• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Sabtu, 20 April 2024

Nasional

Abad Kedua, Ujian Kemampuan Nahdliyin

Abad Kedua, Ujian Kemampuan Nahdliyin
KH Mun'im DZ saat temu kader penggerak NU di halaman Graha Aswaja NU Tangerang Selatan, Minggu (8/1/2023) malam. (Foto: Dokumen PCNU Tangsel For NU Online Banten)
KH Mun'im DZ saat temu kader penggerak NU di halaman Graha Aswaja NU Tangerang Selatan, Minggu (8/1/2023) malam. (Foto: Dokumen PCNU Tangsel For NU Online Banten)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Menyongsong satu abad Nahdlatul Ulama (NU) para kader penggerak NU harus menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Sebab, tantangan yang dihadapi tidak ringan. Demikian ditegaskan oleh mantan Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar NU KH Mun’im DZ saat temu kader penggerak NU di Halaman Graha Aswaja NU Tangerang Selatan, Minggu (8/1/2023) malam.

’’Jadi kita sudah mewarisi NU-nya Mbah Hasyim (Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU), 100 tahun.  Itu NU-nya Mbah Hasyim. Kita tidak punya kontribusi apa-apa. Kita paling bantu-bantu dikit, ada kaderisasi,’’ ujar kiai yang sudah malang melintang sebagai instruktur Pendidikan Kader Penggerak NU itu.

Mengenakan baju lengan panjang motif hitam dan kuning dipadu kain yang dililitkan di leher, Kiai Mun’im menegaskan bahwa Hadratusyekh KH Hasyim Asya’ari dan para pendiri NU lainnya berhasil mendirikan NU bertahan hingga 100 tahun. Mereka sukses membawa NU dan berkontribusi besar menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).’’Sukses bawa 100 tahun. Tidak semua organisasi besar bisa hidup panjang. Ini NU tambah besar,’’ ujarnya sembari menyebut beberapa organisasi yang dulu sangat hidup dan dikenal tapi sekarang hanya tinggal namanya.

Oleh karena itu, dia meminta, warga NU mensyukurinya. ’’NU berkembang. Berarti orang NU hebat. Eksistensi dipertahankan dari dulu. Tapi ini bukan karya kita, karya Mbah Hasyim. Karya kita nanti ke depan, NU pada 2026, yang akan datang. Ini kalau kita mau meneruskan perjuangan Mbah Hayim, ya ke depan ini,’’ terangnya.

Sementara ke depan tidak ringan, tantangannya berat. Sekarang saja menghadapi krisis ekonomi, moral, politik, militer, dan sebagainya. Itu terjadi. ’’Belum lama ini muncul kekuatan Amerika Serikat. Kekuatannya di Timur Tengah, sudah selesai misinya di Syria (Suriah) dan Afgansitan, mau dipindahin ke nusantara. Mereka bikin pangkalan laut senjata nuklir di Australia dan bikin persekutuan militer, setelah itu bikin persekutuan militer di Asia Tenggara. Maka Indonesia nanti akan jadi kancah pertempuran. Ini terjadi perang di Ukraina. Perang di sini ditunda. Kita bersyukur kepada Allah. Doa-doa ulama, Indonesia diselamatkan. Baca Shalawat Asygil, Tibbil Qulub, Nariyah,dan sebagainya. Doa-doa itu yang menyelamatkan kita,’’ ungkapnya.

Nah, makanya, masuk abad kedua tidak gampang. ’’Mbah Hasyim selalu menyampaikan, berbondong-bondonglah kalian masuk ke NU sebagai pintu penyelamat. Luruskan barisan dan dan kuatkan,’’ kutipnya.

Di sinilah, lanjutnya, pentingnya kaderisasi NU untuk memerkuat barisan. ’’NU besar, tapi barisannya lemah. Itu yang coba kita konsolidasi lebih dari 12 tahun. Mengonsolidasi kekuatan NU itu amanatnya Mbah Hasyim. Memang tidak mudah.  Sudah lama dilemahkan, coba dibangkitkan.  Alhamdulillah bangkit di mana-mana, termasuk Tangsel ada indikator kebangkitan itu. Sudah punya kantor di sini dan di pusat pertokoan,’’ pujinya.

Penataan organsisasi, lanjutnya, merupakan suatu keniscayaan. ’’Menghidupkan banom (badan otonom) sangat prioritas menghadapi dakwah di era milenial. Dan abad ke-2 pada 2026 nanti itu baru NU kita. Diuji nanti kemampuan kita,’’ tambahnya.

Waktu yang tersisa menuju satu abad NU, hendaknya digunakan dengan maksimal dan optimal. Sebab, mengacu versi hijriyah satu abad NU memang tahun ini. Tapi jika menggunakan masehi, masih 2026 nanti. ‘’Kita masih ada waktu 3 tahun lagi. Mengejar ketertinggalan kita, 2026 puncak yang harus kita persiapkan. Masuk era baru, persiapannya, ya sekarang ini. Semoga bergerak meski kecil-kecil, rintisan, tapi arahnya ke sana,’’ ucapnya.

Dia juga berpesan, masuk era politik 2024, NU hendaknya solid. ’’Jangan  sampai kocar-kacir hanya karena pemilu. Itu tujuan antara kita, bukan tujuan akhir. Itu wasilah, jangan sampai merusak NU menciptakan negara yang adil makmur. Saya harap sudah dewasa dengan NU yang tertata semua,’’ pintanya.

Pewarta: Mutho Masyhadi


Nasional Terbaru