Banten Raya

Idul Fitri Itu Kembali kepada Kesucian, Rayakan dengan Penuh Syukur-Kesederhanaan

Ahad, 30 Maret 2025 | 18:00 WIB

Idul Fitri Itu Kembali kepada Kesucian, Rayakan dengan Penuh Syukur-Kesederhanaan

KH Dedi Mahfudin dan KH Muhamad Qustulani saat menghadiri Konferwil V PWNU Banten di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 2. (Foto: NU Online Banten)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Tangerang H Dedi Mahfudin mengatakan, Idul Fitri mempunyai makna kembali kepada kesucian. Ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 183, dan hasil akhirnya adalah menjadi orang yang bertakwa.

 

“Kini, tinggal bagaimana puasa kita, apakah sesuai fiqih, tasawuf? Setelah selesai puasa maqomnya sampai pada orang-orang yang bertakwa, karena puasa sejatinya merupakan kawah candradimuka-nya orang Islam untuk mengubah lahiriyah dan batiniyah manusia,” tuturnya saat dihubungi NU Online Banten, Ahad (30/3/2025).

 

Di bagian lain, pria yang pernah menakhodai Kantor Kementerian Agama Tangerang Selatan itu juga mengimbau warga, khususnya NU di Kota Tangerang, menyemarakkan malam Idul Fitri dengan mengumandangkan takbir. ’’Di tempatnya masing-masing. Baik di masjid, mushala, maupun majelis taklim secara tertib dan baik. Pengeras suara diatur. Agar khusyuk dan nyaman saat bertakbir, jaga ketertiban, kebersihan juga kesehatan,” pesan untuk warga NU Kota Tangerang.

 

Terpisah, Sekretaris PCNU Kabupaten Tangerang H Muhamad Qustulani mengatakan, Idul Fitri bukan sekadar hari kemenangan setelah menjalani ibadah puasa, tetapi juga momentum refleksi untuk kembali kepada fitrah kesucian jiwa dan hati yang bersih.

 

“Dalam konteks sosial dan kebangsaan, Idul Fitri mengingatkan kita akan pentingnya memperkuat ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah. Bagi warga NU khususnya, Idul Fitri kali ini harus menjadi ajang mempererat tali silaturahim, memperkuat solidaritas umat, serta membangun komitmen kebangsaan yang lebih kokoh,” imbuh ketua STISNU Tangerang itu dihubungi NUOB, Ahad (30/3/2025).

 

Selain itu, dalam dinamika kehidupan berbangsa, Idul Fitri juga menjadi momen untuk menguatkan kepedulian terhadap sesama, terutama bagi mereka yang kurang beruntung. Kembali kepada fitrah berarti membangun kembali kesadaran kolektif akan pentingnya keadilan sosial, keseimbangan ekonomi, dan persatuan dalam keberagaman.

 

Dirinya juga berpesan untuk warga NU agar menjadikan takbiran sebagai syiar Islam yang damai, menguatkan tradisi silaturahmi dan rekonsiliasi sosial, menjaga kesucian hari raya, dan mengawal persatuan serta kebangsaan.

 

’’Jangan sampai euforia Lebaran mengaburkan semangat ukhuwah dan tanggung jawab sosial kita. Mari kita rayakan Idul Fitri ini dengan penuh syukur, kesederhanaan, dan semangat berbagi. Semoga Allah menerima seluruh amal ibadah kita selama Ramadhan dan memberikan keberkahan dalam kehidupan kita ke depan,” pungkasnya sembari mengucapkan taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum, minal aidin wal faizin. (Singgih Aji Purnomo)