Nasional

Respons MLB, Ini Kata Ketum PBNU

Rabu, 25 Desember 2024 | 23:12 WIB

Respons MLB, Ini Kata Ketum PBNU

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat Pembukaan Muskerwil IV PWNU Jakarta di Hotel Bumi Gumati, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/12/2024). (Foto: TVNU/Miftah)

Jakarta, NU Online Banten

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf merespons mereka yang menginginkan Muktamar Luar Biasa (MLB) NU. Menurut pria yang disapa Gus Yahya itu, mereka tidak punya landasan menyelenggarakan MLB NU sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) NU. Di dalam AD/ART NU, lanjutnya, dinyatakan bahwa MLB diterima kalau diusulkan lebih dari 50 persen pengurus wilayah (PW) dan pengurus cabang (PC). Kalaupun diterima, pelaksana MLB adalah PBNU.



Meski demikian, Gus Yahya mengaku tidak punya perasaan negatif kepada orang-orang yang mendesak adanya MLB NU itu, karena mereka adalah warga NU juga. “Saya mengerti mereka itu merengek soal apa, itu saya ngerti, karena ini juga ekses dari strategi yang kita jalankan, yaitu strategi konsolidasi ini,” ungkapnya saat menghadiri Pembukaan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) Ke-4 Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jakarta di Hotel Bumi Gumati, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/12/2024).


Gus Yahya juga mengatakan, sekelompok orang yang hendak menggelar MLB NU itu menyebut PBNU melakukan kesalahan, tetapi mereka tidak bisa menyebutkannya. “Pernah mereka sebut apa kesalahannya PBNU? Pernah, enggak? Enggak pernah dengar. Mereka enggak bisa sebutkan. Kenapa? Karena memang enggak ada,” imbuhnya, dilansir NU Online.



Ditambahkan, mereka yang menggulirkan isu MLB mengatakan, ada beberapa PWNU dan PCNU yang ikut, tetapi mereka tidak bisa menyebutkan PWNU dan PCNU dari mana, karena memang tidak ada. Mereka juga mengatakan, ada sejumlah kiai yang ikut dalam gerakan MLB NU ini, tetapi tidak menyebut siapa sosok kiai itu. “Kenapa? Karena enggak ada. Tiba-tiba ada Rusli Ahmad yang mendadak dikasih label KH. Ya kalau sampean tanya ke orang Riau, ketawa semua orang,” selorohnya.


Isu MLB NU ini, imbuhnya, merupakan di antara konsekuensi-konsekuensi yang dihadapi dalam menggulirkan agenda-agenda PBNU yang membuat tidak nyaman beberapa pihak, yang membuat beberapa pihak menjadi sulit bergerak semaunya atas nama NU. PBNU, dalam kurun sekitar tiga tahun ini, membuat lebih dari 20 Peraturan Perkumpulan (Perkum) dan Peraturan PBNU yang mengatur berbagai hal terkait tata kelola organisasi, pengaderan, hingga agenda organisasi.


Sebelumnya, di depan pengurus NU se-Jakarta Gus Yahya menjelaskan tentang konsolidasi tata kelola yang digulirkan PBNU. Konsolidasi itu, salah satunya, memiliki tujuan agar mengeliminasi kesempatan-kesempatan orang menyalahgunakan NU. “Jangan sampai NU ini disalahgunakan untuk sesuatu yang diklaim atas nama NU, tapi jatuhnya untuk pribadi-pribadi, ini jangan sampai,” tegasnya.



Terpisah, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang, Jawa Timur, KH Fahmi Amrullah Hadziq (Gus Fahmi) juga merespons gerakan MLB NU.  Ia mengingatkan semua pihak agar menahan diri agar tidak membuat Nahdliyin di akar rumput menjadi bingung. "Harapan saya, hendaknya menahan diri, jangan sampai justru karena tingkah polah kita, umat menjadi bingung," kata Gus Fahmi kepada NU Online, Senin (23/12/2024). 


Ia menegaskan, Nahdlatul Ulama merupakan jam'iyyah atau perkumpulan yang dimiliki oleh seluruh Nahdliyin, sehingga gerakan MLB NU itu justru akan memecah belah umat.  "Saya yakin sebenarnya inilah kalau NU itu dibawa diseret ke ranah politik. Saya tidak berani mengatakan ini ada yang menunggangi, tapi ketika NU dibawa atau diseret ke ranah politik, inilah yang terjadi," tegas cicit Pendiri NU Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari itu. 


Gus Fahmi menegaskan, ketika seseorang menjadi pengurus NU, maka harus ikhlas. Bahkan, ketika tidak menjadi pengurus juga tetap harus ikhlas. Ia menduga, orang-orang yang terlibat di MLB NU itu adalah mereka yang tidak ikhlas karena tidak menjadi bagian dari jam'iyyah NU. 


Ia meminta semua pihak di balik gerakan MLB NU itu untuk bersabar menunggu agenda muktamar yang resmi, pada akhir 2026 atau awal 2027 mendatang. "Nah nanti, silakan yang ingin jadi pengurus bertarung di muktamar yang resmi," ujarnya.  Menurutnya, menjadi pengurus NU dari hasil Muktamar yang resmi akan membuat hati menjadi tenang. Sebaliknya, jika melakukan cara-cara yang tidak resmi justru akan membuat hati tak tenang.


Sebagai cicit KH Hasyim Asy'ari, ia mengaku sedih dan prihatin terhadap gerakan MLB NU ini. Ia juga menilai, cucu atau dzuriyat KH Wahab Chasbullah juga sedih lantaran antarketurunan para pendiri NU seolah-olah berebut "berkat". "Jadi sebaiknya kita bersabar, nanti monggo di muktamar yang akan datang, yang insyaallah dua tahun lagi ini diadakan, silakan bertarung, mempersiapkan diri baik-baik," katanya.  (Ahmad Naufa)