Khutbah

Khutbah Jumat: Amalan Meraih Keutamaan Lailatul Qadar

Rabu, 26 Maret 2025 | 16:35 WIB

Khutbah Jumat: Amalan Meraih Keutamaan Lailatul Qadar

Ilustrasi lailatul qadar. (Foto: NUO)

Khutbah I
اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله. اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ
أمَّا بَعْدُ فَيَاعِبَادَ الله أُوْصِيْكُم وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ ، فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٞ مِّنۡ أَلۡفِ شَهۡر
 
Jamaah Shalat Jumat yang dirahmati Allah
Melalui kesempatan yang mulia ini khatib berwasiat kepada diri khatib dan kepada para jamaah umumnya agar senantiasa meningkatkan kualitas dan kapasitas ketakwaan kita kepada Allah. Takwa dengan benar menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Karena tiada bekal hidup terbaik di dunia ini, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 197:
 
وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيۡرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقۡوَىٰۖ وَٱتَّقُونِ يَٰٓأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ 
 
Artinya: ’’Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.’’ (QS Al-Baqarah: 197)
 
Kemudian di ayat yang lain pula Allah swt berpesan tiada kemuliaan tertinggi disisi-Nya melainkan takwa kepada-Nya:
 
 
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ   


Artinya: ’’Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.’’ (QS Al-Hujurat: 13)
 
Ma’asyiral Muslimin yang berbahagia 
Hari demi hari telah kita lalui dan tak terasa saat ini kita memasuki sepuluh terakhir Bulan Suci Ramadhan. Di dalam bulan mulia ini ada malam lailatul qadar. Sebagaimana firman Allah:

 
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْر‏
 
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar.” (QS Al-Qadr: 1)‎
 
‎  وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ
 
Artinya: “Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?.” (QS Al-Qadr: 2)‎
 
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ ‏
 
Artinya: “Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.” (QS Al-Qadar: 3)‎
 
Mengapa lailatul qadar begitu mulia? Mengapa lailatul qadar sangat istimewa? Lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al-Qur’an, pedoman hidup umat Muhammad saw dan mukjizat terbesar Nabi Muhammad saw. Malam yang di mana turunnya banyak rahmat dan maghfirah (ampunan allah). 
 
Lailatl qadar adalah malam yang memiliki banyak keutamaan yang lebih baik dari seribu bulan. Bahkan lailatul qadar lebih baik dari seribu malam dalam seribu bulan. Oleh karena itu, kalau kita bisa ibadah di lailatul qadar, tentu nilai ibadahnya lebih baik dari pada seribu bulan. Dan kalau kita berbuat kebaikan, maka nilai kebaikannya lebih baik pula daripada seribu bulan.
 
Jamaah Shalat Jumat yang dirahmati Allah
Lailatul qadar yang ada di setiap Bulan Ramadhan ini adalah anugerah dan nikmat untuk kita semua umat Nabi Muhammad saw. Sebab lailatul qadar ini merupakan malam khusus yang hanya Allah swt ciptakan kepada umat Nabi Muhammad saw. Umat Nabi Muhammad saw adalah umat nabi yang usianya lebih pendek dibandingkan umat nabi-nabi sebelumnya seperti umat Nabi Hud, Nabi Nuh,  Nabi Musa, Nabi Ibrahim, dan nabi-nabi yang lain yang hidup di dunia sampai beratus-ratus tahun. 
 
Sehingga lailatul qadar adalah momentum untuk menambah pundi-pundi pahala. Seandainya tidak ada lailatul qadar, maka nyaris tidak mungkin bagi kita untuk mendapatkan pahala ibadah sebanyak-banyaknya disebabkan keterbatasan umur kita.
 
Ma’asyiral Muslimin yang berbahagia 
Berkaitan dengan waktu terjadinya lailatul qadar tidak bisa diprediksi seratus persen ketepatan datangnya. Dirahasiakannya lailatul qadar untuk memotivasi kita agar terus beribadah, mencari rahmat allah dan ridha Allah selama Bulan Ramadhan, tanpa harus terpaku pada satu hari saja. Akan tetapi, Nabi Muhammad saw memberikan tanda-tanda terjadinya malam tersebut di sepuluh hari terakhir pada Ramadhan. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Sayyidah Aisyah, istri beliau:
 
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
 
Artinya: “Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari Bulan Ramadhan.” (HR Bukhari)
 
Lalu dalam hadits yang lain Rasulullah saw memberi isyarat tentang keutamaan ibadah di hari-hari akhir Ramadhan, yang termaktub dalam hadits riwayat Bukhari: 
 
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ أَحْيَا اللَّيْلَ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَر
 
Artinya: “Rasulullah saw bila memasuki 10 hari, yakni 10 hari terakhir dari Bulan Ramadhan: menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya, mengencangkan kain sarungnya yaitu tidak berhubungan badan dengan istri.” (HR Al-Bukhari)
 
Jamaah Shalat Jumat yang dirahmati Allah
Dari ayat dan hadits yang telah dipaparkan, sudah sepatutnya kita sebagai umat Nabi Muhammad memperbanyak ibadah dan meningkatkan kualitas amal kebaikan di akhir-akhir Ramadhan ini. Di samping menambah amal kebaikan, kita juga harus menghindari hal-hal yang dilarang Allah. 
 
Setidaknya ada beberapa amalan agar kita dapat meraih pahala di hari-hari akhir Ramadhan khususnya pada lailatul qadar:


Pertama, mendirikan shalat sunnah dengan istikamah  (konsisten) seperti Shalat Sunnah Tarawih, Shalat Tahajud, dan Shalat Witir.
 
Kedua, memperbanyak berdzikir dan berdoa kepada Allah swt agar dosa-dosa terhapus dan keinginan terkabul. Allah swt befirman dalam Surat Al-A’raf ayat 205:
 
وَٱذْكُر رَّبَّكَ فِى نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ ٱلْجَهْرِ مِنَ ٱلْقَوْلِ بِٱلْغُدُوِّ وَٱلْءَاصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ ٱلْغَٰفِلِينَ
 
Artinya: “Ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan hati dan rasa takut pada waktu pagi dan petang dengan tidak mengeraskan suara, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah.” (QS Al-A’raf: 205)
 
Ketiga, amalan yang dianjurkan untuk meraih keutamaan lailatul qadar adalah melakukan iktikaf di masjid. Iktikaf berarti berdiam diri di masjid dengan niat baik tertentu. Iktikaf bisa dilakukan sembari mengkhatamkan Al-Qur’an, beristighfar (memohon ampun kepada Allah), serta bermuhasabah (berintrospeksi) atas kesalahan dan kekurangan yang pernah dilakukan. Rasulullah saw juga melakukan hal tersebut sebagaimana yang disebutkan oleh Sayyidatina Aisyah:
 
عَنْ عَائِشَة كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى يَتَوَفَّاهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ
 
Artinya: ”Dari Aisyah ra, ia mengatakan bahwa Rasulullah saw melakukan iktikaf setelah tanggal dua puluh Ramadhan hingga akhir hayatnya.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
 
Keempat, apabila kita memiliki kelebihan harta, maka bersedekahlah dengan ikhlas. Terutama bersedekah di sepuluh hari Ramadhan, di samping menunaikan kewajiban zakat karena Rasulullah menyampaiakan keutamaan waktu sedekah dalam haditsnya:
 
عَنْ اَنَسٍ قِيْلَ يَارَسُولَ اللهِ اَيُّ الصَّدَقَةِ اَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةٌ فِى رَمَضَانَ 
 
Artinya: ’’Dari Anas dikatakan, Wahai Rasulullah, sedekah apa yang nilainya paling utama? Rasul menjawab, “Sedekah di Bulan Ramadhan.” (HR At-Tirmidzi)


Semoga kita diberi karunia oleh Allah swt untuk dapat bertemu dengan lailatul qadar yang mulia dan semoga semua hajat kita akan dikabulkan oleh Allah swt.
 
Khutbah II 
الحمد لله حمدا كثيرا كما امر. اشهدان لااله الا الله وحده لاشريك له ارغاما لمن جحد به وكفر. واشهد ان سيدنا محمدا عبده ورسوله سيد الخلائق البشر. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه المصابيح الغرر. ما اتصلت عين بنظر واذن بخبر. من يومنا هذا الى يوم المحشر. اما بعد
 فيا ايها الناس أُوْصِيْكُم وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن 
اتقوا الله فيما امر. وانتهوا عما نهى عنه وحذر. واعلموا ان الله تبارك وتعالى امركم بأمر بدأ فيه بنفسه وتنى بملا لكته المسبحة بقدسه. فقال تعالى ولم يزل قائلا عليما. إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الاحياء منهم والاموات انك سميع قريب مجيب الدعوات
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ الْمُسلِمِين و انْصُرْ إِخْوَاننَاَ الْمُسلِمِين وَ المُجَاهِدِينَ فِي فِلِسْطِين
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عباد الله، إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُ بِٱلْعَدْلِ وَٱلإْحْسَانِ وَإِيتَآء ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَاء وَٱلْمُنْكَرِ وَٱلْبَغْى يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ، واذكروا الله العظيم الجليل يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر، الله يعلم ما تصنعون


 
Ustadz Muhammad Zuhri Tamam, Musyrif Pesantren Darus-Sunnah Jakarta