Kiat Menyiasati Anak yang Tak Suka Menu Tertentu dalam MBG
Jumat, 10 Januari 2025 | 22:30 WIB
Jakarta, NU Online Banten
Pengurus Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Fahmi Arif Tsani merespons anak yang tidak suka menu tertentu dalam kotak makan bergizi gratis (MBG). "Memang sangat lumrah terjadi pada anak terkait kesukaan menu makanan. Untuk menyiasati ada 3 hal yaitu edukasi, evaluasi, dan modifikasi varian menu," kata dosen Kesehatan Gizi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu kepada NU Online, Jumat (10/1/2025).
Para guru bisa membantu memberikan edukasi kepada anak-anak untuk menyadarkan perlunya kandungan gizi yang seimbang dalam ragam makanan, agar tidak ada pantangan terhadap makanan tertentu. "Mengedukasi anak untuk menyukai dan menyadarkan gizi seimbang yang diperoleh dari bahan variasi makanan," ujarnya.
Selain itu, penyelenggara atau vendor MBG, perlu mengevaluasi makanan untuk daya tarik anak. "Perlu evaluasi, memperhatikan, daya terima dari makanan tersebut oleh si penikmat makanan yakni anak, bagaimana rasanya? apa yang ia sukai?" ungkapnya.
Ditambahkan, evaluasi ini berguna untuk mengetahui makanan tertentu yang banyak disukai anak dan daya terima makanan tersebut. "Apa yang kemudian yang itu tidak disukai oleh anak kita bisa menganalisis. Maka penting evaluasi mungkin dari cara pengolahan, rasa, daya terimanya," terangnya.
Tak kalah pentingnya adalah menu makanan dimodifikasi. Menurutnya, ini merupakan salah satu upaya yang penting dalam rangka memperbaiki asupan dan daya terima anak terhadap makanan. "Orang yang menyiapkan makanan perlu memodifikasi menu yang sesuai dengan daya terima anak. Misal anak tidak suka nasi, selain perlu melakukan penyadaran juga bisa mengganti karbohidrat yang jumlahnya seimbang dari jenis makanan selain nasi misalnya roti, bihun, daging diganti ayam, tahu ganti tempe dan lainnya," paparnya.
Penyelenggara, lanjutnya, juga bisa memodifikasi cara pengolahannya. Misal anak tidak suka makanan yang pengolahannya direbus, bisa diganti dengan ditumis, digoreng atau dipanggang. "Atau juga bisa cara penyajiannya bisa dihias supaya menarik perhatian anak agar bisa menerima," katanya.
Pihak penyelenggara, tambahnya, juga bisa membuat siklus menu atau adanya jadwal yang mengatur jenis makanan yang pengolahan setiap harinya. "Misal hari pertama dan kedua apa menunya berbeda dan terjadwal seterusnya. Biasanya menu berdasarkan hari lebih bagus karena bisa mengurangi kebosanan dan meningkatkan daya terima,’’ tutupnya, dilansir NU Online. (Joko Susanto)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tradisi Ziarah Kubur saat Sya’ban
2
Membayar Kafarat Utang Puasa Ramadhan yang Belum Dilunasi
3
LBM-RMI PCNU Tangsel Kembali Gelar Bahtsul Masail Antar-Pesantren se-Jabodetabek
4
Malam Nisfu Sya’ban, Baca Doa Berikut Ini
5
Diluncurkan, Tiga Mustika ala Muslimat NU
6
Mengenakan Peci Hitam, Kapolres Tangsel Silaturahim ke PCNU Tangsel
Terkini
Lihat Semua