Khutbah

Khutbah Jumat: Memberantas Kebodohan

Jumat, 8 September 2023 | 08:30 WIB

Khutbah Jumat: Memberantas Kebodohan

Ilustrasi belajar kitab kuning. (NUO)

Khutbah I

الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ،

وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَه لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ،

اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِه وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن أَمَّا بَعْدُ،

عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا


Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Pertama sekali marilah kita bersyukur ke hadirat Allah yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih bisa melaksanakan Shalat Jumat di masjid yang mulia ini.


Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad yang telah membimbing kita menuju dunia yang terang dan jelas, yaitu addinul Islam. Semoga kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.


Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Selaku khatib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga kita selau dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Nya Amin.


Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Nabi Muhammad sudah memerintahkan agar umat Islam belajar dan belajar. Semangat ini mestinya menjadi semangat kita bersama sebagai Muslim agar bisa menjadi satu masyarakat yang berilmu tinggi dan pandai mengamalkannya sehingga akan menjadi lebih baik dan sukses dalam menjalani kehidupan ini. Di sisi lain Allahpun menyukai orang-orang yang berilmu sehingga kita akan dicintai Allah. Sebagaiman firman-Nya:


 

يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ


’’…Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (QS Mujalah: 11)


Kemudian apa yang harus dilakukan dalam rangka memberantas kebodohan. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, di antaranya adalah:

 


Pertama, niat kuat menuntut ilmu

Bahwa menuntut ilmu itu sebuah kebutuhan bahkan kewajiban bagi setiap orang Islam atau orang yang berkeinginan memiliki ilmu. Untuk menjadi orang yang pintar atau jauh meninggalkan kebodohan, dibutuhkan niat dan semangat untuk menuntut ilmu. Semangat dan niat yang kuat sangat dibutuhkan agar pada suatu waktu ada penurunan semangat, ia tidak kalah dan tidak putus asa dalam menuntut ilmu.


Islam mengajarkan kepada umatnya agar senang menuntut ilmu, sehingga menjadi orang berilmu yang dapat mengamalkan ilmu. Pepatah mengatakan, dengan cinta hidup menjadi indah. Dengan ilmu hidup menjadi mudah. Dengan agama hidup menjadi terarah. Dengan peapatah ini semestinya kita akan lebih senang dan semangat untuk menimba ilmu dimana pun ada kesempatan dan peluang yang sesuai harapan.


Rasulullah SAW sejak sekitar 15 abad yang lalu bukan hanya menganjurkan, tapi mewajibkan kepada umat Islam untuk belajar dan mencari ilmu agar menjadi orang yang pandai dan berilmu, sebagaimana sabda-Nya:


 

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

 


"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim." (HR Ibnu Majah No 224)

 


Kedua, perbanyak membaca buku

Buku adalah jendela dunia. Siapa yang sering dan senang membaca buku berarti dia akan banyak mengetahui tentang dunia. Untuk menguasai dunia sangat penting untuk banyak membaca buku, tanpa membaca buku maka dia sulit untuk menguasai dunia.


Islam sangat menganjurkan umatnya untuk banyak membaca. Bukan hanya membaca buku, akan tetapi membaca apa yang bisa dibaca yang merupakan ilmu dan pengetahuan yang banyak mengandung manfaat. Sudah 15 abad yang lalu, Islam sudah mendorong dan menganjurkan umatnya untuk banyak membaca buku di setiap kesempatan. Hal ini berarti Islam sangat mendukung umatnya untuk menjadi orang pintar dan orang berilmu yang tentunya senang mengamalkan ilmu. Allah berfirman:


 

إقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ, خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِنْ عَلَقٍ ,إقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ ,ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ ,عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ


’’Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan; Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah; bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah; Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam.’’ (QS al-‘Alaq: 1-5)

 


Ketiga, sering bertemu dan berkumpul dengan orang saleh dan pintar

Dalam kehidupan, ada di antar seseorang yang diberikan kemampuan mendapatkan ilmu lebih cepat dan lebih banyak dalam pembelajarannya. Di sisi lain ada yang sebaliknya. Jika kita ingin lebih banyak mendapatkan ilmu yang manfaat dan cepat, banyaklah kita mendekat dan membersamai orang berilmu atau para ulama yang saleh dalam waktu yang panjang agar kita bisa menyerap ilmu dari mereka. Sehingga kita pun akan mendapatkan ilmu yang tidak berbeda jauh dengan mereka atas keuletan dan semangat kita untuk berguru dengan mereka.


Islam menganjurkan kepada umatnya agar senang dan bergaul serta berguru kepada para ulama atau orang berilmu yang saleh agar bisa menajadi seperti mereka dan meneruskan perjuangannya seperti para ulama-ulama terdahulu. Jadi membersamai mereka menjadi sangat penting dan sesungguhnya diperintahkan Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya:


 

يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ


’’Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allâh, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur).” (QS at-Taubah, 9:119)

 


Keempat, senang menerima kritik dan saran

Sebagai seseorang yang ingin mendapatkan ilmu yang banyak, maka bisa jadi akan mengalami kritikan. Jika kritikan pedas diterima dengan ikhlas lalu dicerna dan boleh jadi disikapi dengan baik serta diwujudkan respon positifnya, maka akan semakin kuat mentalnya dan akan semakin berilmu serta semakin dalam sehingga akan mendorong kita untuk belajar, berpikir dan bertindak yang lebih baik dan lebih banyak lagi. Allah berfirman:


 

وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ


’’Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (QS adz-Dzariyaat [51]: 55)

 


Allah juga berfirman:


 

وَالْعَصْرِ.إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ . إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ .


”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya tetap di atas kesabaran.” (QS al-’Ashr [103]: 1-3)

 


Kelima, meninggalkan aktivitas yang tidak berguna

Dalam kehidupan ini, sering terjadi orang yang senang mengumbar nafsu lawwamah, sehingga senang melakukan perbuatan yang terlarang atau setidaknya melakukan hal-hal yang kurang atau tidak manfaatnya. Oleh karena itu, sebaiknya jika mau berbuat sesuatu, harus memperhitungkan manfaat dan mudarat, memperhatikan kebaikan dan keburukan.


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Nabi bersabda:


 

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ


Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (HR Tirmidzi No 2317, Ibnu Majah No 3976)

 


Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Demikian khutbah yang singkat ini, semoga Allah memudahkan dan memberi kekuatan serta semangat kepada kita untuk bisa melakukan usaha maksimal dan tawakal yang total, sehingga kita mendapatkan ampunan dan rahmat serta kasih sayang Allah. Amin.


 

بَارَكَ اللَّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَه اِنَّه هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ.

 


Khutbah II


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأصَلِّيْ وَأسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِه وَأَصْحَابِه أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَه لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِه وِأَصْحَابِه وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.


أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَه يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.


اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ


 عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

H Ahmad Misbah, Ketua LDNU Tangerang Selatan