Disaksikan Para Huffadz Dan Sami'in Majelis Semaan Al-Qur’an dan Dzikrul Ghofilin “Mantab”, Gadis ini Mantap Masuk Islam
Senin, 25 Januari 2021 | 17:33 WIB

Priskila Indah Saptorini (Berkacamata, Bermasker Putih) sesaat mengucapkan dua kaliamt Syahadah (Foto: Istimewa)
Ari Hardi
Penulis
Parung, NU Online Banten-- Rutinan Majelis Semaan Al-Qur'an “Mantab” pada sabtu 23 Januari lalu menjadi lebih istimewa, hal ini dikarnakan pada rutinan semaan Qur'an kali ini para jamaah semaan Qur'an menyaksikan bertambahnya saudara seiman dan seislam. (23/1)
Priskila Indah Saptorini memantapkan dirinya untuk masuk Islam. Gadis kelahiran Jakarta 12 Juli 1998 ini merupakan lulusan ITENAS Bandung. Yang bertempat tinggal di Rawa Buntu, Tangerang Selatan, Banten.
Dirinya menceritakan bahwa keinginan masuk Islam sudah pada tahun 2019 lalu, namun dirinya belum menemukan penuntun untuk bersyahadat. Ia menceritakan pengalaman yang membuat dirinya tertarik dengan Islam adalah ketika dirinya menginap di rumah temanya, dan kemudian ikut shalat dan belajar agama Islam dengan temanya.
KH Nurkholis Abdul Aziz selaku pembimbing syahadat sebelumnya menanyakan kepada Priskila motivasi ingin memeluk Islam.
“Mengapa Anda sangat tertarik dengan agama Islam, dalam Islam sendiri sama sekali tidak ada paksaan. Dalam hal ini, apakah ada paksaan dari pihak lain, sehingga Anda ingin menjadi mualaf?”. tanya KH Nurkholis Abdul Aziz Nurkholis sesepuh dan Pembimbing Sema’an Mantab dan Dzikrul Ghofilin wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Dengan tegas penuh keyakinan Priskila menjelaskan motivasinya masuk Islam dan kemantapan dirinya menjalankan hidup dengan beragama Islam. Dengan tanpa paksaan, karena dirinya sudah meminta izin dari kedua orang tuanya.
“Ketertarikan dan belajar agama Islam sudah sekitar 4 tahun, saya juga mendapat pengalaman banyak dari teman-teman tentang Islam. Saya mendapat kedamaian hati ada di agama Islam. Saya kira, Islamlah yang dapat menyelamatkan diri kita,” tegas Priskila
Para jamaah yang menyaksikan, mari kita doakan mbak Priskila ini setelah membaca kalimat syahadat tambah mantap Islamnya, berusaha untuk belajar mempelajari Islam dengan baik sehingga menjadi generasi Islam yang agamis, yang ikut bersama-sama berjuang dan mencapai Islam ya'lū wa lā yu'lā alaih. Pinta KH Nurkholis Abdul Aziz kepada para jamaah.
“Perlu diketahui bahwa setelah mengucapkan syahadat ini ada kewajiban yang harus dilaksanakan salah satunya adalah shalat lima waktu dilakukan dengan sebaik-baiknya, berakhlakul karimah, dan lain sebagainya. Upaya untuk belajar lebih baik lagi, di sini banyak orang-orang mumpuni yang dapat membimbing. Bisa belajar kepada KH M. Mustofa dan Nyai Hj Lilik Ummi Kaltsum atau kepada santri-santrinya.” Tutup KH Nurkholis Abdul Aziz
Sebelumnya, Katib Syuriah PBNU KH Nurul Yaqin Ishaq memberikan penjelasan sedikit bahwa keluarga dekat nabi yang sampai akhir hayatnya masih banyak yang belum mendapat hidayah iman. Nabi sendiri tidak dapat memberikan hidayah iman sekalipun itu keluarganya sendiri. Karena hidayah itu datangnya dari Allah. “Innaka lā tahdī man aḥbabta wa lākinnallāha yahdī may yasyā’.” Jelas Kiai Nurul Yaqin Ishaq
“Pada hari ini, kita saksikan saudari kita yang bernama Priskila Indah Saptorini dengan mantap masuk Islam. Seyogyanya ananda yang mendapat hidayah dari Allah SWT untuk menjadi hambanya yang beriman, insya Allah ini akan menjadi kunci menuju surganya Allah,” ungkap Katib Syuriah PBNU KH Nurul Yaqin Ishaq yang kemudian prosesi tuntunan syahadat diserahkan KH Nurkholis Abdul Aziz.
Para Huffadz dan Sami'in Sami'at Jama’ah Majelis Semaan Al-Qur’an dan Dzikrul Ghofilin “Mantab” Wilayah Jakarta dan sekitarnya dilaksanakan di Pondok Pesantren Padepokan Ngasah Roso Ayatirrahman, Jl. Tulang Kuning RT. 07 RW. 06 Desa Waru, Kecamatan Parung Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Yang dikomandani oleh Bapak Widodo Prihartono yang akrab disapa Tony Widodo.
Kemudian acara ditutup dengan doa yang dibacakan KH Sufyan Tsauri Al-Hafidz dan KH Ahmad Muhammad Mamba’ul Huda. Huffadz Majelis Majelis Semaan Al-Qur’an dan Dzikrul Ghofilin “Mantab”.
Turut menyaksikan prosesi pembacaan dua kalimat syahadat KH M Mustofa Abd Ghofur (Pengasuh Pesantren Ayatirrahman), KH Nurul Yaqin Ishaq (Katib Syuriah PBNU), KH Ahmad Muhammad Mamba’ul Huda (Cucu KH Ahmad Siddiq), KH Sufyan Tsauri Al-Hafidz, KH Ahmad Husnul Hakim (Direktur Lingkar Studi Al-Qur’an [eLSiQ]), Kolonel Sus Budiharto,
Hadir pula beberapa pemangku di Kementerian Agama RI (KEMENAG RI) Doktor Imam Syafe’i, (Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kemanag RI), H Mastuki (Kepala Pusat Registrasi dan Sertifikasi Halal Kementerian Agama RI), Doktor Ali Nurdin (Warek III Institut PTIQ Jakarta), serta para tokoh lain, santriwan-santriwati penghafal alquran, dan Jama’ah Majelis Semaan “mantab”.
Kegiatan ini tetap berlangsung khidmat dengan tetap mengindahkan larangan terkait imbauan pemerintah untuk pencegahan Covid-19 yang salah satunya agar tetap mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.
Kontributor : M. Najib Tsauri
Editor: Ari Hardi
Terkini
Lihat Semua