Hikmah Menyinergikan Ikhtiar dan Tawakal
Senin, 3 Maret 2025 | 16:40 WIB
Tangerang Selatan, NU Online Banten
Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangerang Selatan Kiai Muhammad Hanifuddin mengatakan, suatu ketika datang seorang sahabat kepada Nabi Muhammad saw dengan membawa untanya.’’Kemudian sahabat tersebut bertanya kepada Rasulullah. Apakah mengikatkan tali untanya kemudian bertawakal kepada Allah atau cukup melepaskan untanya tanpa mengikatkan talinya, lalu cukup bertawakal kepada Allah. Mendengar pertanyaan ini, dengan bijak Nabi menjawab, ikatlah tali untamu kemudian bertawakal kepada Allah,’’ ujarnya saat mengisi Program Ramadhan Karim 1446 H bersama NU Online Banten bertema Ikhtiar dan Tawakal.
Hadits tersebut, lanjutnya, terekam dalam Sunan At-Tirmidzi Riwayat Imam Tirmidzi yang bersumber dari Sayyidina Anas ra. ’’Kisah sederhana tersebut mengandung prinsip yang penting bagi kita umat Rasulullah, yaitu pentingnya menyinergikan, pentingnya menjejalinkan antara iktiar dan tawakal. Antara usaha dan harapan pasrah dengan Allah,’’ ujar santri almaghfurlah KH Ali Mustafa Yakub, pendiri Pondok Pesantren Darus-Sunnah, Ciputat, Tangerang Selatan, itu.
Ditambahkan, dengan mempraktikkan ajaran ini, ada setidaknya dua manfaat yang dapat dipetik. Pertama, ketika suatu waktu usaha gagal, terjatuh, hendaknya tidak mudah down, tidak stres.’’Karena kita yakin bahwa segala sesuatu kita bersandar kepada Allah. Mungkin belum waktunya kesuksesan diberikan kepada kita,’’ imbuh pria asal Sragen, Jawa Tengah, yang juga dosen Pondok Pesantren Darus-Sunnah Ciputat, itu.
Begitu juga yang kedua. Ketika berhasil dengan usaha dan ikhtiar yang dilakukan, tidak mudah sombong diri, tidak mengklaim keberhasilan milik sendiri.’’Tidak. Tetapi kita tetap rendah hati, karena kita yakin Allah ta’ala berada di balik kesuksesan kita semua. Mudah-mudahan kita bisa menerapkan prinsip tersebut,’’ terangnya, dikutip dari akun YouTube NU Online Banten, Ahad (2/3/2025).
Di ujung tausiahnya, Kiai Hanif, mengutip tokoh sufi, Imam Muhammad Sahl bin Abdullah al-Tustari sebagai mana ditulis dalam Risalah Qusyairiyah karya Syekh Abul Qasim Abdul Karim bin Hawazin yang terkenal dengan sebutan Imam Al-Qusyairi yang hidup 89 tahun dalam rentang 376 H (986-987 M) - 465 H (1072-1073 M).’’Tawakal adalah kondisi hati Rasulullah saw, sedangkan kasab, ikhtiar adalah sunah Rasulullah,’’ tutupnya.
Baca Juga
Khutbah Jumat: Meraih Esensi Ramadhan
Sekadar diketahui, saat Ramadhan 1445 H, NU Online Banten menayangkan Ramadhan Bermakna. Pada Ramadhan 1446 H, NU Online Banten (NUOB) menyuguhkan Program Ramadhan Karim 1446 H. Program via audio visual yang bisa diakses di akun media sosial NUOB dan web, itu tayang setiap hari dan dibagikan jelang berbuka puasa. (Mutho)
Â
Terkini
Lihat Semua