Dari 7 Hari Wafatnya Pengasuh Pesantren Kananga KH Tubagus Abdul Hakim, Ngaji dan Santri Jadi Prioritas Utama
Kamis, 14 Agustus 2025 | 11:19 WIB

Para jamaah mengikuti tahlilan 7 hari wafatnya KH Tubagus Abdul Hakim di kediamannya, Pondok Pesantren Kananga, Menes, Pandeglang, Banten, Selasa (12/8/2025) malam. (Foto: NUOB/Yeddy Andriansyah)
Yeddy Andriansyah
Kontributor
Pandeglang, NU Online Banten
Para jamaah hadir di kediaman almarhum KH Tubagus Abdul Hakim bin Abah Tubagus Abdul Mu'thi, Selasa (12/8/2025) malam. Mereka dengan khusyuk mengikuti tahlilan 7 hari wafatnya pengasuh Pondok Pesantren Kananga di Kampung Kananga, RT 01/04, Desa Kananga, Menes, Pandeglang, Banten. Tasbih, tahmid, shalawat, dan dzikir lainnya dilantunkan mulai selepas Isya’. Doa pun dipanjatkan.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pandeglang Enci Zarkasih menyampaikan rasa duka sekaligus penghormatan kepada rais syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten masa khidmat 2018-2023 dan dua periode sebelumnya.’’Beliau adalah guru dan orang tua kami yang sudah lebih dahulu meninggalkan dunia. Kurang lebih dua ribu jamaah hadir mengikuti pengajian di Pondok Pesantren Kananga, Menes,” ujarnya.
Menurutnya, Kiai Hakim yang juga pernah masuk jajaran struktur syuriyah PCNU Pandeglang, adalah sosok ulama yang tawadhu, bijak dalam menyikapi perbedaan, dan selalu memberikan ilmu pada setiap pengajian Kamisan. ’’Kami sebagai santrinya mendapatkan amanah untuk melanjutkan perjuangan beliau, khususnya dalam pengelolaan Nahdlatul Ulama Kabupaten Pandeglang,’’ katanya.
Sedangkan Muhammad Ayong Sya’roni dari Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Majelis Mudzakaroh Muhtadi Cidahu Banten (M3CB) bersyukur dapat hadir.’’Alhamdulillah, di malam ketujuh tahlil al-maghfurlah guru kita semua, bisa ikut mendoakan Abah Kesepuhan. Semoga keberkahannya bisa kita rasakan,” ujar pengasuh Pondok Pesantren Daarul Abror Quran yang memimpin doa malam itu.
Di matanya, almarhum adalah sosok yang luar biasa dan menjadi suri teladan. ’’Semangatnya dan keistikamahannya dalam memperjuangkan agama, khususnya dalam mengaji dan mensyiarkan agama, menjadi contoh yang harus diteruskan,” ucapnya.
Ahmad Nur Kholid, menantu almarhum, menceritakan, Kiai Hakim adalah ulama yang sangat alim, tawadhu, dan berpegang teguh pada ilmu. Tradisi pengajian yang dibangun di PCNU Pandeglang dan PWNU Banten di antaranya.
’’Komitmennya terhadap pendidikan serta pembinaan santri tetap menjadi prioritas utama hingga akhir hayatnya. Abah Hakim adalah ulama yang selalu menekankan pentingnya pengajian Kamisan. Bahkan ketika menghadiri acara tingkat Muktamar NU, beliau tetap pulang demi mengikuti pengajian, karena ilmu dan pembinaan santri adalah prioritas utama,” ungkapnya.
Tubagus Ahmad Ulfi, putra Kiai Hakim yang juga pemimpin Yayasan Pesantren Kananga, menambahkan, baginya Kiai Hakim bukan hanya sekadar ayah. ’’Tapi benar-benar memberikan pelajaran yang sangat berharga. Contohnya semua jabatan di Nahdlatul Ulama atau di MUI (Majelis Ulama Indonesia), selalu dipastikan tidak pernah aji mumpung Terlebih pembangunan Pesantren Kananga, tidak pernah,” tegasnya.
Dia mengaku sebenarnya sungkan menceritakan kebaikan Kiai Hakim. Namun, untuk menjadi inspirasi, terpaksa disampaikan. ’’Sosok yang sangat disiplin dan konsisten dalam membina Pondok Pesantren Kananga. Selalu menekankan pentingnya melanjutkan tradisi pengajian. Juga menanamkan nilai keilmuan serta amanah kepada para santri, agar pesantren tetap menjadi pusat pendidikan Islam,’’ pungkasnya.
Terpopuler
1
JATMAN Banten Gelar Pengajian Bulanan, Membaca Tiga Kitab
2
Ini Keunikan Sepak Bola Sarungan MWCNU Cipondoh
3
Jaga Aswaja melalui Pelestarian Warisan Budaya Luhur Bangsa
4
MWCNU Malingping Dorong Dakwah Aswaja melalui Ruqyah
5
Dorong Kader Kopri Bangun Ekosistem Inklusif, Progresif, dan Berdaya Saing Global
6
Lomba Agustusan? Perhatikan Kaidah Berikut Ini supaya Terhindar dari Judi
Terkini
Lihat Semua