• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Senin, 29 April 2024

Ngaos

Nasihat Abuya Uci soal Takdir dan Tanggung Jawab Manusia Dihadapan Allah SWT

Nasihat Abuya Uci soal Takdir dan  Tanggung Jawab Manusia Dihadapan Allah SWT
Abuya Uci
Abuya Uci

Tangerang, NU Online Banten
Takdir umat Manusia tidak ada yang bisa menolaknya. Ketentuan itu sudah diatur oleh Allah SWT. Dalam ilmu tauhid, takdir adalah istilah yang merujuk pada qadla’ atau keputusan Allah yang telah tertulis di lauh mahfudz sejak sebelum dunia tercipta. 

 

Allah menyinggung hal ini dalam banyak ayat. Salah satunya pada surat Al-Hadid ayat 22 yang artinya,”. Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.

 

Menurut Pengasuh Pesantren Al-Istiqlaiyah Cilongok Tangerang Banten KH Uci Turtusi atau biasa disapa Abuya Uci, segala prilaku dan urusan yang terjadi di dunia sudah ditentukan (waktunya) oleh Allah SWT. Dari perkara paling kecil hingga perkara paling besar yang melibatkan seluruh makhluk Allah di alam semesta sudah ada ketentuan-Nya. 

 

“Termasuk makanan yang akan masuk pada tubuh kita, itu sudah tertulis dalam lauh mahfudz,” kata Abuya Uci dalam tayangan youtube berjudul Abuya Uci tentang Takdir Allah dikutip NU Online, Selasa (12/1). 

 

Abuya Uci mednambahkan, seluruh ketentuan tersebut tidak akan berubah. Tidak ada yang mampu menambah atau mengurangi suatu perkara yang terjadi pada umat Manusia kecuali Allah SWT yang maha tunggal. Bahkan, perkara itu berlaku bagi umat Manusia sampai akhir hayatnya.

 

“Sampai kapan?, mustakharun wa madla’un ila hien, datang kepada batas waktu yang sudah ditentukan oleh Allah SWT yakni ajal,” beber Abuya Uci dalam tayangan video yang diucapkannya dalam Bahasa Sunda itu. 

 

Abuya Uci lantas mengingatkan kepada seluruh masyarakat Muslim agar tidak berlebih-lebihan merespons setiap yang terjadi di dunia. Sebab, semuanya sudah ditentukan oleh Allah. Paling penting, isi setiap aktivitas dengan ridha Allah SWT. 

 

Semua yang telah dilakukan akan dimintai pertanggung jawaban. Apalagi, ucap putra Abuya Dimyati Cilongok ini, mereka yang saat ini menjabat sebagai pemimpin di suatu daerah. Tanggung jawabnya sangat berat, jika memperbolehkan kemaksiatan dilakukan. 

 

“Misalkan di akhirat, ketika menimbang perbuatan minum-minuman haram. Nanti, yang akan diminta pertanggung jawaban. Dari mulai masyarakat yang minum. Penjual hingga kepala desa bahkan anggota DPR yang mengizinkan dagangan haram beredar di Indonesia,” tutur Abuya Uci. 

 

Tak hanya itu, menurut Abuya Uci, para ulama akan diminta pertanggung jawaban atas perkara yang terjadi pada masyarakat jika mengetahui hal itu. Karena itu, para ulama dan pemuka agama wajib menyeruh kepada seluruh umat Muslim agar selalu memperhatikan setiap aktivitas yang dilakoninya. Semua aktivitas tersebut harus sejalan dengan syariat dan ridha Allah SWT.

 

Pewarta: Abdul Rahman Ahdori


Ngaos Terbaru