Inkubasi Beasiswa PBNU-Maroko Selesai, Selanjutnya Tahap Muqabalah
Kamis, 15 Agustus 2024 | 16:31 WIB
Jakarta, NU Online Banten
Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah menyelesaikan program inkubasi beasiswa PBNU-Maroko yang dijadwalkan berlangsung selama satu bulan, 15 Juli-15 Agustus 2024. Acara penutupan diadakan di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur dan dihadiri langsung oleh Ketua PBNU H Ulil Abshar Abdalla, Ketua RMI PBNU KH Hodri Ariev, dan Ketua Yayasan Ponpes Bahrul Ulum KH M Wafiyul Ahdi.
Penanggung Jawab beasiswa PBNU-Maroko 2024 Muhammad Iqbal mengatakan, program yang bertujuan sebagai upgrading potensi intelektual santri ini diikuti oleh 47 peserta.“Penutupan inkubasi beasiswa PBNU-Maroko di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur. Peserta yang ikut hadir semua dari 47 orang,” kata Iqbal kepada NU Online, Rabu (14/8/2024).
Sebanyak 47 peserta terpilih dari berbagai pesantren yang tergabung dalam jaringan NU itu telah mengikuti serangkaian seleksi sebelum pada akhirnya mengikuti program pelatihan intensif oleh RMI PBNU. Selanjutnya, para peserta yang telah menyelesaikan program inkubasi ini akan melanjutkan tahap muqabalah dari Wizaratul Awqof Kerajaan Maroko atau Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Islam.
Tahap ini merupakan akhir dari proses seleksi sebelum para peserta akhirnya dinyatakan lolos sebagai penerima beasiswa PBNU-Maroko 2024.“Muqabalah perkiraan awal September,” katanya, dilansir NU Online.
Iqbal menyebut bahwa Ketua RMI PBNU KH Hodri Arief dalam sambutannya menyampaikan pesan kepada 47 peserta inkubasi agar selalu menjaga tradisi pesantren selama kelak belajar di Negeri Matahari Terbenam itu. “Santri yang berangkat ke Maroko harus tetap mengakar pada tradisi pesantren dan menjadikan kiai sebagai sumber referensi,” jelasnya.
Sedangkan Ketua PBNU Gus Ulil—sapaan karib H Ulil Abshar Abdalla-- menekankan pentingnya menggali keilmuan di Maroko sebagai sumber khazanah baru, terutama dalam mempelajari sejumlah mazhab dalam fiqih. “Di Maroko, mazhab yang dominan adalah Maliki. Oleh karena itu, para peserta diharapkan mampu memanfaatkan kesempatan ini untuk memperdalam ilmu fiqih serta mempelajari kitab-kita yang relevan,” terang dia.
Lebih lanjut, Gus Ulil mendorong para peserta untuk menguasai bahasa Darija yang merupakan bahasa asli Maroko sebagai modal penting dalam diplomasi di masa mendatang. “Bahasa Darija akan menjadi modal penting bagi para peserta yang kelak mungkin menjadi diplomat NU sehingga mereka mampu berkomunikasi secara efektif dalam bahasa Arab Maroko,” ujar pengasuh Ghazalia College itu. (Nuriel Shiami Indiraphasa)
Terpopuler
1
Kabar Duka, Pengasuh Pesantren Krapyak Nyai Hj Durroh Nafisah Wafat
2
Ketua Terpilih PW Pergunu Banten 2025-2030 Ingin Para Guru NU Berkualitas
3
Bina Karakter Remaja, LKKNU Lebak Agendakan Turun ke Desa
4
Coffee Morning dan Bersih-Bersih Masjid Sudah, Kini MWCNU Serut Siap Gelar PD-PKPNU Lagi
5
Ketua PCNU Lebak: Peserta PD-PKPNU Harus Masuk ke NU secara Total
6
Sekretaris PWNU Banten: Kader NU Harus Menjadi Katalis Global
Terkini
Lihat Semua