• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Kamis, 9 Mei 2024

Nasional

Wakil Rais ’Aam PBNU: NU Sudah 1 Abad Lebih, Saatnya Pembaruan

Wakil Rais ’Aam PBNU: NU Sudah 1 Abad Lebih, Saatnya Pembaruan
Wakil Rais 'Aam PBNU KH Afifuddin Muhajir (kiri) pada Halaqah Nasional Strategi Peradaban NU di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Jogja, Senin (29/1/2024). (Foto: NU Online/Lukman)
Wakil Rais 'Aam PBNU KH Afifuddin Muhajir (kiri) pada Halaqah Nasional Strategi Peradaban NU di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Jogja, Senin (29/1/2024). (Foto: NU Online/Lukman)

Banten, NU Online Banten

Wakil Rais ’Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Afifuddin Muhajir menegaskan, saat ini NU sudah berusia satu abad lebih satu tahun. ’’Itu sudah saatnya dilakukan tajdid (pembaruan)," ujarnya saat Halaqah Nasional Strategi Peradaban NU di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Bantul, DI Jogjakarta, Senin (29/1/2024).


Kiai Afif mengutip hadits Nabi yang artinya, "Sesunggunya untuk umat ini, Allah ta'ala akan melahirkan pada setiap ujung 100 tahun daripadanya seseorang yang memperbarui agamanya." Barangkali, kata Kiai Afif, hadits tersebut tidak saja ditujukan untuk pembaruan agama, tetapi berlaku juga bagi jam’iyyah Nahdlatul Ulama. "Ini menurut saya tidak hanya berlaku kepada agama Islam secara keseluruhan, akan tetapi juga bagi NU," tambahnya.



Kiai Afif menyebut bahwa konsen PBNU menyelenggarakan halaqah fiqih peradaban di seluruh wilayah di Indonesia, mungkin merupakan salah satu bentuk pembaruan alias tajdid dimaksud.

 


Dalam kesempatan tersebut, Kiai Afif juga menjelaskan tiga makna pembaruan NU dalam pandangannya. Pertama, mengembalikan ke tujuan awal dibentuknya NU. "Mengembalikan NU sebagaimana awal dia dilahirkan, seperti apa kondisinya NU saat itu, dikembalikan," ujarnya sebagaimana dilansir NU Online.


Kedua, pembaruan berarti menghidupkan perkara yang sudah tidak lagi berdaya. "Barangkali ada elemen-elemen yang sudah tidak berdaya dalam NU, perlu dihidupkan," katanya.


Ketiga, lanjut Kiai Afif, adalah memperbaiki hal yang sudah dianggap tidak baik. "Itu adalah beberapa bentuk daripada tajdid," katanya. "Alhamdulillah sudah ada gagasan fiqih peradaban ini. Sudah barang tentu yang dimaksud peradaban di sini adalah peradaban Islam atau al-hadharah al-Islamiyah," imbuhnya.


Selain Kiai Afif, halaqah yang dipandu Prof Ismail Fajri Alatas ini juga diisi oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, H Muhammad Cholil (COO Center for Shared Civilizational Values, North Caroline, Amerika Serikat), dan Prof Robert W Hefner (Universitas Boston, Amerika Serikat).



Sekadar diketahui, PBNU menggelar Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-101 NU yang dipusatkan di Jogjakarta, mulai Ahad (28/1/2024) hingga Rabu (31/1/2024). Di antaranya Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Konbes NU) di Hotel Melia Purosani, Jalan Mayor Suryotomo, Gondomanan, Selasa (30/1/2024).



Selain Konbes NU, Harlah Ke-101 NU ini juga diisi istighotsah yang sudah berlangsung di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Bantul, Jogja, Ahad (28/1/2024). Juga Halaqah Nasional Strategi Peradaban NU di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Senin (29/1/2024). Dan ada Resepsi Peringatan Hari Lahir ke-101 Nahdlatul Ulama di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Jogja pada Rabu (31/1/2024). (Muhammad Syakir NF)


Nasional Terbaru