Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023

Banten Raya

Filosofi Rokok ala Ketua PWNU Banten

Ketua PWNU Banten KH Bunyamin Hafidz (Foto: NU Online Banten/M Izzul Mutho)

Serang, NU Online Banten
Pukul 10.00 WIB kurang sedikit. Pria berprawakan cukup tinggi masuk pintu utama Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten. NU Online Banten yang sudah ada di dalam ruang tunggu beranjak. Bergegas menghampiri dan berjabat tangan dengan Ketua PWNU Banten KH Bunyamin Hafidz. Pagi itu,  janjian sowan. ’’Yuk ke ruangan,’’ ajak kiai yang tinggal di Kota Tangerang, Banten, tersebut. Membuntuti naik ke lantai dua.


Baca Juga:
Bangun Kampus, Berharap 2024 Dapat Digunakan


Sejurus kemudian, kiai berkaca mata yang mengenakan batik warna cokelat, kopiah hitam dipadu celana gelap itu membuka ruangan. Tertata rapi. Selain kursi dan meja kerja atau beraktivitas, terdapat kursi empuk dan meja yang digunakan menerima tamu. Pajangan foto pejabat dan sejumlah kiai dan pengurus NU tertempel di tembok ’’Silakan duduk. Mau minum apa?,’’ ucap kiai berkumis yang mengenakan jam tangan warna kuning di tangan kirinya itu.


Baca Juga:
Ini Harapan PWNU Banten dari Muktamar Internasional Fikih Peradaban I


Dengan sigap, kiai yang mengenakan cincin akik di jari manis tangan kirinya menyiapkan minuman. Saat NU Online Banten menghampiri, bapak empat anak itu tidak memperbolehkan. ’’Tamu duduk saja,’’ imbuhnya yang setelah kopi disuguhkan kemudian menyalakan pendingin ruangan.


Baca Juga:
PWNU Banten Sampaikan Terima Kasih Kepada Pemprov


’’Tepat waktu itu penting,’’ ujarnya sembari membuka bungkus rokok kretek warna hitam, mengambil sebatang, lalu menyalakannya. Pagi itu, memang janjian sowan pukul 10.00 WIB. ’’On time, tidak nunda-nunda pekerjaan. Pekerjaan yang bisa dilakukan sekarang, jangan menunggu besok,’’ ujar kiai yang mengaku kerap tidur di kantor itu serius.


Tak hanya itu, kiai yang pernah menjabat sebagai ketua Pengurus Cabang NU Kota Tangerang dua periode itu, juga menekankan pentingnya berkhidmat dengan serius. Bahkan total. ’’Soal uang tidak mikir, alhamdulillah ada saja,’’ imbuh pria yang mengaku sejak 2005 tidak terikat pekerjaan itu. 


Kiai Bunyamin lalu menjelaskan, filosofi rokok yang dipeganginya. ’’Ada rokok, merokok. Tidak ada rokok, tengok ke kanan. Jika tidak ada, tengok ke kiri. Tidak ada ya, ngutang. Di sini perlu keberanian. Tapi, jika utang, mengembalikan harus ditepati. Di sini mengajarkan, jika berjanji, kudu ditepati,’’ ungkapnya.


Dalam hidup, lanjutnya, juga jangan sampai membuat jengkel orang lain. ’’Berusaha tidak dikeselin orang, berusaha tidak dendam. Ikut tarekat. Yang penting sudah ikhtiar total, tinggal tawakal. Total itu, sesuai dengan kemampuannya,’’ terangnya. 


Dan, yang tak kalah pentingnya, lanjut pria yang masa kepengurusannya habis September 2023 itu, percaya berkah. ’’Berkah NU. Tak lepas dari itu. Yakinlah dengan berkhidmat menghidupkan NU kita juga pengurus akan hidup. Yang digerakkan saja bergerak, kita tentu bisa bergerak. Yakin jika menghidupkan NU, maka yang mengurus akan hidup,’’ tegasnya.


Pewarta: M Izzul Mutho

Editor: Izzul Mutho

Artikel Terkait