Nasional

AKN NU Membangun Kader dengan Jiwa Petarung

Ahad, 22 Juni 2025 | 11:47 WIB

AKN NU Membangun Kader dengan Jiwa Petarung

Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat pembukaan AKN NU di Jakarta, Sabtu (21/6/2025) pagi. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online Banten

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, Akademi Kepemimpinan Nasional NU (AKN NU) merupakan fondasi awal agar lahir generasi pemimpin masa depan yang bukan sekadar kebetulan istimewa. "Selama ini NU dikaruniai kader-kader yang memang istimewa. Tapi mereka terbentuk bukan karena proses yang disengaja, melainkan karena keberuntungan dan pengalaman tempaan yang langka," kata Gus Yahya—sapaan KH Yahya Cholil Staquf-- saat pembukaan AKN NU di Jakarta, Sabtu (21/6/2025) pagi.


Gus Yahya menyebut sejumlah tokoh NU seperti KH Hasyim Muzadi dan KH Idham Chalid sebagai contoh kader istimewa, namun tak semua generasi bisa mengikuti jejak serupa. "Kalau kita terus mengandalkan yang kebetulan istimewa, suatu hari bisa saja NU tidak punya siapa-siapa yang siap bertarung,” ujarnya.  


Untuk menjawab tantangan tersebut, AKN NU dirancang sebagai kursus dasar (foundational course) yang akan melatih kader memahami arena pertarungan dan strategi geopolitik. "Yang kita berikan itu wawasan dan taste. Supaya mereka mengerti apa itu dunia pertarungan," jelasnya.



Setelah angkatan pertama, peserta akan bertugas menjadi fasilitator untuk angkatan-angkatan berikutnya. Semua rekaman diskusi akan dijadikan materi berjenjang agar proses kaderisasi bisa berlanjut secara efisien dan meluas.



Akademi ini bukan hanya sekadar latihan, tetapi ajang untuk membangun kader dengan jiwa petarung yang siap bersaing di kancah global. "Yang penting itu bukan sekadar menang atau kalah, tapi kita melakukannya dengan kesadaran untuk bertarung. Supaya kita siap menerima konsekuensinya," katanya.


Pada kesempatan itu, dia berpesan agar para kader NU yang muda tak hanya kritis, tapi juga setia pada nilai-nilai yang diwariskan para muassis (pendiri NU). "Kalau kita ber-NU, harus ikut mazhabnya muassis. Tidak boleh bikin mazhab sendiri. Ini mendasar sekali,” pesannya.



Dalam pidato pembukaan AKN NU dengan tajuk Kursus Dasar: Memahami Misi Peradaban Nahdlatul Ulama dan Memperoleh Ijazah Ruhaniyah, dia menyampaikan inisiatif pendidikan kader strategis yang dirancang selama lebih dari dua tahun oleh PBNU.


Ditambahkan, NU saat ini hidup di tengah situasi yang kompleks dengan berbagai macam pertarungan yang memiliki resiko sangat besar. “Karena NU ini hidup di tengah-tengah arena pertarungan yang kompleks dan dalam banyak hal sangat keras, dengan risiko yang besar,” ungkapnya, dilansir NU Online.


Menurutnya, meski NU ingin menghindari konflik, justru sering kali harus masuk karena dipaksa keadaan. "Kalau kita diajak tidak mau, kita dimusuhi. Tapi pada saat yang sama, kita tetap akan kena konsekuensinya, meskipun kita tidak ikut bertarung," ujarnya. Jika NU tidak mengikuti dan merespons pertarungan yang terjadi saat, maka NU hanya akan menjadi korban dari permainan kelompok lain.



Gus Yahya menjelaskan, AKN NU yang berlangsung dua hari penuh dengan berinteraksi bersama narasumber, dirancang agar kader NU tak lagi buta arah di tengah geopolitik global yang terus bergolak. Peserta AKN NU akan mendapatkan "icip-icip" pertarungan dengan berinteraksi langsung bersama tokoh-tokoh dunia. Salah satunya adalah Mohamed Abu Al-Fadl dari Mesir yang kini menjadi pemimpin redaksi surat kabar milik pemerintah, Al-Ahram.   “Supaya kita ngerti orang-orang yang tarung itu orangnya macam apa. Dan dia biasanya bertarung dengan cara apa,” ucapnya.  (M Fathur Rohman)