Banten Raya

Ini Keunikan Sepak Bola Sarungan MWCNU Cipondoh

Senin, 11 Agustus 2025 | 09:27 WIB

Ini Keunikan Sepak Bola Sarungan MWCNU Cipondoh

Peserta kegiatan lomba Sepak Bola Sarungan yang diselenggarakan oleh MWCNU Cipondoh berbaris di Lapangan RW 05 Cipondoh Makmur. (Foto: Arfan Effendi)

Kota Tangerang, NU Online Banten

Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Cipondoh menghelat perlombaan Sepak Bola Sarungan dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-80. Suara sorak dan tawa pecah di Lapangan RW 05 Cipondoh Makmur. Bukan karena gol spektakuler atau dribel ala pemain profesional, melainkan karena ada yang terjatuh gara-gara sarungnya melilit kaki sendiri, Cipondoh, Kota Tangerang, Ahad (10/8/2025).

 

Itulah suasana Sepak Bola Sarungan yang digelar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Cipondoh. Kegiatan ini digelar dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-80.

 

Ketua MWCNU Cipondoh, Ahmad Nadzir menyampaikan, pertandingan unik ini diikuti oleh seluruh ranting, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ansor, dan pengurus MWC NU Cipondoh. 

 

“Tujuan diadakan acara ini adalah selain lucu-lucuan, membangun kekompakan melalui olahraga yaitu sepak bola,” ujar Ketua MWCNU Cipondoh Ahmad Nadzir, sambil tersenyum melihat pemain mencoba berlari cepat dengan sarung ketat.

 

Meski keseharian mereka kental dengan aktivitas religius, kata Nadzir, sedari ngaji, tahlilan hingga kegiatan sosial. Nadzir mengungkapkan, gelaran sederhana ini juga dibutuhkan. 

 

“Karena kita tahu selama ini yang kita lakukan tidak luput dari kegiatan keagamaan, seperti ngaji, dzikir, sholawat dan tahlil, sosial, ternyata kita juga butuh hiburan yang murah meriah yaitu sepak bola sarungan,” tambahnya.

 

Nadzir menyampaikan, hadiah pun tak kalah unik. Juara 1 hingga 3 akan membawa pulang masing-masing satu ekor kambing, sementara pemain terunik dan kiper dengan kebobolan terbanyak akan mendapatkan tiga ekor ayam. Kalah banyak gol pun justru pulang membawa hadiah.

 

Di luar hadiah dan gelar juara, yang tersisa dari acara ini kemungkinan besar adalah cerita-cerita lucu, foto-foto penuh tawa, dan kenangan akan permainan sepak bola, bahkan dengan sarung bisa menjadi perekat warga Nahdliyin di Cipondoh.

 

"Acara ini dibuka oleh Camat Cipondoh bapak Marwan, dan pemain pembuka yaitu para lurah se-Kecamatan Cipondoh dan para tokoh agama, masyarakat," pungkas Dosen Manajemen Ekonomi Universitas Pamulang ini. (Arfan Effendi)