• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Jumat, 29 Maret 2024

Keislaman

Tradisi Ziarah Makam Sebelum Bulan Ramadhan, Bolehkah?

Tradisi Ziarah Makam Sebelum Bulan Ramadhan, Bolehkah?
Ilustrasi Ziarah (Foto: NU Online)
Ilustrasi Ziarah (Foto: NU Online)

Jelang bulan Ramadhan. Biasanya, sebagian masyarakat Indonesia melakukan ziarah kubur. Mereka menziarahi dan mendoakan makam orang tua dan keluarga. Tradisi ini begitu melekat dengan masyarakat Indonesia. Serta dikenal dengan sebutan yang berbeda pada setiap daerah. Seperti arwahan, nyekar, kosar, munggahan dan lain sebagainya.

 

Tradisi tersebut begitu kental dengan masyarakat Indonesia. Sehingga sebagian yang tidak melakukannya akan dirasa ada yang kurang dalam menyongsong bulan Ramadhan. Namun, kondisi tersebut begitu berbeda dengan yang ada di berbagai negara. Bagaimanakah hukumnya melakukan ziarah kubur sebelum bulan Ramadhan?

 

Ibnu Hajar al-Haitami dalam kitabnya Fatawa Fiqhiyah al-Kubra (2/24) menyampaikan, bahwa melakukan ziarah kubur pada waktu-waktu tertentu seperti menjelang bulan Ramadhan hukumnya adalah sunnah. 

 

وسئل رضي الله عنه عن زيارة قبور الأولياء فى زمن معين مع الرحلة اليها هل يجوز مع أنه يجتمع عند تلك القبور مفاسد كاختلاط النساء بالرجال وإسراج السرج الكثيرة وغير ذلك فأجاب بقوله زيارة قبور الأولياء قربة مستحبة وكذا الرحلة اليها.

"Beliau (Ibnu Hajar) ditanya tentang berziarah ke makam para wali pada waktu tertentu dengan melakukan perjalanan khusus ke makam mereka. Beliau menjawab, berziarah ke makam para wali adalah ibadah yang disunnahkan. Demikian pula perjalanan ke makam mereka."

 

Mengenai ikmah ziarah kubur, Syekh Nawawi al-Bantani telah menuliskannya dalam Nihayatuz Zain. Dalam keterangannya menziarahi makam kedua orang tua atau salah satunya setiap hari Jum'at, maka Allah SWT mengampuni dosa-dosanya. Dan dia dicatat sebagai anak yang taat dan berbakti kepada orang tuanya.

 

Bahkan, Syekh Nawawi al-Bantani dalam kitab Nihayatuz Zain di keterangan selanjutnya. Menerangkan barangsiapa menziarahi kubur kedua orang tuanya setiap hari Jum'at, pahalanya seperti ibadah haji.

 

Keterangan yang dikatakan Syekh Nawawi al-Bantani dalam kitab Nihayutuz Zain. Juga terdapat dalam beberapa kitab lain, bahkan lengkap dengan urutan perawinya. Seperti yang terdapat dalam al-Mu’jam al-Kabir lit Tabhrani juz 19.

 

   حدثنا محمد بن أحمد أبو النعمان بن شبل البصري, حدثنا أبى, حدثنا عم أبى محمد بن النعمان عن يحي بن العلاء البجلي عن عبد الكريم أبى أمية عن مجاهد عن أبى هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم "من زار قبر أبويه أو احدهما فى كل جمعة غفر له وكتب برا

   

 

"Rasulullah saw bersabda “barang siapa berziarah ke makam kedua orang tuanya atau salah satunya setiap hari jum’at maka Allah mengampuni dosa-dosanya dan dia dicatat sebagai anak yang ta’at dan berbakti kepada kedua orang tuanya."

 

Adapun mengenai pahala haji yang disediakan oleh Allah swt kepada mereka yang menziarahi kubur orang tuanya terdapat dalam kitab Al-Maudhu’at berdasar pada hadits Ibn Umar ra.

 

أنبأنا إسماعيل بن أحمد أنبأنا حمزة أنبأنا أبو أحمد بن عدى حدثنا أحمد بن حفص السعدى حدثنا إبراهيم بن موسى حدثنا خاقان السعدى حدثنا أبو مقاتل السمرقندى عن عبيد الله عن نافع عن ابن عمر قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم " من زار قبر أبيه أو أمه أو عمته أو خالته أو أحد من قراباته كانت له حجة مبرورة, ومن كان زائرا لهم حتى يموت زارت الملائكة قبره

 

"Rasulullah saw bersabda “Barang siapa berziarah ke makam bapak atau ibunya, paman atau bibinya, atau berziarah ke salah satu makam keluarganya, maka pahalanya adalah sebesar haji mabrur. Dan barang siapa yang istiqamah berziarah kubur sampai datang ajalnya maka para malaikat akan selalu menziarahi kuburannya” Akan tetapi tidak demikian hukum ziarah kubur bagi seorang muslimah."

 

Mengingat lemahnya perasaan kaum hawa, maka menziarahi kubur keluarga hukumnya adalah makruh. Karena kelemahan itu akan mempermudah perempuan resah, gelisah, susah hingga menangis di kuburan.

 

Hal itulah yang dikhawatirkan dan dilarang dalam Islam. Seperti yang termaktub dalam kitab I’anatut Thalibin. Sedangkan ziarah seorang muslimah ke makam Rasulullah, para wali dan orang-orang shaleh adalah sunnah.

 

 (قوله فتكره) أي الزيارة لأنها مظنة لطلب بكائهن ورفع أصواتهن لما فيهن من رقة القلب وكثرة الجزع

 

"Dimakruhkan bagi wanita berziarah kubur karena hal tersebut cenderung membantu pada kondisi yang melemahkan hati dan jiwa. Dari keterangan panjang ini, maka tradisi berziarah kubur tetaplah perlu dilestarikan karena tidak bertentangan dengan syariat Islam."

 

Bahkan malah dapat mengingatkan akan kehidupan di akhirat nanti. Apalagi jika dilakukan di akhir bulan Sya’ban. Hal ini merupakan modal yang sangat bagus untuk mempersiapkan diri menyongsong bulan Ramadhan. Wallahu a'lam


Keislaman Terbaru