Tangerang Selatan, NU Online Banten
Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Teroris (FKPT) Banten KH Amas Tadjuddin mengatakan, tugas FKPT berupaya mencegah paham radikalisme dan terorisme dengan berkoordinasi dan berkolaborasi dengan semua pihak. ’’Seperti kedatangan FKPT Banten ke Pulau Tunda. Kami datang bukan berarti ada radikalisme dan terorisme, akan tetapi dalam upaya pencegahan dini,’’ ujar pria yang juga sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten itu saat sosialisasi pencegahan radikalisme teroris di Pulau Tunda, Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, Kamis (23/5/2024).
Baca Juga
Teroris, Beragama Tanpa Agama
Kiai Amas menjelaskan, perlu dipahami bahwa sasaran kelompok radikalisme adalah dengan cara mengacaukan pemikiran dan slogan kembali kepada Al-Qur'an dan hadist.’’Serta mengafirkan jika tidak sepaham dengan kelompoknya,’’ imbuh kiai yang mengenakan baju lengan panjang warna putih dipadu sarung putih dan peci hitam itu.
Kegiatan bertema Masyarakat Pulau Tunda Beragama Kuat Maju dan Berwawasan Kebangsaan tersebut menghadirkan di antaranya Kepala Bidang Penelitian FKPT Banten Endang Saeful Anwar sebagai narasumber. Dia mengatakan, masalah keagamaan yang berkembang di Banten begitu sangat dinamis dan terbuka. ’’Dalam Islam memandang agama itu ada yang sifatnya tetap (tsabitan) tidak berubah seperti rukun islam dan rukun iman. Juga seperti meyakini tidak ada nabi setelah Nabi Muhammad saw karena beliau adalah nabi terakhir yang Allah swt turunkan dalam menyampaikan risalah. Kalau ada yang mengaku nabi zaman sekarang jangan dipercaya, dan itu masalah pokok yang tidak ada perdebatan,’’ jelasnya.
Selain itu, ada furuiyyah seperti tata cara shalat dan sikap sesama manusia menghargai selama masih ada dalil dalil. ’’Ini akan mencegah radikalisme, dengan toleransi,’’ ujarnya seperti dalam rilis yang diterima NUOB, Jumat (24/5/2024).
Sedangkan narasumber lainnya, Agus Hendarwan dari Kesbangpol Banten, mengatakan, radikalisme dapat dicegah dengan cara mencintai tanah air. ’’Pengembangan wawasan kebangsaan harus cinta tanah air serta belajar sejarah Indonesia, mematuhi perundang-undangan, melaksanakan upacara 17 Agustus, serta mencintai lingkungan mengidentifikasi orang- orang asing dengan melaporkan ke Babinsa atau Binmas,’’ tambahnya.
Sedangkan Kepala Desa Wargasara Hasyim mengapresiasi kegiatan yang di antaranya dihadiri Kepala Bidang Informasi Komunikasi Publik Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian (KominfoSP) Pemkab Lebak Sehabudin tersebut. ’’Masyatakat Wargasara menyambut dengan antusias serta harapan ke depan kegiatan seperti ini terus berlanjut karena masyarakat harus tetap diberikan pembinaaan,’’ ungkapnya. (*)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Sosial
2
Khutbah Jumat: Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Dzulhijjah
3
Apa Itu Digdaya Kepengurusan yang Diluncurkan PBNU?
4
Kelola NU dengan Efektif dan Efisien, PBNU Luncurkan Digdaya Kepengurusan
5
Ini Kiat Cegah Bahaya Inses, Pendidikan Seksual Usia Dini dan Nilai Agama Jadi Kunci
6
Ini Salapan Khidmat NU Kabupaten Tangerang untuk Hadapi Tantangan Zaman
Terkini
Lihat Semua