• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Senin, 20 Mei 2024

Nasional

Usai Bom Makassar, PP FKDMI Ajak Masyarakat Bersama-Sama Memerangi Semua "Akar" Kekerasan Dan Terorisme

Usai Bom Makassar, PP FKDMI Ajak Masyarakat Bersama-Sama Memerangi Semua "Akar" Kekerasan Dan Terorisme
(Foto: Arsip PP FKDMI)
(Foto: Arsip PP FKDMI)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Disaat kebanyakan umat Islam bersiap menyambt malam nisfu Sya’ban, umat islam dan bangsa Indonesia dikejutkan dengan ledakan bom bunuh diri di depan Greja Katedral Makassar, Ahad (28/3) siang. Dan bersamaan pula bangsa Indonesia masih berperang melawan pandemi Covid 19.

 

Kejadian ini menjadi perhatian banyak orang. Pengurus Pusat Forum Komunikasi Da'i Muda Indonesia (PP FKDMI) mengutuk bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Selanjutnya mengajak semua pihak untuk menjadikan radikalisme dan terorisme sebagai musuh bersama.

 

"Kami menyampaikan secara terbuka bahwa kami mengutuk bom bunuh diri yang terjadi di Kota Makassar. Siapa pun pelaku dan tergetnya, apapun alasan dan motifnya, bom bunuh diri itu tidak bisa dibenarkan dan perbuatan  terkutuk," kata Farhan Jamil, Sekretaris Jendral (Sekjend) PP FKDMI, Senin (29/3).

 

Melakukan bom bunuh diri, kata Farhan Jamil, sangat terkutuk. Apalagi dilakukan pada waktu Nisfu Sya'ban, menjelang Ramadan, dengan menarget rumah ibadah, dan bertujuan menghilangkan nyawa rakyat sipil.

 

Peledakan bom seperti itu, kata Farhan Jamil, jelas merupakan perusakan. Bukan hanya fisik bangunan, tapi juga merusak perdamaian, dunia, hubungan antar manusia, bahkan kehidupan manusia itu sendiri. Padahal dalam Surat Al-Qashas: 77 disebutkan "Dan Allah membenci mereka yang melakukan kerusakan".

 

"Karenanya sekali lagi, siapa pun pelakunya, siapapun tergetnya, dan apapun motifnya, kami mengutuk kejadian bom bunuh diri di Kota Anging Mammiri (Makassar)," tandasnya.

 

Farhan Jamil mengajak semua pihak untuk menahan diri dari finger pointing (melempar tuduhan) kepada agama dan kelompok agama tertentu. Sebab, belajar dari kejadian-kejadian di dunia, bahwa kekerasan dan terorisme bisa dilakukan oleh dan menarget siapa saja.

 

"Terorisme tidak mengenal batas-batas agama. Karena sesungguhnya terorisme memang tidak mengenal agama, atau mungkin ini adalah hasil dari pemahaman keagamaan yang salah." katanya.

 

"Saya juga mengajak kita semua untuk menjadikan radikalisme dan terorisme sebagai musuh bersama kemanusiaan kita. Sekaligus bersama-sama memerangi semua "akar" kekerasan dan terorisme, termasuk ketidak adilan yang masih mendominasi dunia kita. Semoga Allah menjaga kita semua. Amin," katanya.

 

Editor: Ari Hardi
 


Editor:

Nasional Terbaru