Nasional

Sya’ban 1445 H Tiba, Nisfu Sya'ban Jatuh Sabtu Malam, 24 Februari 2024

Sabtu, 10 Februari 2024 | 22:23 WIB

Sya’ban 1445 H Tiba, Nisfu Sya'ban Jatuh Sabtu Malam, 24 Februari 2024

Pengumuman awal Sya’ban 1445 H dari LFPBNU. (Foto: SS LFPBNU)

Kabupaten Serang, NU Online Banten

Sya’ban 1445 H tiba. Demikian mengacu pengumuman Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LFPBNU) bernomor 015/LF-PBNU/II/2024 tentang Awal Sya’ban 1445 H. ’’Telah dilaporkan penyelenggaraan rukyatul hilal pada Sabtu Pahing, 29 Rajab 1445 H/10 Februari 2024. Terdapat beberapa lokasi yang melihat hilal,’’ demikian bunyi poin pertama seperti dikutip NUOB dari pengumuman tertanggal 10 Februari 2024 pukul 19.30 WIB yang ditandatangani Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LFPBNU) KH Sirril Wafa dan Sekretaris H Asmui Mansur itu.

 

Sebagai tindak lanjutnya, begitu tulisan dalam poin kedua, maka awal Sya’ban 1445 H bertepatan dengan Ahad Pon, 11 Februari 2024 (mulai malam Ahad) atas dasar rukyah,’’ imbuh bunyi pengumuman tersebut.



Seiring masuknya almanak Hijriah NU ke Sya’ban 1445 H, LFBNU mengajak membaca doa:
 


اللهمّ بارك لنا في رجب و شعبان و بلغنا رمضان



Allahumma barik lana fi rajaba wa sya'bana wa ballighna ramadhana

’’Ya Allah berkahilah kami pada Bulan Rajab dan Sya’ban. Sampaikanlah kami pada Bulan Ramadhan.’’



Terpisah, Ketua Lembaga Falakiyah (LF) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten KH Thobary Syadzily mengatakan, berdasarkan perhitungan falakiyah yang sudah dilakukan secara manual, awal Sya'ban 1445 H jatuh 11 Februari 2024.



"Mulai dari waktu Maghrib sudah masuk awal Sya'ban. Perhitungannya menggunakan metode Nautical Almanac tepat di hari ini, semuanya melakukan rukyatul hilal untuk menetapkan awal Sya'ban," ucapnya dihubungi NUOB via aplikasi perpesanan, Sabtu (10/2/2024).



Dijelaskan, melalui hasil pantauan satelit ruang angkasa National Aeronautics and Space Administration (NASA) hisab awal Sya'ban 1445 H di Indonesia menurut sistem Nautical Almanac jatuh pada Ahad Pon (11/2/2024).



"Dari data pusat observasi bulan (POB) Cibeas, Sukabumi, Jawa Barat. Lintang tempat: -7⁰ 4'26,20" lintang Utara. Bujur tempat: 106⁰ 31'52,70" bujur timur. Tinggi tempat: 137 meter di atas permukaan laut (MDPL),’’ jelasnya.



Anggota Tim Falakiyah Kementrian Agama Republik Indonesia itu juga menambahkan, berdasarkan ilmu astronomi, ketinggian hilal toposentris/mar'i tersebut di atas sebesar 7⁰ 5'15,17" atau 7,1⁰ di atas ufuk dan elongasi geosentrik sebesar 7⁰ 20'56,53" atau 7,4⁰.



"Dengan hasil hitungan itu, hilal sudah bisa dirukyat atau dilihat dengan menggunakan teropong atau teleskop jika awan cerah. Dari data ini, sudah bisa dijadikan pedoman pokok untuk melakukan rukyatul hilal di setiap tempat," katanya.


Penentuan awal bulan ini, lanjutnya, secara resmi telah disepakati oleh Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) dengan catatan tinggi hilal minimal 3 derajat dan elongasi (jarak antara bulan dan matahari) minimal 6,4 derajat.



"Oleh karena itu, sudah dipastikan untuk awal Sya'ban 1445 H, dan juga bisa kita pastikan bahwa malam Nishfu Sya'ban 1445 H jatuh pada Sabtu malam Ahad, 24 Februari 2024 yang dimulai dari awal waktu Maghrib sampai sebelum awal waktu subuh,’’ tutur pimpinan Majelis Shalawat Syathariyah Nusantara Nusantara (Messantara) itu.



Perlu diketahui, Sya'ban adalah bulan ke-8 dalam penanggalan kalender Islam (Hijriah). Bulan ini memiliki keutamaan di dalamnya. Salah satunya adalah malam Nishfu Sya'ban. Nisfu Sya'ban adalah salah satu dari lima malam yang mustajab untuk doa. Dalam sebuah hadits dari Abi Umamah, Rasulullah bersabda yang artinya kurang lebih berikut ini: "Lima malam yang tidak akan ditolak doa di dalamnya. Malam pertama Bulan Rajab, malam Nisfu Sya'ban, malam Jumat, malam Idul Fitri, dan malam Idul Adha.’’ (Dendy Ramdan Ilahi)