
Diskusi buku Fikih Kepemimpinan Politik Perempuan: Sejarah, Hukum, dan Tantangan Masa Depan Partisipasi Politik Perempuan di Outlier Cafe & Studio, Apartment City Light, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (25/10/2024). (Foto: NUOB/Iffah)
Tangerang Selatan, NU Online Banten
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid mengatakan, fakta sejarah menunjukkan, perempuan pernah berburu sekitar 9 ribu tahun lalu sebagai bukti bahwa perempuan tidak lemah. "Pembagian peran gender seperti itu tidak relevan, Islam hadir untuk memberikan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki," ujarnya yang hadir secara online dalam diskusi buku Fikih Kepemimpinan Politik Perempuan: Sejarah, Hukum, dan Tantangan Masa Depan Partisipasi Politik Perempuan.
Pada kegiatan di Outlier Cafe & Studio, Apartment City Light, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (25/10/2024) itu, Usman yang didapuk sebagai keynote speaker menyoroti aspek historis dan biologis dari kepemimpinan perempuan. Diskusi yang digelar Islamic.co dan Rumah KitaB juga menghadirkan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Solidaritas Indonesia DKI Jakarta, Dekan FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dzuriyatun Toyibah, dan Jamauddin Mohammad dari Rumah KitaB.
"Banyak yang beranggapan bahwa perempuan Muslim hanya berperan di dalam rumah. Padahal, sejarah Islam menunjukkan peran perempuan di ruang publik, seperti Khadijah yang menjadi penanggung jawab ekonomi keluarga," jelas Jamaluddin.
Sedangkan Dzuriyatun menyampaikan, banyak mahasiswa berprestasi di UIN Jakarta adalah perempuan. "Kita perlu memperjuangkan kesetaraan ini, perempuan perlu berjuang, tetapi perjuangan mereka sering dianggap negatif atau terlalu ambisius," katanya.
Dan sebagai penutup, Elva mengatakan, perempuan di politik tidak hanya memiliki hak untuk memilih, tetapi juga memiliki hak untuk dipilih."Perempuan tidak boleh menyerah dalam memperjuangkan keterlibatan bermakna di dunia politik,’’ imbuhnya di depan puluhan hadirin. (CK-1Ts)
ADVERTISEMENT BY OPTAD
ADVERTISEMENT BY ANYMIND