Tangerang Selatan, NU Online Banten
Nama KH Abdurrahman Wahid, presiden keempat Republik Indonesia, yang akrab sapa Gus Dur begitu harum. Meski sudah meninggal belasan tahun lalu, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) masa khidmat 1984-1999 itu masih segar dalam ingatan. Apa resepnya? Itu terungkap dalam Haul ke-13 Gus Dur di Graha Aswaja NU Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, Jumat (30/12/2022) malam. ’’Rahasia Gus Dur selalu dikenang lantaran menjalankan tiga metode,’’ ujar Wakil Sekretaris Jenderal PB NU 2010-2015 KH Adnan Anwar.
Baca Juga
Pesona Gus Dur
Instruktur Nasional Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) itu melanjutkan, pertama tazawaru ba'dluhum ba'dlon. ’’Gus Dur meniru ayahandanya gemar sowan ke kiai-kiai dan tokoh se Nusantara, baik mastur maupun masyhur,’’ terangnya.
Kedua, lanjut Kiai Adnan, tawashou bil haq watawashou bisshobr. ’’Gus Dur di manapun dan kepada siapapun semasa hidup menyiarkan kebaikan dan kedamaian dalam bentuk konkret,’’ jelasnya.
Baca Juga
Gus Dur dan Sebuah Kehilangan
Yang terakhir, imbuhnya, taqorrub ilallah menjadi metode Gus Dur. ’’Bahwa di manapun tempat yang dikunjungi hampir tidak pernah absen untuk mampir ziarah makam auliya, sebagai kekasih Allah sebagai media mendekatkan diri kepada Allah,’’ ungkapnya.
Pewarta: Ahmad Jamaludin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Sosial
2
Khutbah Jumat: Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Dzulhijjah
3
Apa Itu Digdaya Kepengurusan yang Diluncurkan PBNU?
4
Kelola NU dengan Efektif dan Efisien, PBNU Luncurkan Digdaya Kepengurusan
5
Ini Kiat Cegah Bahaya Inses, Pendidikan Seksual Usia Dini dan Nilai Agama Jadi Kunci
6
Ini Salapan Khidmat NU Kabupaten Tangerang untuk Hadapi Tantangan Zaman
Terkini
Lihat Semua