• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Sabtu, 20 April 2024

Nasional

Satu Abad NU

Optimistis Makin Banyak Nahdliyin di Bidang Sains dan Teknologi

Optimistis Makin Banyak Nahdliyin di Bidang Sains dan Teknologi
Ketua PCNU Tangerang Selatan H Abdullah Mas’ud bersama Profesor Atik Bintoro (kanan). (Foto: Dokumen PCNU Tangsel)
Ketua PCNU Tangerang Selatan H Abdullah Mas’ud bersama Profesor Atik Bintoro (kanan). (Foto: Dokumen PCNU Tangsel)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Usia satu abad Nahdlatul Ulama (NU) merupakan momentum penting. Mengingat, hampir tidak ada organisasi keagamaan dan kemasyarakatan sebesar NU yang bisa tambah hebat dan pengikutnya semakin banyak. Demikian disampaikan Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Profesor Atik Bintoro.’’Menapaki abad kedua adalah momentum. Saat ini NU makin banyak jamaahnya dan makin keren,'' ujar ahli peneliti utama Bidang Desain Kendaraan Ruang Angkasa, Misil, dan Satelit Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kepada NU Online Banten, Minggu (22/1/2023).

Pria yang sudah 34 tahun bekerja di institusi yang kini bernama BRIN tersebut optimistis sumber daya Nadliyin di bidang sains  dan teknologi. Menurutnya, keilmuan di kalangan warga NU bukan barang yang baru. Mempelajari ilmu dari kitab kuning seperti Jurumiyah dan lainnya merupakan sesuatu yang biasa.’’Itu makanan sehari-hari di pondok pesantren. Nah, tinggal fokusnya ditambah ilmu tentang sains dan teknologi. Tapi, tanpa meninggalkan ciri khas ilmu pesantren yang telah diterapkan sejak dulu. Ini untuk memperkuat bidang sains dan teknologi,’’ terang profesor yang saat dihubungi masih dalam perjalanan pulang dari Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, itu.

Selain itu, lanjutnya, beberapa kali bertemu dengan diaspora di luar negeri, termasuk di Eropa, menguatkan keyakinannya. ’’Di antara mereka tidak hanya orang Indonesia, tapi Nahdliyin, warga NU. Ada yang di Airbus. Seperti Mas Gery yang di PCINU (Pengurus Cabang Istimewa NU) Jerman. Ada juga Kiai Baktiar Hasan, rais Syuriyah PCINU Belgia  yang konsen soal kanker. Jadi yang lainnya tinggal belajar. Juga  ke depan, tinggal silaturahim dipersering, apa melalui sosial media atau yang lain agar tambah kuat. Orang NU itu kan yang penting ikut kiai,’’ terang profesor yang bersama rombongan habis silaturahim dengan para kiai dan menghadiri 100 tahun haul Pangeran Diponegoro tersebut.

Oleh karena itu, satu abad NU dapat digunakan sebagai tonggak peningkatan ukhuwah, sehingga banyak hal bisa dilakukan dengan sinergi dan kolaborasi. ’’Sebagai Nahdliyin, tentu berharap bisa bersama-sama menjadi santrinya Mbah Hasyim (Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU, Red),’’ imbuhnya.

Dengan peningkatan ukhuwah, banyak yang dapat dilakukan oleh NU. Melindungi warga NU dengan amaliyah an Nahdliyah. ’’Lebih peduli kesejahteraan warga NU, mencerdaskan dengan keilmuan yang dikembangkan di pesantren. Sains dan teknologi yang belum banyak digarap warga NU, lebih difokuskan lagi. Tak hanya konteks ke-Indonesiaan. NU juga bisa berperan di tingkat global, seperti mengusulkan sesuatu di forum atau institusi dunia. Ini tentu sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing,’’ terang Atik yang berdinas sejak 1989 itu.

Pewarta: Mutho Masyhadi


Nasional Terbaru