• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Sabtu, 4 Mei 2024

Nasional

Spiritualitas dan Rasionalitas Gus Dur Relevan dengan Masa Depan Bangsa

Spiritualitas dan Rasionalitas Gus Dur Relevan dengan Masa Depan Bangsa
Kegiatan Haul Gus Dur PCNU Tangsel, Ahad (27/12) malam
Kegiatan Haul Gus Dur PCNU Tangsel, Ahad (27/12) malam

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Sosok Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat dunia. Selain sikapnya yang ramah, penuh etika dan humoris, Gus Dur diakui banyak orang sebagai pribadi yang cerdas. 

 

Kemampuannya membaca dunia dari segala macam persoalan yang ada di dalamnya, tidak terlepas dari keuletan Gus Dur mempelajari buku pada usianya yang masih belia yakni 8 tahun. Bahkan, saat usia itu pula Gus Dur sudah khatam membaca buku filsafat Karl Marx. 

 

Saat menjadi Presiden RI ke-4 tahun 1999-2001, Gus Dur masih menjadi teladan masyarakat Indonesia terutama warga Nahdlatul Ulama (NU). Kemampuan Gus Dur menyelesaikan setiap persoalan negara membuat masyarakat yakin bahwa Gus Dur adalah kiai, cendekiawan Muslim yang memiliki nilai kepemimpinan yang kuat. 

 

Meski terkadang gagasan Gus Dur sulit dipahami masyarkat awam, namun, gagasan Gus Dur tersebut mampu merubah wajah pemerintahan Indonesia yang semula kaku menjadi lues dan memberikan perlindungan yang nyata untuk warganya. 

 

Menurut pengakuan mantan Asisten Pribadi Gus Dur, Ngatawi Al-Zastrow, kecerdasan Gus Dur dan sikap-sikap terpuji yang ada pada dirinya, tidak terlepas dari kemampuan Gus Dur mengintegrasikan nilai spiritualitas dan rasionalitas. 

 

Kata dia, apa yang diungkapkan Gus Dur saat ceramah atau pidato sebagai presiden selalu relevan dengan kondisi bangsa Indonesia, era lalu, saat ini dan masa yang akan datang.  

 

Menurut Ngatawi, penggabungan spiritualitas dan rasionalitas Gus Dur terbukti telah mempengaruhi gaya berfikir Gus Dur yang out of the box dan selaras dengan persoalan yang tengah dihadapi. 

  
 

Ngatawi menyebut, Gus Dur selalu menjadi menjadi role model bangsa Indonesia untuk ditiru oleh anak bangsa dalam hal kepemimpinan baik di masa kini maupun di masa yang akan datang. 

 

"Gus Dur pola pikir sistemnya seperti itu, dari sisi rasionalitas dan faktualitas hanya separuh, dan ini harus dipahami oleh umat NU karena umat NU terkadang hanya memandang dari sisi spritualitasnya saja," kata Ngatawi saat menjadi narasumber Haul Gus Dur ke-11 yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Tangerang Selatan, Ahad (27/12). 

 

Ngatawi menjelaskan, hanya Gus Dur yang mampu menampilkan sosok cendekiawan Muslim berkarakter. Dalam kondisi apapun Gus Dur selalu konsisten baik sikap maupun tindakannya yaitu membela hak-hak warga negara, apalagi yang menyangkut unsur kemanusiaan. Sampai kapanpun Gus Dur akan bersuara lantang. 

 

“Jadi itulah Gus Dur, beliau mampi membangun sumber daya manusia. Coba lihat mayoritas umat NU selama ini, baru mengorientasikan kepada spiritualitas dan meninggalkan hal rasionalitas,” tuturnya. 

 

Sikap itu, lanjutnya, tidak sejalan dengan pemikiran sosok Gus Dur, sebab, Gus Dur adalah ulama yang mampu mempelajari pemikiran barat misalnya filsafat dan sastra. Tetapi, tidak pernah berfikir sekuler layaknya beberapa tokoh di negara-negara barat.


“Gus Dur belajar, memperdalami pengetahuan ilmu barat seperti filsafat dan sastra," ujarnya. 

 

Kontributor: Taufan Bukhari
Editor: Abdul Rahman Ahdori


Nasional Terbaru