• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Jumat, 26 April 2024

Opini

Pesona Gus Dur

Pesona Gus Dur
KH Abdurrahman Wahid. (Foto: NU Online)
KH Abdurrahman Wahid. (Foto: NU Online)

 Terpesona… Aku Terpesona… 

 

Demikian salah satu cuplikan lagu yang tren mengisi reels ataupun audio di status sosial media instagram. Begitu pula tidak sedikit orang terpesona pada Gus Dur sapa akrab dari KH Abdurrahman Wahid. Nilai humanisme (kemanusiaan), intelektualitas, humor, bahkan hingga kini pemikirannya diadopsi oleh Ketua Umum PBNU Gus Yahya Cholil Staquf. 

 

Nilai kemanusiaan yang dibangun oleh Gus Dur bersumber dari pandangan ketauhidan. Manusia adalah makhluk tuhan paling mulia yang dipercaya untuk mengelola dan memakmurkan bumi. Kemanusiaan merupakan cerminan sifat-sifat ketuhanan. 

 

Kemuliaan yang ada dalam diri manusia mengharuskan sikap untuk saling menghargai dan menghormati. Memuliakan manusia berarti memuliakan Penciptanya, demikian juga merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan Tuhan Sang Pencipta. Dengan pandangan inilah, Gus Dur membela kemanusiaan tanpa syarat. 

 

Setidaknya ada beberapa hal humanisme Gus Dur. Pertama, pesan Gus Dur pada Djohan Efendy (sahabat), agar setelah beliau meninggal ingin di makamnya tertulis, “Di sini dimakamkan seorang humanis”. Kedua, pernyataan Gus Dur di Pesantren Ciganjur yang menyatakan, “Agama harus disandingkan dengan kemanusiaan. Jika tidak, ia akan menjadi senjata fundamentalistik yang memberangus kemanusiaan”. 

 

Ketiga, berpegang teguh atas Surah Al-Maidah ayat 32, Waman Ahyaaha fakaannama ahyannaasa jamii’a. Menurut Gus Dur manifestasi nilai kemanusiaan terletak dalam dua hal. Pertama, perlindungan atas Hak Asasi Manusia. Kedua, Pengembangan struktur masyarakat yang adil. 

 

Senyata, Gus Dur juga seorang yang cerdas dari sisi intelektual. Hal ini dapat dilihat dari gelar Doktor Honoris Causa dari berbagai universitas di dunia. Tercatat sekurangnya ada 10 universitas yang memberinya gelar kehormatan. Diantaranya, Universitas Thammasat (Thailand), Asian Institute of Technology (Thailand), Universitas Jawaharial Nehru (India), Universitas Soka Gakkai (Jepang), Universitas Konkuk (Korea Selatan), Universitas Sorbonne (Perancis), Universitas Chulalongkorn (Thailand), Universitas Twente (Belanda), Universitas Netanya (Israel) dan Universitas Sun Moon (Korea Selatan). 

 

Selain seorang Intelektual, Gus Dur juga jago standup comedy dulu dikenal humoris. Terpatri hingga kini kalimat “Gitu Aja Kok Repot!”. Menurut versi Kristiarto kala itu dirinya masih sebagai wakil Dubes di Australia, dulu Gus Dur kerap direpotkan permasalahan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan upaya kita bersama untuk membangun bangsa dan negara ini. 

 

Kristiarto juga menyebut malah direpotkan dengan hal-hal yang justru tidak esensial dan kemudian hal tersebut menimbulkan konflik di antara kita sendiri saat acara diskusi Annual Gus Dur Memorial Lecture 2020: Gus Dur dan Perdamaian Bangsa", yang digelar Sabtu 19 Desember 2020. 

 

Lain halnya dengan Munib Huda Muhammad ajudan yang juga nyantri di Ciganjur sejak awal 1998. Menurut Munib, ungkapan "gitu aja kok repot" sebenarnya sudah sering dilontarkan Gus Dur jauh sebelum menjabat presiden. Sepengetahuannya, Gus Dur kerap memakai istilah itu dalam pidato-pidatonya, ketika bertemu seseorang, atau dalam forum-forum diskusi. 

 

Sepengetahuan Munib, arti ungkapan itu merupakan bentuk kepasrahan tingkat tinggi kepada Allah SWT. "Artinya, emang semua ini yang ngatur kita apa? yang ngatur kan Allah. Jadi ini ungkapan tasawuf yang diyakini betul, makanya enak betul Gus Dur hidupnya, melihat semuanya serba ringan". 

 

Akhir-akhir ini pada acara Haul ke-12 Gus Dur presenter ternama tanah air Najwa Shihab (sapa akrab mba nana) memberikan tertimoni. Pada bait terakhir catatan Mata Najwa yang berbunyi:

Humor menjadi jalan pembebasan

Dari bujuk rayu kuasa yang menjerumuskan

Toh hidup hanya menunda kekalahan

Santai sajalah dengan kekuasaan

Dengan itulah, Gus Dur jadi amat berbobot

Begitu saja kok repot. 

 

Sementara itu, putri Gus Dur , Zanuba Arifah Chafsoh alias Yenny Wahid , menyebut ungkapan itu berasal dari ilmu fikih, yakni dari kosakata arab "Yasir Wa La Tuasir" yang artinya permudah dan jangan dipersulit. 

 

Yenny menyebut ayahnya tidak pernah mempersulit segala urusan. Semua orang yang mengalami kesulitan dan datang ke Gus Dur akan selalu dibantu. Gus Dur tidak pernah memandang latar belakang, suku, ras, agama, dan golongan. 

 

Selanjutnya, menghidupkan Gus Dur juga jadi visi Gus Yahya dalam menahkodai NU. Menghidupkan Gus Dur bermakna menghidupkan kembali kejayaan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Tidak hanya itu, ajudan presiden Gus Dur kala itu yang tidak lain ketua umum PBNU masa khidmat 2021-2026 mengutarakan 2 agenda penting Nahdlatul Ulama menyongsong abad ke-2 yakni kemandirian dan perdamaian dunia.

 

Pesona Gus Dur nyata nampak hingga kini. Tantangannya hari ini menurut penulis adalah bagaimana visi dan pesona Gus Dur dapat dipahami oleh warga NU sedunia agar mampu berkontribusi besar bagi perdamaian dunia dengan cara-cara strategis juga eksis seperti pemikiran Gus Dur yang hingga kini masih hidup. Terakhir lihat paragraf berikutnya!

 

Ahli ilmu tidak pernah mati. Mari hidupkan kembali pesona Gus Dur mulai hari ini!

 

Singgih Aji Purnomo, Wakil Ketua Bidang Kajian dan Riset Lakpesdam NU Jakarta Selatan dan Wakil Ketua NU Care – LAZISNU Kota Tangerang Selatan


Opini Terbaru