Nasional

Perang Iran-Israel, PBNU Desak Genjatan Senjata Segera

Sabtu, 21 Juni 2025 | 16:49 WIB

Perang Iran-Israel, PBNU Desak Genjatan Senjata Segera

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (kanan) dan Dubes Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Jumat (20/6/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online Banten

Perang antara Iran dan Israel yang masih berlangsung memantik Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersikap. PBNU mengeluarkan surat pernyataan tentang sikap PBNU terhadap situasi peran Iran dan Israel.

 


’’Eskalasi konflik militer yang dipicu serangan unilateral Israel atas Iran telah menimbulkan korban kemanusiaan yang besar dan berpotensi mengundang keterlibatan pihak-pihak lain, termasuk negara besar. Ini adalah ancaman yang luar biasa berbahaya terhadap kemanusiaan, serta keamanan dan stabilitas internasional,’’ demikian di antara bunyi surat pernyataan bernomor 4021/PB.03/A.II.07.68/99/06/2025 yang ditandangani Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Sekretaris Jenderal H Saifullah Yusuf tertanggal 20 Juni 2025 tersebut.


Terkait itu, PBNU mengutuk serangan unilateral Israel terhadap Iran yang memicu eskalasi konflik militer di kawasan dan mengakui hak Iran sebagai negara yang berdaulat untuk mempertahankan diri.


Meski demikian, masih dalam surat tersebut, tepatnya pada poin ketiga dari delapan poin, PBNU prihatin terhadap korban kemanusiaan yang terjadi akibat eskalasi konflik militer dan khawatir pada potensi dampak global yang mengiringinya.


’’Mendesak semua pihak untuk mengupayakan de-eskalasi konflik. Mendesak dilakukannya gencatan senjata sesegera mungkin,’’ lanjut bunyi surat pada poin keempat dan kelima.



Pada poin selanjutnya disebutkan, PBNU memohon kepada Pemerintah Republik Indonesia mengambil langkah-langkah politik internasional sebagai kontribusi untuk mengupayakan solusi.


Selain itu, mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk segera bertindak sebagai otoritas pemelihara tatanan internasional untuk membendung konflik-konflik militer yang marak di berbagai kawasan dewasa ini, seperti Rusia-Ukraina, Pakistan-India, dan termasuk Iran-Israel, demi keamanan dan stabilitas global.



Tak hanya itu. PBNU mengajak warga NU, kaum muslimin, bangsa Indonesia, dan seluruh umat manusia yang berkehendak baik, dari latar belakang kebangsaan atau agama mana pun untuk menguatkan doa.’’Permohonan akan pertolongan Allah, Tuhan yang Maha Esa, bagi perdamaian, keselamatan peradaban, dan kemanusiaan,’’ pungkas surat pernyataan yang diperoleh NUOB.



Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menerima kunjungan Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi di Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (20/6/2025). Gus Yahya—sapaan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf-- dalam pertemuan itu didampingi Wakil Ketua Umum PBNU H Amin Said Husni, Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla, dan Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) KH M Jadul Maula.


Ketua PBNU KH Ulil Absar Abdalla menyampaikan, pertemuan tersebut berlangsung dalam suasana hangat dan penuh kekeluargaan. “Gus Yahya mendengarkan cukup intens, keterangan-keterangan yang diberikan oleh Duta Besar Iran Boroujerdi, terutama perkembangan-perkembangan terakhir di Iran terkait dengan perang yang berlangsung saat ini,” ujarnya.


PBNU dan seluruh Nahdliyin, lanjutnya, senantiasa mendoakan keselamatan bagi masyarakat Iran. “Warga NU mendukung bangsa Iran, memberikan doa supaya bangsa Iran selamat dan kemanusiaan seluruh manusia juga selamat dengan harapan semoga perang ini tidak meluas,” katanya.


Dia juga menjelaskan bahwa Gus Yahya menyampaikan sejumlah sikap dan pandangan penting PBNU dalam menyikapi dinamika yang sedang berlangsung. “Gus Yahya menegaskan bahwa sejak hari pertama ketika serangan Israel terhadap Iran terjadi, PBNU langsung mengeluarkan pernyataan resmi yang mengutuk keras agresi militer tersebut,” ujarnya.


Gus Yahya, lanjutnya, menyampaikan bahwa Iran memiliki hak yang sah secara internasional untuk melakukan pembelaan diri atas serangan yang dilakukan secara sepihak oleh Israel. Namun, Gus Yahya juga menekankan pentingnya semua pihak menahan diri dan mendorong penghentian perang demi mencegah eskalasi yang lebih luas.


“Gus Yahya mengimbau agar perang ini tidak meluas dan mengorbankan lebih banyak jiwa manusia. PBNU mendorong agar jalan diplomasi kembali ditempuh sebagai solusi damai yang adil dan bermartabat,” terangnya.


Pertemuan yang berlangsung sekitar 45 menit ini tidak hanya menjadi pertemuan diplomatik formal, tetapi juga menjadi ruang silaturahim yang memperkuat jalinan batin dan kepedulian terhadap nasib umat manusia.


Kedua pihak sepakat untuk terus membuka ruang komunikasi dan kerja sama di bidang kemanusiaan, pendidikan, dan perdamaian internasional. PBNU, sebagai ormas Islam terbesar di dunia, kembali menegaskan perannya sebagai kekuatan moral yang tidak hanya bersuara untuk kepentingan bangsa Indonesia, tetapi juga untuk dunia yang lebih adil, damai, dan manusiawi. 


Boroujerdi mengapresiasi dukungan PBNU terhadap pemerintah dan masyarakat Iran. “Saya hari ini hadir di ormas keislaman terbesar di dunia ini, PBNU, untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi. Tentu PBNU telah memiliki hubungan yang sangat baik sejak dahulu hingga sekarang,” ucapnya.



“Dukungan yang diberikan oleh PBNU kepada masyarakat dan bangsa dan Republik Islam Iran dalam agresi yang kami sedang alami hari-hari sekarang, saya berkesempatan untuk menyampaikan terima kasih dan apresiasi,” terangnya, dilansir NU Online.


Dia juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan, serperti akademisi, tokoh masyarakat, politik, sosial, budaya, dan masyarakat sipil yang terus mendukung Iran. (Rikhul Jannah)