• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Jumat, 29 Maret 2024

Ubudiyyah

Berikut Ajaran Islam untuk Mengisi Sya’ban

Berikut Ajaran Islam untuk Mengisi Sya’ban
Ilustrasi Bulan Sya'ban. (Foto: NU Online)
Ilustrasi Bulan Sya'ban. (Foto: NU Online)

Tangerang Selatan, NU Online Banten
Sya’ban termasuk bulan spesial. Rais Syuriyah Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Buaran, Serpong, KH M Nurul Irfan menjelaskan, dalam riwayat dijelaskan bahwa keutamaan Sya’ban dibanding bulan-bulan lainnya selain Ramadhan diilustrasikan antara Nabi Muhammad shallallahu ‘alai wa sallam dan para sahabat. 


’’Kedudukannya di hadapan Allah, ya tinggi Rasulullah,’’ ujar anggota Komisi Fatwa MUI Pusat itu kepada NU Online Banten di Serpong, Tangerang Selatan (2/3/2023). Sedangkan keutamaan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya. Sangat jauh. ’’Dibaratkan” Allah dengan hamba.


Dalam Riwayat lain dijelaskan, lanjutnya, kenapa dinamaan Sya’ban? Karena bercabang kebaikan, bermacam-macam kebaikan yang dapat dilakukan pada bulan tersebut. ’’Saking baiknya, ada riwayat yang mengatakan Nabi Muhammad berpuasa pada bulan tersebut,’’ imbuh doktor yang kerap mengunggah kontennya di media sosial itu.


Oleh karena itu, momentum melakukan banyak kebaikan saat Sya’ban tiba. Dianjurkan misalnya memperbanyak istigfar. ’’Semua orang yang beristigfar diampuni, kecuali orang yang mempraktikkan ilmu sihir atau santet. Lalu orang yang percaya paranormal. Orang yang selalu bermusuhan dengan sesama muslim,’’ ungkapnya. 


Selain itu, lanjut anggota Dewan Pakar Lajnah Dakwah Islam Nusantara (Ladisnu) itu, orang yang tidak berhenti mabuk. Termasuk mengonsumsi narkotika. Juga orang yang zina terus menerus. ’’Mengonsumsi riba, durhaka kepada orang tua, dan provokatif; tumbak-cucuan. Mereka baru diampuni setelah taubat dan meninggalkan itu semua,’’ jelasnya.


Di dalam Sya’ban juga ada malam yang terkenal, malam nishfu Sya’ban. Malam 15 Sya’ban. Malam tersebut posisinya di bawah malam lailatul qodar saat Ramadhan. ‘’Melakukan shalat sunnah mutlak, tasbih, taubat, membaca Al-Quran, dzikir, memperbanyak shalawat, pada malam itu, ya tidak apa-apa. Tradisi membawa air, juga tidak masalah,‘’ tegas dosen yang mengajar di UIN Syarif Hidayatullah itu.


Kiai Irfan yang memakai rujukan dari Kitab Durrotun Nasihin, Riyadlus Sholihin, dan Bulugul Marom, itu melanjutkan, dalam suatu riwayat dijelaskan, amal mingguan hamba dilaporkan pada Kamis. Makanya sunnah puasa. ’’Kalau tahunan, dilaporkan pada nishfu Sya’ban. Dan yang pasti, kalau sudah masuk 15 Sya’ban, harus lebih bersiap, karena Ramadhan semakin dekat,’’ pungkasnya.


Pewarta: M Izzul Mutho


Ubudiyyah Terbaru