• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Sabtu, 27 April 2024

Khutbah

Khutbah Jumat: Menjaga Pahala Puasa

Khutbah Jumat: Menjaga Pahala Puasa
Ilustrasi. (Foto: NU Online)
Ilustrasi. (Foto: NU Online)

Khutbah 1
‎ 

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ
‏ اَلْحَمْدُ ِللهِ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرًا مُبَارَكًا، وَفَرَضَ عَلَيْنَا الصِّيَامَ لِأَجْلِ التَّقْوٰى. أَشْهَدُ أَنْ لَاۧ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ ‏لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ‎ . ‎اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مَحَمَّدِ نِ‎ ‎الْمُجْتَبٰى، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَهْلِ ‏التُّقٰى وَالْوَفٰى. أَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى. فَقَالَ اللهُ تَعَالٰى ‏فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ : أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ يَاۤأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءٰمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ ‏الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
‎ 

Hadirin yang dimuliakan Allah
‎ 

Pertama sekali marilah kita bersyukur kepada Allah, atas nikmat yang begitu banyak ‎dari Allah. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita ‎Nabi Besar Muhammad. Yang telah membimbing kita dari alam kegelapan ke alam ‎terang benderang. Dari alam kekufuran ke alam ketauhidan yang benar. Semoga kita ‎selalu mencintanya dan selalu bershalawat kepadanya sehingga beliau ridha ‎menjadikan kita sebagai umatnya, amin.‎
‎ 

Hadirin yang dimuliakan Allah
Selaku khotib sangat mengingatkan kepada jamaah sekalian dan diri kami sendiri, ‎marilah kita tingkatkan iman kita kepada Allah. Dengan berusaha menjalankan segala ‎perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Semoga Allah selalu membimbing kita ‎serta memberi kekuatan, sehitgga kita tetap berada dalam keimanan dan ketaqwaan ‎keadaNya, amin.‎
‎ 

Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Rukun Islam yang keempat adalah puasa. Sebagaimana rukun-rukun Islam lainnya, ‎seperti ikrar dua kalimat syahadat, mengerjakan shalat, mengeluakan zakat, ‎menunaikan haji, jika puasa ditunaikan sesuai dengan ketentuan yang dikehendaki ‎Allah, maka akan menghasilkan fungsi pendidikan diri. Dengan berpuasa, seorang ‎Muslim berarti tengah membiasakan diri untuk menjalani berbagai akhlak utama ‎yang berpondasikan ketakwaan kepada Allah.‎

‎ 
Ibadah puasa adalah ibadah yang telah dipilih oleh Allah, Tuhan semesta alam, ‎sebagai milik-Nya. Sebab, orang yang berpuasa itu tidak melakukan sesuatu, ‎melainkan hanya meninggalkan syahwatnya (kesenangan nafsunya). Dengan puasa, ‎ia meninggalkan hal-hal yang dicintainya, semata hanya karena cintanya kepada ‎Allah.‎

‎ 
Kata puasa yang dipergunakan untuk menyebutkan arti dari al-shaum dalam rukun ‎Islam keempat ini dalam bahasa Arab disebut shoum, shiyam yang berarti puasa. ‎Menurut L. Mardiwarsito dalam bahasa kawi disebut “upawasa” yang berarti ‎berpuasa. Dalam bahasa Arab dan Al-Qur’an, puasa disebut shaum atau shiyam yang ‎berarti menahan diri dari sesuatu dan meninggalkan sesuatu atau mengendalikan diri. ‎

‎ 
Adapun ending dari berpuasa adalah agar manusia bisa menjadi lebih baik dan lebih ‎terangkat derajat sehingga disebut sebagai orang yang bertakwa atau muttaqin. ‎Sebagaimana firman Allah:‎
‎ 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ‏

‎ 
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa ‎sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. ‎Al-Baqarah/2: 183)‎

‎ 
Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Ketika kaum muslimin melakukan ibadah puasa Ramadhan dan puasa lainnya, ada ‎satu harapan yang diinginkan yaitu mendapat ridha Allah atau pun keinginan ‎mendapatkan pahala. Puasa Ramadhan yang dilakukan dengan harapan besarnya ‎memperoleh pahala yang banyak. Pahala yang diperoleh ketika sudah berpuasa ‎berpeluang untuk terhapus atau rusak sama sekali sehingga menjaga keutuhan ‎pahala menjadi penting untuk dilakukan. Apa yang harus dilakukan ketika kita ingin ‎menjaga pahala puasa kita? Ada beberapa hal yang bisa dihindari:‎
 


Pertama, melakukan kebohongan
Lidah tidak bertulang. Ini adalah istilah yang konotasinya seseorang gampang ‎mengucapkan sesuatu yang pada gilirannya sampai pada titik bohong. Semua orang ‎bisa berbuat bohong karena sangat mudah dilakukan. ‎

‎ 
Kenapa manusia berani berbuat bohong? Tentunya ada alasan-alasan yang dimiliki. ‎Boleh jadi untuk menutupi kesalahan besar yang pernah dilakukan, mengambil atau ‎mendapat keuntungan besar dari kebohongan yang dilakukan, membela saudara ‎atau orang lain yang dituduh berbuat salah, dan lain sebagainya.‎

‎ 
Allah melarang orang berbuat bohong, bahkan menganggap orang yang bohong ‎dikategorikan orang yang tidak beriman. Allah berfirman:‎
‎ 

اِنَّمَا يَفْتَرِى الْكَذِبَ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِۚ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْكٰذِبُوْن

‎ 
‘’Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang yang tidak ‎beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah pembohong.’’ (QS. An-Nahl: ‎‎105)‎
‎ 

Maka dari itu, puasa tidak hanya sebatas menahan rasa lapar, haus, dan amarah, ‎melainkan juga menahan diri dari dosa-dosa lainnya, seperti berbohong ini.‎
‎ 

Kedua, suka mengadu domba
Di dalam agama Islam, namimah atau tindakan mengadu domba memang haram ‎hukumnya. Mengadu domba atau namimah sangat mungkin bisa menimbulkan ‎permusuhan dan perpecahan, yang pada gilirannya akan memutuskan tali ‎persaudaran dan kekeluargaan. Sungguh berbahaya sikap adu domba jika dilakukan ‎oleh seseorang, apa pun alasannya. Untuk itu tinggalkan jauh-jauh, jangan sampai ‎kita melakukan adu domba. Hal ini sesuai dengan firman Allah:‎
‎ 

وَلَا تُطِعۡ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِيۡنٍۙ‏ ١٠ هَمَّازٍ مَّشَّآءٍۢ بِنَمِيۡمٍۙ‏ ١١‏

‎ 
‎”Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina yang ‎banyak mencela, yang ke sana ke mari menghambur fitnah.” (QS. Al Qalam : 10-11).‎
‎ 

Juga disampaikan dalam Surat al-Hujurat ayat 6‎
‎“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa ‎suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu ‎musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan ‎kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS Al-Hujurat: 6)‎
‎ 

Ketiga, suka ghibah
Ghibah atau mencari dan membicarakan kesalahan kesalahan orang lain merupakan ‎perkara yang diharamkan oleh Allah untuk seluruh Muslim. Perilaku ghibah dapat ‎menimbulakn permusuhan, perpecahan dan ketidakbaikan lainnya. Semakin banyak ‎berbuat ghibah, maka kemungkinan menimbulkan masalah yang negatif akan ‎semakin besar. Hal ini akan menjadikan rusaknya pahala bagi orang yang sedang ‎berpuasa. Allah berfirman:‎
‎ 

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اجۡتَنِبُوۡا كَثِيۡرًا مِّنَ الظَّنِّ اِنَّ بَعۡضَ الظَّنِّ اِثۡمٌ‌ۖ وَّلَا تَجَسَّسُوۡا وَلَا يَغۡتَبْ بَّعۡضُكُمۡ بَعۡضًا‌ؕ اَ ‏يُحِبُّ اَحَدُكُمۡ اَنۡ يَّاۡكُلَ لَحۡمَ اَخِيۡهِ مَيۡتًا فَكَرِهۡتُمُوۡهُ‌ؕ وَاتَّقُوا اللّٰهَ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيۡمٌ

‎ 
‎“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak prasangka. Sesungguhnya ‎sebagian prasangka itu dosa. Janganlah kamu mencari kesalahan orang lain dan ‎jangan di antara kalian menggunjing sebagian yang lain. Apakah di antara kalian ‎suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? tentu kalian akan merasa jijik. ‎Bertakwalah kalian pada Allah, sesungguhnya Allah Mahapenerima taubat dan ‎Mahapenyayang.” (QS Al-Hujurat : 12)‎
‎ 

Keempat, memandang dengan penuh syahwat
Memandang dengan syahwat (nafsu) bisa menghilangkan pahala puasa karena ‎sejatinya dapat mengarahkan ke perbuatan zina. Selain itu, menjaga pandangan ‎selama Ramadhan juga merupakan bentuk menjaga kehormatan dan ‎menghindarkan diri dari khalwat. Secara harfiah, khalwat diartikan sebagai tindakan ‎berduaan dengan lawan jenis di tempat yang sepi. Dalam hadits riwayat Tirmidzi, ‎Rasulullah pernah berkata bahwa apabila perempuan dan laki-laki berduaan di ‎tempat sepi, maka yang ketiga di antara mereka adalah setan. Khalwat ditakutkan ‎akan menjerumuskan ke dosa yang lebih besar seperti zina.‎
‎ 

لَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا ‏

‎ 
‎“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang ‎keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al-Isra 17:32)‎
‎ 

Demikian khutbah yang singkat ini, semoga kita tidak:‎
‎1.‎    Melakukan kebohongan
‎2.‎    Mengadu domba
‎3.‎    Suka Berghibah
‎4.‎    Memandang dengan penuh syahwat
‎ 

Sehingga Allah ridha dengan puasa kita dan tetap memberi pahala dari puasa kita, ‎amin amin ya Robbal “Aalamiin
‎ 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الكَرِيْمِ، وَنَفَعْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، أَقُوْلُ هَذَا القَوْلَ وَأَسْتَغْفِرُ ‏اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ
‎ 

Khutbah II
‎ 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ ذِيْ العَرْشِ المَجِيْدِ، الفَعَّالُ لِمَا يُرِيْدُ، أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ، وَمَا يَلْفِظُ مِنْ ‏قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، هُوَ أَقْرَبُ إِلَى عَبْدِهِ مِنْ حَبْلِ الوَرِيْدِ، ‏وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ نَاشِرُ أَعْلَامِ التَوْحِيْدِ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ ‏وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ مِنْ صَالِحِ العَبِيْدِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا‎. ‎أَمَّا بَعْدُ‎ , ‎فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! ‏أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى‎. ‎إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ‏صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً‎,‎‏ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، ‏إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ‎. ‎وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ ‏مَجِيْدٌ‎.‎‏ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ‎.‎‏ ‏اللهم افتح بيننا وبين قومنا بالحق وأنت خير الفاتحين‎.‎‏ اللهم إنا نسألك علما نافعا ورزقا طيبا وعملا متقبلا رَبَّنَا ‏آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وَمَنْ ‏تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن‎.‎‏ وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
‎ 

KH Ahmad Misbah, Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Tangerang Selatan


Khutbah Terbaru