Khutbah

Khutbah Jumat: Agungnya Akhlak Rasulullah

Kamis, 28 September 2023 | 17:33 WIB

Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ ,اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ وَفَّقَ لِلْخَيْرَاتِ عِبَادَهُ الْأَبْرَارَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مَحَمَّدِ نِ الْمُصْطَفَى الْمُخْتَارْ، وَعَلَى آلِه وَصَحْبِه الْأَخْيَارِ. أَمَّا بَعْد فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! أوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ : أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بسم الله الرحمن الرحيم لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُوْلِ اللهِ أسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللهَ وَالْيَوْمَ اْلأٰخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا


Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Pertama sekali marilah kita bersyukur ke hadirat Allah yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih bisa melaksanakan Shalat Jumat di masjid yang mulia ini.



Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad yang telah membimbing kita menuju dunia yang terang dan jelas, yaitu addinul Islam. Semoga kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.


Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Selaku khatib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga kita selau dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Amin.


Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Saat ini kita berada di bulan Rabiul Awal yang merupakan bulan dilahirkannya Nabi Muhammad SAW. Manusia pilihan Allah untuk menjadi teladan dan pijakan bagi umat Islam dan manusia di muka bumi ini agar dapat memperoleh kebahagiaan dan kenikmatan serta keselamatan dan mengarungi kehidupannya di dunia maupun akhirat. Ucapan perilaku dan sikapnya serta nasihatnya menjadi contoh buat umat Islam dan seluruh manusia dimuka bumi ini. Allah berfirman:


 

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ


Artinya: ’’Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.’’ (QS Al Ahzab ayat 21)


Sebagai umat Islam yang baik akan berusaha menjadi muslim yang dapat mencontoh atau meneladani perilaku yang dalam kehidupan sehari-hari agar menjadi Muslim yang baik dan selalu mendapatkan kebaikan dari yang Maha Baik Allah SWT. Lalu apa dan bagaimana agar kita bisa meneladani Nabi Besar Muhammad SAW, sebagai manusia terbaik pilihan Allah dalam kehidupan kita. Di antaranya:


Pertama, rendah hati dan tidak sombong

Rendah hati merupakan karakter yang sangat penting untuk dimiliki setiap orang terlebih umat Islam, karena sifat ini dapat melahirkan berbagai sikap yang luhur dan menenangkan kehidupan masyarakat. Nabi Muhammad banyak mengajarkan kepada umatnya agar menjauhkan sikap sombong dalam kehidupan sehari-hari.


Allah juga sangat membenci sikap sombong. Nabi Muhammad sebagai nabi pamungkas tetap saja tidak boleh sombong. Rasulullah bersabda tentang kerendahan hati:



عَنْ عُمَرَ بن الخطاب – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى عِيسَى ابْن مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلَام فَإِنَّمَا أَنَا عَبْد، فَقُولوا: عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ


Dari Umar bin Khattab RA, dia berkata: “Rasulullah SAW bersabda, jangan goda aku (juga) karena orang-orang Nasrani menyanjung Isa bin Maryam, karena sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba. Maka sebutlah kamu sekalian hamba Allah dan Rasul-Nya.” (HR Bukhari)


Kedua, pengertian dan pecinta semua

Nabi Muhammad SAW sangat besar cintanya kepada seluruh manusia dan mahluk Allah lainnya. Ini terlihat dari sifat-sifatnya yang sangat mulia. Beliau dikenal dan diakui lemah lembut terhadap para sahabat-sahabatnya. Respons cepat untuk memaafkan jika bersalah dan berusaha memintakan ampun  kepada Allah SWT atas dosa dan kesalahan yang mereka lakukan.



Nabi juga sangat dekat dengan anak-anak, bahkan suatu ketika ada seorang anak yang mengalami kesediahan ketika sedang bermain dengan anak-anak yang lain, Nabi pun mengahampirinya. Lalu bertanya apa gerangan yang membuatmu sedih nak? Tanya Nabi.’’Ayahku meninggal dalam peperangan bersamamu sehingga aku tak memiliki ayah.’’ Nabi pun mersepons apakah engkau mau ‘Aisyah menjadi ibumu alias menjadi anaknya nabi? Disambutklah gembira oleh si anak dan nabipun memberinya makan dan pakaian yang layak sehingga si anak menjadi gembira lantaran menjadi anak angkatnya nabi. 


Di waktu lain ketika Nabi Muhammad SAW sedang berdoa, dia mendengar seorang anak kecil menangis dan menjadi khawatir tentang anak itu. Nabi kemudian mempercepat shalatnya karena mengetahui bahwa ibunya pasti sangat khawatir dengan tangisan putranya.



عن عبدالله ابن أبي قتادة الأنصاري، عن أبيه قال قال رسولُ الله ﷺإنِّي لَأَقُومُ إلى الصَّلَاةِ وأَنَا أُرِيدُ أنْ أُطَوِّلَ فِيهَا، فأسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ، فأتَجَوَّزُ في صَلَاتي كَرَاهيةَ أنْ أشُقَّ علَى أُمِّه


Dari Abu Qatadah Al-Anshari dari ayahnya RA, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku mengerjakan shalat dan berniat melakukannya dalam waktu yang lama. Tetapi aku mendengar seorang anak kecil menangis maka aku mempercepat shalat. Karena aku tahu bahwa ibunya pasti sangat sangat khawatir tentang tangisan putranya.” (HR Bukhari dan Muslim)


Ketiga, selalu berkata benar

Nabi Muhammad SAW ketika mengucapkan perkataan selalu benar, tidak ada kebohongan, baik dalam menyampaikan wahyu yang datang dari Allah SWT maupun benar dalam perkataan yang berhubungan dengan persoalan duniawi. Hal ini karena Nabi Muhammad adalah manusia pilihan Allah yang dijaga dari bohong. Allah berfirman:


 

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِبْرَاهِيمَ ۚ إِنَّه كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا


Artinya: "Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur'an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan, seorang nabi." (QS Maryam: 41)


Keempat, bersikap lemah lembut terhadap sesama

Rasulullah SAW dikenal dik alangan sahabatnya memiliki akhlak yang paling mulia yang dapat dijadikan teladan. Sikap lemah lembut harus berusaha kita tunjukkan kepada siapa  pun dan di manapun berada.


Jika terjadi perundungan atau kedzaliman kepadanya, Nabi tidak membalas dengan hal sama, namun sebaiknya membalas dengan balasan yang lebih baik. Sebagi contoh, ketika nabi berdakwah ke Thaif, Nabi dibalas dengan lemparan batu dan kotoran.  Nabi tidak marah dan membenci mereka walau malaikat sudah gemes. Justru Nabi membalas mereka dengan doa yang indah: “Ampuni mereka, mereka termasuk orang yang tidak mengerti/paham”.

Nabi bersabda:



عن أبي عبد الله الجَدَلِي قال: سألتُ عائشة -رضي الله عنها-، عن خُلُق رسول الله -صلى الله عليه وسلم- فقالت: «لم يكن فاحِشًا ولا مُتَفَحِّشًا ولا صَخَّابًا في الأسواق، ولا يَجْزي بالسيئةِ السيئةَ، ولكن يَعْفو ويَصْفَح».


Dari Abu Abdilah al-Jadali RA dia berkata, “Saya berkata kepada ‘Aisyah, ‘bagaimana sikap Nabi terhadap keluarganya?’ ‘Aisyah menjawab, Dia adalah orang yang paling terpuji. Rasulullah tidak pernah bersikap dengan buruk, kasar atau berteriak di tengah pasar. Dia tidak akan membalas kejahatan dengan kejahatan. Tapi dia memaafkan dan memaafkan hal-hal buruk yang ditujukan kepadanya secara pribadi.” (HR Imam Ahmad)


Kelima, bersikap toleran terhadap sesama

Sikap dan sifat baik Rasulullah yang selanjutnya harus dimiliki setiap Muslim adalah selalu bersikap toleran. Tidak mudah untuk bisa memiliki dan menunjukkan sikap toleran dalam kehidupan masyarakat, apalagi sangat bertentangan dengan prinsip hidup seseorang. Namun begitu Nabi kita sudah mengarahkan dan mengajarkan untuk memiliki sikap toleran, terkecuali tauhid kepada Allah.


Nabi bersabda:



عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ: “كُنْتُ أَمْشِي مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآله وسَلَّمَ، وَعَلَيْهِ بُرْدٌ نَجْرَانِيٌّ غَلِيظُ الحَاشِيَةِ، فَأَدْرَكَهُ أَعْرَابِيٌّ فَجَبَذَهُ بِرِدَائِهِ جَبْذَةً شَدِيدَةً، حَتَّى نَظَرْتُ إِلَى صَفْحَةِ عَاتِقِ رَسُولِ اللهِ صَلى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّمَ قَدْ أَثَّرَتْ بِهَا حَاشِيَةُ البُرْدِ مِنْ شِدَّةِ جَبْذَتِهِ، ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ، مُرْ لِي مِنْ مَالِ اللهِ الَّذِي عِنْدَكَ. فَالْتَفَتَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ ضَحِكَ، ثُمَّ أَمَرَ لَهُ بِعَطَاءٍ”.


Dari Anas bin Malik RA, dia berkata, ’’Saya pernah berjalan dengan Rasulullah, yang pada waktu itu mengenakan sorban dari daerah Najran, yang tebal bahannya. Kemudian seseorang dari desa mengikutinya, penduduk badui itu menarik sorbannya begitu keras hingga aku melihat bekas luka di sisi leher Nabi karena gaya tarik-menarik. Kemudian badui itu berkata, “Wahai Muhammad, berilah aku kekayaan Allah yang kamu miliki!” Rasulullah SAW menoleh dan tertawa. Dia memerintahkan untuk memberikan kepada badui hadiah.” (HR Bukhari dan Muslim)


Demikian khutbah yang singkat ini, semoga kita bisa meneladani sikap Nabi agar kita diakui sebagai umatnya dan kelak mendapat syafaat.



 

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم


Khutbah II

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهْ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةْ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ النَّهْضَةْ. أَمَّا بَعْدُ. أَيُّهَا النَّاسُ! أُوْصِيْكُمْ بتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ فَقَالَ تَعَالَى مُخْبِرًا وَأٰمِرًا: إِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَبَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا إِبْراهَيْمَ فِي الْعٰلَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمْؤُمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ الْحاَجاَتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الِإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ بِمَا فِيْهِ صَلاَحُ الِإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ. رَبَّنَا أتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّءْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا. رَبَّناَ لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا. رَبَّنَا أتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهْ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاۤءِ ذِي اْلقُرْبىٰ وَيَنْهىٰ عَنِ اْلفَخْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلى نِعَمٍ يَّزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْا مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ



Ustad H Ahmad Misbah,Ketua LDNU Tangsel