأَعْمَال إِلَى رب الْعَالمين وَأحب أَن يرفع عَمَلي وَأَنا صَائِم. (روَاهُ النَّسَائِيّ)

 

Artinya: Rasulullah saw. menjawab: Itulan bulan (Sya’ban) yang banyak dilupakan oleh manusia. (Bulan yang berada) di antara Rajab dan Ramadhan. Pada bulan (Sya’ban) itulah amal ibadah manusia diangkat menghadap Tuhan pemelihara alam. Dan aku senang jika amalku diangkat sedangkan aku dalam keadaan (beribadah), berpuasa. (H.R. An-Nasai)

 

Dalam beberapa riwayat dikatakan bahwa Rasulullah saw. banyak melakukan ibadah puasa di bulan Sya’ban. Ada yang mengatakan bahwa Rasulullah berpuasa penuh ada juga yang mengatakan bahwa beliau tidak meninggalkan puasa kecuali beberapa hari saja. Dalam sebuah hadist dari dari sayyidah Aisyah r.a., beliau berkata:

 

 عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَا

 

Artinya: Dari Aisyah r.a. ia menuturkan, “Rasulullah s.a.w. biasa mengerjakan puasa, sehingga kami berpendapat bahwa beliau tidak pernah tidak berpuasa, dan beliau biasa tidak berpuasa, sehingga kami berpendapat bahwa beliau tidak pernah berpuasa. Akan tetapi aku tidak pernah melihat Rasulullah s.a.w. berpuasa sebulan penuh, kecuali pada bulan Ramadhan, dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa daripada puasa di bulan Sya’ban”. (HR. Bukhari, 1833, Muslim 1956)

 

Dari hadis di atas tampak jelas bahwa ibadah yang paling dianjurkan oleh Rasulullah saw. di bulan Sya’ban adalah ibadah puasa karena Rasulullah hampir tidak pernah meninggalkan puasa di bulan Sya’ban.

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Selain ibadah puasa, ternyata ada lagi ibadah yang dianjurkan untuk diperbanyak di bulan Sya’ban, yaitu memperbanyak shalawat kepada Nabi saw. Pada bulan Sya’ban inilah ayat perintah bershalawat diturunkan.

 

  إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

 

Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.(Q.S. Al-Ahzab: 33: 56)

 

Oleh karenanya, bulan Sya’ban disebut juga bulan shalawat (شهر الصلواة على الرسول) sebagaimana yang dituturkan Imam Ibn Abi Saif al-Yamni:

 

إن شهر شعبان شهر الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم لأن الآية  }إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ {..نزلت فيه.

 

Artinya: Sesungguhnya bulan Sya’ban (disebut juga) bulan shalawat kepada Rasul karena ayat (perintah shalawat) diturunkan di dalamnya.

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Marilah kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya momentum Sya’ban ini untuk melakukan banyak kebaikan. Jangan sampai kita menyia-nyiakan kebaikan yang telah ditebar Allah swt. di dalamnya. Kita matangkan persiapan diri kita di bulan ini agar kita bisa maksimal beribadah di bulan Ramadhan nanti. Semoga Allah memanjangkan dan memberkati umur kita untuk berjumpa dengan bulan Ramadhan. Amin ya rabbal ‘alamin.

 

Khutbah II

 

 اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ  

 

Muh. Salahuddin Al Ayyubi, Penulis Adalah Mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiyah dan Aktifis PMII Ciputat

 


Editor:

Khutbah Terbaru