• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Sabtu, 20 April 2024

Nasional

Harlah ke-35 Tahun Pagar Nusa, Pencak Silat Dinilai Relevan Diajarkan di Sekolah

Harlah ke-35 Tahun Pagar Nusa,  Pencak Silat Dinilai Relevan Diajarkan di Sekolah
Para pengurus PAC Pagar Nusa saat dilantik, Ahad (10/1). Foto: Pagar Nusa
Para pengurus PAC Pagar Nusa saat dilantik, Ahad (10/1). Foto: Pagar Nusa

Tangerang Selatan,  NU Online Banten
Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa merayakan Hari Lahirnya ke-35 tahun pada 3 Januari 2021. Di usianya yang sudah dewasa itu pencak silat Pagar Nusa dinilai relevan diajarkan di Sekolah.

 

Pernyataan tersebut diungkapkan langsung Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kota Tangerang Selatan, Banten H Abdul Rozak saat menyampaikan sambutan di Harlah ke-35 Pagar Nusa di Kantor Kemenag Serpong, Tangsel,  Ahad (10/1). 

 

Menurut Abdul Rozak, jika situasinya sudah dapat dilakukan pembelajaran tatap muka,  pihaknya mendorong Pagar Nusa mengembangkan pencak silat di Sekolah yang ada di bawah naungan Kemenag. Harapan ini,  ucap dia, perlu segera dimatangkan skemanya supaya bisa segera direalisasikan.

 

"Selain itu Pagar Nusa Tangerang Selatan harus bisa terus mengembangkan pencak silat khususnya di Kota Tangerang Selatan. Pasca pandemi Covid-19 nanti, PSNU Pagar Nusa bisa masuk ke sekolah dan pesantren sebagai kegiatan ekstrakulikuler,“ tuturnya.

 

Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Pagar Nusa Provinsi Banten Mohamad Nasir menyatakan, belajar silat tidak mengenal usia. Semua kalangan bisa mempelajarinya. Tua, muda dan anak-anak sekalipun. 

 

Di usianya yang ke-35 tahun tersebut, harapan Pagar Nusa masuk ke sekolah merupakan spirit baru. Mudah-mudahan, katanya,  hal itu segera terwujud. Tak hanya itu, belajar pencak silat di Pagar Nusa tidak ada batasnya. 

 

Menurut Nasir, ini selaras dengan hadist nabi 'carilah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat'. Namun,  yang juga utama harus ditanamkan kepada kader-kader Pagar Nusa yakni akhlak yang mulia. 

 

"Belajar Pagar Nusa ini bukan mengedepankan kehebatan, karena hebat tidak akan berguna jika tidak dibarengi dengan akhlak," tegasnya. 

 

Pada gelaran peringatan Harlah itu pula, Pagar Nusa Tangsel melakukan pelantikan jajaran Pengurus Anak Cabang (PAC) di seluruh kecamatan yang ada di Kota Tangsel. Sebelum dilantik,  seluruh peserta melakukan istigotsah dan doa bersama untuk agama bangsa dan negara.

 

Nasir kemudian berpesan kepada seluruh pengurus PAC yang telah dilantik agar dapat melaksanakan perannya secara maksimal. Paling penting, silaturahim kepada kiai dan sepuh NU tidak ditinggalkan. 

 

Hadir dalam pelantikan itu,  Sekretaris PWNU Banten H Sirojudin Alfarisy, Ketua PC Pagar Nusa Kota Tangerang Selatan Bayu Ahsanu. 

 

Lalu, Ketua MWC NU Kecamatan Pamulang Fauzi Ayatullah, Pengasuh Ponpes AL- Tsaniyah Gus Alvi Firdausi, tokoh muda NU Pamulang Ustadz Miftahuddin, Ketua PC Fatayat Kota Tangerang Selatan dan Ketua PC IPPNU Kota Tangerang Selatan.

 

Untuk diketahui, berdasarkan catatan Ensiklopedia NU, Pagar Nusa bertugas menggali, mengembangkan, dan melestarikan seni bela diri pencak silat Indonesia. 

 

Pagar Nusa sendiri berarti pagarnya NU dan bangsa Pagar Nusa dibentuk pada 3 Januari 1986 di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. NU mengesahkan pendirian dan kepengurusannya melalui Surat Keputusan tertanggal 9 Dzulhijjah 1406/16 Juli 1986. 

 

Lahirnya Pagar Nusa berawal dari perhatian dan keprihatinan para kiai NU terhadap surutnya ilmu bela diri pencak silat di pesantren. Padahal, pada awalnya pencak silat merupakan kebanggaan yang menyatu dengan kehidupan dan kegiatan pesantren.  

 

Surutnya pencak silat antara lain ditandai dengan hilangnya peran pondok pesantren sebagai padepokan pencak silat. Padahal, sebelumnya pondok pesantren merupakan pusat kegiatan ilmu bela diri tersebut. 

 

Kiai atau ulama pengasuh pondok pesantren selalu merangkap sebagai ahli pencak silat, khususnya aspek tenaga dalam atau hikmah yang dipadu dengan bela diri. Pada saat itu seorang kiai sekaligus juga pendekar pencak silat. 

 

Pewarta: Abdul Rahman Ahdori


Nasional Terbaru