Arfan Effendi
Penulis
Niat adalah perkara paling fundamental dalam setiap ibadah. Para ulama sepakat bahwa niat merupakan syarat sah (rukun) ibadah, termasuk puasa. Perlu diketahui, niat adalah amalan hati untuk melakukan suatu ibadah. Oleh karenanya, boleh diucapkan bersuara maupun hanya dalam hati saja.
Pada puasa Ramadhan, niat harus dilakukan setiap malam menurut madzhab Syafi'i. Namun, ketika ada kesibukan atau aktivitas tertentu seringkali membuat masyarakat lupa untuk niat puasa pada malam hari.
Mengantisipasi hal tersebut, para ulama menganjurkan niat puasa satu bulan penuh di malam pertama Ramadhan. Hal ini ditujukan apabila suatu hari seseorang lupa untuk niat, maka puasanya tetap sah karena dicukupkan dengan niat satu bulan penuh tersebut dengan mengikuti (taqlid) pada madzhab Maliki.
Imam al-Qulyubi menjelaskan:
Baca Juga
Apakah Tes Swab Membatalkan Puasa?
وَيُنْدَبُ أَنْ يَنْوِيَ أَوَّلَ لَيْلَةٍ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ أَوْ صَوْمَ رَمَضَانَ كُلَّهُ لِيَنْفَعَهُ تَقْلِيدُ الْإِمَامِ مَالِكٍ فِي يَوْمٍ نَسِيَ النِّيَّةَ فِيهِ مَثَلًا لِأَنَّهَا عِنْدَهُ تَكْفِي لِجَمِيعِ الشَّهْرِ
“Disunahkan pada malam pertama bulan Ramadhan untuk niat berpuasa sebulan penuh untuk mengambil memanfaatkan pendapat Imam Malik pada suatu hari yang lupa untuk berniat di dalamnya. Karena beliau menganggap niat tersebut mencukupi bila lupa niat pada malam-malam berikutnya di semua malam Ramadhan.” (Hasyiyah Al-Qulyubi, II/66)
Imam Qulyubi menguraikan, hal yang perlu diperhatikan, niat satu bulan penuh tersebut hanya sebatas antisipasi apabila lupa tidak niat puasa. Sehingga untuk setiap malamnya tetap diwajibkan niat seperti biasa, sebagaimana pendapat madzhab Syafi’i.
Bacaan niat puasa Ramadhan sebulan penuh ditujukan untuk menunjukkan keseriusan dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Baca Juga
Ketentuan Puasa Ramadhan
Adapun niat puasa Ramadhan untuk sebulan penuh adalah sebagai berikut.
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma jami'i syahri ramadhani hadzihis sanati taqlidan lil imami Malik fardhan lillahi ta'ala
Artinya, “Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah."
Hal tersebut dijelaskan dalam kitab Sabil al-Huda karya KH Ahmad Idris Marzuq, salah seorang ulama Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.
Kiai Idris mendasari pandangannya itu dengan bertaqlid pada Madzhab Maliki yang membolehkan sekali niat puasa untuk sebulan penuh Ramadhan. Taqlid ini juga disebutkan dalam niat tersebut.
Sebagaimana diketahui, Madzhab Maliki berpandangan bahwa puasa selama sebulan Ramadhan bisa dianggap sebagai sebuah satu kesatuan ibadah. Dengan begitu, satu kali niat untuk satu bulan penuh puasa Ramadhan sudah dianggap cukup.
Meski begitu, Kiai Idris menekankan bahwa niat puasa untuk sebulan hanya bentuk antisipasi. Niat puasa Ramadhan seperti pada umumnya juga harus tetap dibaca setiap malam. Wallahu 'alam Bisshawab.
Terpopuler
1
Khofifah Ketum Dewan Pembina, Arifah Ketua PP Muslimat NU 2025-2030
2
Kabur Aja Dulu atau Stay Aja Upgrade Dirimu
3
Cetak Kader Terbaik, PCNU Kota Tangerang Gelar PD PKPNU Angkatan Ketiga
4
Puncak Harlah, PCNU Tangsel Gelar Istighotsah, Apel, hingga Kirab
5
Kongres XVIII Muslimat NU Ditutup, Berharap Terus Jauh Lebih Berkembang
6
Terima SK dari PBNU, Cerminkan Empat Hal, Berikut Pengurus Idarah Aliyah JATMAN 2025-2030
Terkini
Lihat Semua