Tangerang Selatan, NU Online Banten
Makanan Lebaran yang aman harus tetap mempertimbangkan keseimbangan gizi dan kesehatan pencernaan. “Makanan yang disajikan pada hari Lebaran sebaiknya tidak terlalu berat atau berisiko bagi tubuh setelah sebulan berpuasa. Kita bisa mengatur jumlah porsi makanan sesuai pedoman gizi seimbang, “isi piringku,” kata Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Bidang Penyakit Dalam Hari Hendarto saat dihubungi NU Online Banten melalui saluran percakapan di aplikasi perpesanan, Rabu (26/3/2025).
Pedoman isi piringku, lanjutnya, juga memuat ajakan untuk mengonsumsi 8 gelas air setiap hari, melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari, dan mencuci tangan dengan air juga sabun sebelum dan setelah makan.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Selain itu, katanya, silaturahim saat Lebaran bisa menjadi momen yang menyehatkan untuk lebih aktif bergerak sehingga meningkatkan pembakaran kalori seperti berjalan kaki menuju rumah kerabat yang tidak terlalu jauh atau sengaja memarkir kendaraan agak jauh. “Silaturahim akan meningkatkan senyum dan tawa yang bisa merangsang produksi hormon endorfin, hormon yang menimbulkan perasaan bahagia,” tegasnya.
Agar tubuh aman dan sehat, ada baiknya juga menghindari makanan yang dapat mengganggu pencernaan. Seperti makanan berminyak dan berlemak tinggi, makanan pedas, makanan manis berlebihan, dan makanan yang mengandung gas tinggi.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Dia mewanti-wanti agar tidak makan dalam porsi yang berlebihan. Ada baiknya makan makanan yang seimbang. Makan yang kaya serat, perhatikan porsi makan, dan membatasi makanan manis dan makanan ringan.
“Yang tak kalah penting menjaga tubuh agar tidak muntah, diare atau gangguan pencernaan lainnya, ada langkah yang jitu jika tubuh bereaksi buruk terhadap makanan. Di antaranya segera berhenti makan, perbanyak minum air putih, hindari makanan berat atau berlemak, dan konsultasi dengan dokter,” pungkas Prof Hari—sapaan akrabnya. (Singgih Aji Purnomo)
ADVERTISEMENT BY OPTAD
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
ADVERTISEMENT BY ANYMIND