• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Jumat, 26 April 2024

Nasional

Pendiri NU Hilang dari Kamus Sejarah, Gus Jazil: Jangan Lupa Jasa Ulama, Kemendikbud Bisa Kualat

Pendiri NU Hilang dari Kamus Sejarah, Gus Jazil: Jangan Lupa Jasa Ulama, Kemendikbud Bisa Kualat
Wakil Ketua MPR RI/Wakil Rais Syuriyah PCNU Tangsel Jazilul Fawaid
Wakil Ketua MPR RI/Wakil Rais Syuriyah PCNU Tangsel Jazilul Fawaid

Jakarta, NU Online Banten

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid memprotes keras tidak dimasukkannya nama pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy'ari dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I buatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Pihaknya meminta Kemendikbud segera merevisi dan jika perlu menarik Kamus Sejarah Indonesia Jilid I dari peredaran. "Segera dikoreksi dan diaudit pengadaan buku ajar tersebut. Saya khawatir Kemendikbud ini kesusupan aliran anti Pancasila. Sebab belakangan ini banyak kejadian yang aneh-aneh," ujar Wakil Ketua Umum DPP PKB ini, Selasa (20/4).

Jika tidak segera merevisi atau menarik buku tersebut, Gus Jazil- sapaan akrab Jazilul Fawaid- dirinya justru khawatir Mendikbud kualat oleh ulama. "Pak Nadiem juga harus ingatkan anak buahnya. Ingat "Jas Hijau" (Jangan sekali-kali hilangkan jasa ulama), nanti bisa kualat," tegasnya.

Dikatakan Gus Jazil, bangsa ini didirikan para pahlawan termasuk ulama. "Pak Nadiem, mau dibawa kemana pendidikan karekter dan jatidiri bangsa ini? Bangsa ini didirikan para pahlawan, jangan coba hilangkan jasanya," tuturnya.

Protes serupa juga diungkapkan Sekjen PKB Hasanuddin Wahid. "PKB protes keras karena KH Hasyim Asy'ari enggak tertulis dalam kamus sejarah Indonesia terbitan dari Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, sementara Abu Bakar Ba'asyir yang ditahan negara malah ada," kata Hasanuddin Wahid.

Pihaknya menyesalkan seorang sosok Pahlawan Nasional sekaligus pendiri NU tidak diakui oleh buku terbitan Kemendikbud. "Sementara tokoh yang dianggap penyokong radikalisme malah mendapat tempat di buku terbitan Kemendikbud. Ada yang aneh dengan Kemendikbud hari ini," imbuhnya.

Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda meminta agar kamus sejarah dimaksud ditarik dari peredaran. Dia meminta segera ada perbaikan sebelum Kamus Sejarah Jilid I itu tersebut diterbitkan lagi.

"Setelah membaca dan mendengar pandangan dari banyak kalangan kami meminta Kemendikbud untuk menarik sementara Kamus Sejarah Indonesia baik jilid I dan Jilid II dari peredaran. Kami berharap ada perbaikan konten atau revisi sebelum kembali diterbitkan dan digunakan sebagai salah satu bahan ajar mata pelajaran sejarah," ujar Huda.

Huda menjelaskan pada sampul Kamus Sejarah Jilid I buatan Kemendikbud memang ada gambar KH Hasyim Asy'ari. Namun tak ada penjelasan mengenai kiprah perjuangannya dalam kamusnya.

"Anehnya di sampul Kamus Sejarah Jilid I ini ada gambar KH Hasyim Asy'ari, tapi dalam kontennya tidak dimasukkan sejarah dan kiprah perjuangan beliau. Lebih aneh lagi ada nama-nama tokoh lain yang masuk kamus ini, termasuk nama Gubernur Belanda HJ Van Mook dan tokoh militer Jepang Harada Kumaichi yang dipandang berkontribusi dalam proses pembentukan negara Indonesia," sesal Huda.

Lebih lanjut, Huda juga menyebut ada kejanggalan pada Kamus Sejarah Indonesia Jilid II, di mana nama Soekarno dan Hatta tidak masuk dalam informasi khusus meski masuk pada penjelasan di awal kamus. Dia menegaskan, dengan format penyusunan kamus yang memasukkan tokoh yang berperan dalam pembentukan maupun pembangunan negara secara alfabetis, tidak ada alasan nama Soekarno dan Hatta tidak dicantumkan.

"Justru ada nama tokoh yang tidak jelas kontribusinya dalam proses pembentukan maupun pembangunan bangsa masuk entri khusus untuk diuraikan background personalnya," keluhnya.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud Hilmar Farid menyebut pihaknya selalu bersandar kepada pemikiran para tokoh bangsa, termasuk KH Hasyim Asy'ari dalam setiap pengambilan kebijakan. Hilmar mengingatkan sejumlah kegiatan yang telah dilaksanakan Kemendikbud untuk mengenang jasa KH Hasyim Asy'ari.

"Museum Islam Indonesia Hasyim Asy'ari di Jombang didirikan oleh Kemendikbud. Bahkan, dalam rangka 109 tahun Kebangkitan Nasional, Kemendikbud menerbitkan buku KH Hasyim Asy'ari: Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri," ucap Hilmar dalam keterangannya yang diunggah di situs Kemendikbud.


Nasional Terbaru