Nasional

Menunggu Kiprah NU Melestarikan Lingkungan

Rabu, 29 Mei 2024 | 02:49 WIB

Menunggu Kiprah NU Melestarikan Lingkungan

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid dan Ketua LPBI PBNU Ace Hasan Syadzily (kiri). (Foto: NUOB/A Tsalis)

Tangerang Selatan,  NU Online Banten

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid mengatakan, Islam telah mengajarkan manusia untuk berperan sebagai khalifah di bumi. "Masyarakat Muslim harus mengambil perannya dalam merawat bumi. Umat Islam sangat ditunggu kiprah dan sumbangsihnya dalam upaya melestarikan lingkungan," ujarnya saat Jambore Relawan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama (NU) dan Harlah ke-14 LPBINU di Titik Nol Citarum, Situ Cisanti, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.



Sekadar diketahui, kegiatan bertema Merawat Jagad, Membangun Peradaban yang juga menggelar Apel Siaga Bencana itu berlangsung selama tiga hari.  Dibuka Kamis (23/5/2024) dan ditutup oleh Ketua LPBI PBNU Ace Hasan Syadzily. Alissa Wahid—panggilan ketua PBNU Bidang Kesra, Budaya, dan Lingkungan---menjadi pembicara pada Ruwatan Jagad Tasyakuran. Acara tersebut diisi dengan diskusi dan materi tentang peran NU dalam penguatan ketangguhan masyarakat terhadap bencana dan perubahan iklim.



Ditambahkan Alissa Wahid, konsep maqasid al-syariah kini diperluas menjadi tujuh tujuan, termasuk perlindungan alam. "Ini selaras dengan Islam sebagai rahmatan lil alamin, sehingga menjadi bekal Nahdliyin untuk peduli terhadap alam semesta," tambah perempuan yang mengenakan kerudung dan kacamata itu.



Putri KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu juga menggarisbawahi pentingnya keterlibatan pemuka agama dan organisasi keagamaan dalam gerakan global untuk merawat bumi. "Persoalan lingkungan memang menjadi isu yang sangat krusial. PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) mempunyai program agama untuk bumi, yang dapat diartikan bahwa apa yang bisa dikontribusikan oleh agama untuk kelestarian bumi dan seisinya," jelasnya.

 


Dan sebagai organisasi kemasyarakatan Muslim terbesar di dunia, lanjutnya, NU memiliki peran besar dalam menggerakkan masyarakat untuk mencintai lingkungan. "Arah PBNU yaitu spirit merawat jagad dan membangun peradaban. Cita-cita ini dapat diwujudkan jika kita mencintai lingkungan, karena pada dasarnya mencintai lingkungan merupakan bagian dari iman. Visi ini juga harus dibarengi dengan konsolidasi organisasi dan program,’’ tegasnya.



Dia juga meminta LPBINU menjadi pelopor dalam menjaga lingkungan dan memperkuat kapasitas relawan dalam merespons bencana. "Mencegah bencana dapat dilakukan dengan berbagai lapisan, seperti pemerintah mempertimbangkan proyek pembangunan dengan kaidah kebencanaan, edukasi meluas di masyarakat tentang risiko bencana, dan edukasi memelihara lingkungan hidup. Hal ini termasuk tugas LPBINU hari ini. LPBINU bergerak dan berdampak bukan hanya saat terjadinya bencana atau pascabencana,’’ jelasnya.

 


Dunia, imbuhnya, menunggu kiprah umat Islam dalam upaya pelestarian lingkungan. "Umat Islam dunia menunggu umat Islam Indonesia dan umat Islam Indonesia menunggu Nahdlatul Ulama," katanya. Oleh karena itu, LPBINU diharapkan terus berkampanye mengenai persoalan alam dan merumuskan visi yang jelas untuk mencapai tujuan gerakan lingkungan yang kuat dan berkelanjutan.


Pada kesempatan itu, dia juga berbicara soal Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU), yang mencakup enam dimensi penting. Pembagian peran adil di keluarga, kesehatan, pendidikan, penanaman Aswaja (Ahlussunnah wal Jama’ah) dalam keluarga, ekonomi keluarga, dan pelestarian lingkungan. "Dalam aspek pelestarian lingkungan, keluarga NU dapat belajar mengelola sampah, memiliki kebun keluarga, serta menghemat dan melakukan transisi energi,’’ tambahnya.



Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua LPBI Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten Sehabudin merespons positif kegiatan tersebut.’’LPBI PWNU Banten mengirimkan 11 relawan,’’ ujar Kang Sehab—sapaan akrab Sehabudin—ketika dihubungi NUOB, Kamis (23/5/2024) malam.



Kegiatan yang berlangsung tiga hari diikuti oleh ratusan orang, termasuk di antaranya dari Lebak, Pandeglang, Serang, serta wilayah DKI Jakarta. Dalam kesempatan tersebut digelar Apel Siaga Bencana yang dipimpin oleh Ketua LPBI PBNU Ace Hasan Syadzily. Selain itu, pembagian biji tanaman kopi sebanyak 1.500 kepada 3 tiga kepala desa setempat seklaigus mengakhiri apel.



Juga ada workshop. Di antaranya workshop penguatan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana dan perubahan iklim, simulasi pencarian dan pertolongan (rescue) dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta simulasi penanganan darurat bencana. (CK1-Ts)