• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Rabu, 24 April 2024

Banten Raya

Pergunu Tangsel Bedah Buku Sanad Qur'an dan Tafsir Nusantara

Pergunu Tangsel Bedah Buku Sanad Qur'an dan Tafsir Nusantara
Bedah buku Sanad Qur;an dan Tafsir di Nusantara. (Foto: Istimewa)
Bedah buku Sanad Qur;an dan Tafsir di Nusantara. (Foto: Istimewa)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Pimpinan Cabang (PC) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kota Tangerang Selatan bekerja sama dengan Pustaka Compass mengadakan bedah buku Sanad Qur'an dan Tafsir di Nusantara yang ditulis oleh Zainul Milal Bizawie yang diadakan di Padepokan Aswaja, Ciputat, pada Sabtu (26/03).

 

Penulis buku Sanad Qur'an dan Tafsir di Nusantara Zainul Milal Bizawie, menyampaikan buku ini belum sempurna betul. Namun, bisa membangkitkan pentingnya sanad. Selain itu, dalam buku ini sanad al-Qur'an dan sanad tafsir bisa selaras. 

 

"Kebanyakan orang mengkaji tafsir al-qur'an, namun melupakan sanad al-qur'an para ulama Nusantara." Tutur Zainul Milal.

 

Gus Milal, sapa akrabnya, berharap semoga buku ini, bisa merekatkan antara yang memberikan sanad al-Qur'an dengan sanad tafsir agar bisa selaras dan tidak terjadi kejomplangan. 

 

Juga, agar para penghafal al-Qur'an saat ini, bisa peduli dengan sanadnya, karna akan menjadi thoriqoh. Selain itu, juga ingin memunculkan tokoh-tokoh yang tidak dikenal sebagai pemberi sanad al-Qur'an, seperti Syekh Kholil Bangkalan yang dikenal pemberi sanad. 

 

Lanjut Gus Milal, hal yang paling utama dibangun dalam peradaban Indonesia yaitu bangunan Akhlak. Sebagai buktinya Wali Songo, tidak mempunyai karya tulis, namun telah mewarisi akhlak yang luar biasa.

 

"Kita coba bercermin, di timur tengah ada karya Ibnu Arabi, namun masyarakatnya hancur. Ketika menghormati keilmuan, dengan cara menghargai akhlak terhadap gurunya melalui sanad, maka begitu luar biasa." Terangnya.

 

Kendati begitu, menurut Sobari bin Sutarip, menekankan korelasi antara qiro'at dan tafsir. Yaitu berpengaruh terhadap makna, berpengaruh terhadap hukum, dan tidak berpengaruh terhadap makna. Selain itu, interaksi dengan al-Qur'an yaitu membaca, memahami, mengamalkan, dan berakhlak al-Qur'an. 

 

Dalam pernyataan, Subhan Fadli mengungkapkan, tanpa sanad, kualitas dan otentisitas al-Qur'an, patut dipertanyakan. Selain itu, yang berhak mengajarkan al-Qur'an itu bukan ahli agama, tapi harus ahli al-Qur'an.

 

Lanjutnya, Subhan menuturkan, kesempurnaan di dalam pengajaran yaitu maksimal ilmu agar lebih melekat dan menancap. Dan juga tidaklah metode dakwah yang memiliki silsilah atau sanad bersambung sampai dengan rosul saw masuk ke daerah mana pun yang ada konflik, kecuali menjadi solusi atas konflik tersebut. 

 

Subhan melanjutkan, dalam al Majmu' Syarh yang di ampu oleh Imam al, diterangkan, bahwa tidak boleh mengambil ilmu kecuali dari sosok yang sempurna keahliannya, jelas agamanya, valid pengetahuannya, dan masyhur keterjagaan dan kemuliannya. 

 

"Semoga buku mas Milal bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Arab maupun inggris agar bisa menjadi referensi global di era teknologi." Harap Subhan.


Selain itu, bisa memperbanyak silsilah sanad al-Qur'an yang terputus. Karena di era sekarang, Subhan mengamati, sebagian masyarakat kota menghafal al-qur'an sudah tidak peduli dengan sanad. 


"Indonesia sangat bersyukur ada Gus Milal sebagai intelektual Indonesia, tentang sanad, karena sanad adalah sesuatu yang mahal dan dari sini kita akan mengetahui, kenapa Islam turun di Mekkah, nah dari sinilah pentingnya sanad." Imbuhnya

 

300 tahun setelah Nabi wafat, dalam penulisan sejarah masih menggunakan sanad, jadi semua pendapat dalam kitab at-Thobari, menggunakan sanad. Bahkan itu suatu bentuk umat Islam dalam mentranmisikan penulisan sejarah yang bersanad.

 

Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua PC Pergunu Tangsel, Ali Mutdasir, perwakilan dari PCNU Tangerang Selatan, Abdullah Ubaid Matraji, serta para guru, baik daring maupun luring. Adapun pembanding buku tersebut yaitu, Sobari bin Sutarip dan Subhan Fadli.

 


Kontributor: Saiful Ahyar


Banten Raya Terbaru