Berkhidmat Butuh Komitmen Jelas, Kesungguhan Curahkan Waktu dan Pikiran
Kamis, 31 Juli 2025 | 08:38 WIB
Tangerang Selatan, NU Online Banten
Warga Nahdlatul Ulama (NU), termasuk pengurus, hendaknya bersabar dalam berjuang. Sebab, pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari dalam Mukaddimah Qanun Asasi mengambil rujukan Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 251 yang dapat diambil pelajaran.’’....wa atahullahul mulka wal hikmata wa ‘allamahu mimma yasyau...Spirit dari ayat tersebut, Nabi Dawud mendapat anugerah dari Allah berupa kerajaan, nubuwwah, hikmah, dan lainnya, setelah melalui proses yang tidak ringan. Ini pelajaran yang bisa diambil NU,’’ ujar Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangerang Selatan (Tangsel) Kiai Muhammad Hanifuddin saat ngaji Kitab Syarhun Lathifun ‘ala Muqaddimatil Qanunil Asasiyyi li Jam’iyyati Nahdatil Ulama di Lantai 2 Graha Aswaja NU Tangsel, Ciputat, Tangsel, Selasa (29/7/2025) malam.
Dijelaskan dalam syarah, yang dimaksud hikmah dalam ayat tersebut adalah nubuwwah, diangkat menjadi nabi.’’Imam Ar-Razi mengatakan, hikmah, kebijaksanaan adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya dengan benar dan baik. Dan terkait makna sempurna hikmah dalam ayat tersebut, diraih dengan nubuwwah,’’ imbuh kiai berkacamata asal Sragen, Jawa Tengah, tersebut.
Kiai Hanif yang malam itu membaca halaman 34 hingga 36 itu, melanjutkan, Nabi Dawud juga diajari oleh Allah sejumlah ilmu. Di antaranya membuat baju perang dari besi, dapat berbicara dengan aneka burung dan hewan lainnya.’’Baju perang dari besi ini baju kerai. Alhasil pengusaan teknologi ketika itu,’’ kata pria yang pernah sembilan tahun menimba ilmu di Pondok Pesantren Ringinagung, Kediri, Jawa Timur, itu.
Baca Juga
Antara Tahadduts Binni’mah dan Riya
Allah memberikan anugerah kepada Nabi Dawud tersebut, termasuk menang saat ikut perang bersama pasukan Thalut melawan pasukan Jalut yang kafir tak lepas dari buah kesabarannya.’’Melewati cobaan dan ujian. Ini bisa dilihat dalam ayat sebelum dan sesudah ayat 251, yakni mulai ayat 249 dan 252,’’ terang dosen Pondok Pesantren Darus-Sunnah Ciputat, itu.
Dari ayat yang kedua yang dicantumkan oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari dalam Mukaddimah Qanun Asasi, hendaknya NU dan warga NU, terutama pengurusnya mengambil pesan.’’Spirit berkhidmat dengan komitmen yang jelas. Sebab, keberhasil NU tak lepas dari komitmen warga NU, pengurus, dan partisipannya. Butuh kesungguhan dalam mencurahkan waktu dan pikiran. Juga mencurahkan harta benda dan pikiran. Mengorbankan diri dan mendulukan NU,’’ jelas santri almaghfurlah KH Ali Mustafa Yakub, pendiri Pondok Pesantren Darus-Sunnah, Ciputat, Tangerang Selatan, itu.
Kesuksesan, lanjutnya, tidak datang gratis. Tapi setelah melalui usaha dan berusaha dengan sungguh-sungguh serta rajin kemudian berserah diri kepada Allah. ’’Jika ada maksud, niat, kemauan, maka ada jalan,’’ pungkasnya.
Sekadar diketahui, ngaji kitab rutin ini dilaksanakan setiap Selasa malam. Satu rangkaian dengan istighotsah dan pembacaan Shalawat Nariyah yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangsel.
Perlu diketahui juga, Mukaddimah Qanun Asasi disusun Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari. Dalam menulis qanun asasi itu, Hadratussyekh merujuk sebanyak 39 ayat dan 9 hadist sebagai pijakan. Sedangkan Kitab Syarhun Lathifun ‘ala Muqaddimatil Qanunil Asasiyyi li Jam’iyyati Nahdatil Ulama ditulis Khoiruddin Habziz, santri dan pengurus Ma’had Aly Situbondo, Jawa Timur. Kitab ini diberi pengantar oleh Wakil Rais ’Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Afifuddin Muhajir, yang juga mengajar di Ma’had Aly Situbondo. (Mutho)
Terkini
Lihat Semua