• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Senin, 29 April 2024

Nasional

Ketum PBNU: Perbedaan Harus Ditundukkan kepada Keputusan Organisasi

Ketum PBNU: Perbedaan Harus Ditundukkan kepada Keputusan Organisasi
Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf di Pesantren Sunan Pandanaran, Jogjakarta, Ahad (28/1/2024). (Foto: LTN PBNU)
Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf di Pesantren Sunan Pandanaran, Jogjakarta, Ahad (28/1/2024). (Foto: LTN PBNU)

Banten, NU Online Banten

Perkumpulan Nahdaltul Ulama (NU) didirikan untuk niat dan harapan-harapan akhirat. Oleh karena itu, organisasi yang besar ini harus dijalankan dengan cara mengupayakan pelaksanaan dari tuntunan-tuntunan agama Allah. Demikian ditegaskan Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf saat sambutan pada Istighotsah Hari Lahir (Harlah) ke-101 NU di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Jogjakarta, Ahad (28/1/2024).




"Itulah sebabnya sejak didirikan hingga sekarang tidak ada satu pun, tidak ada satu pun keputusan Nahdlatul Ulama kecuali didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan agama, pertimbangan-pertimbangan syariat, pertimbangan apa yang benar, apa yang salah, apa yang baik menurut syariat," ujar Gus Yahya--sapaan akrab KH Yahya Cholil Staquf.



Ditambahkan, NU memiliki struktur kepengurusan yang disebut syuriyah yang terdiri atas para kiai ahli syariah yang secara khusus bertugas untuk membuat keputusan-keputusan berdasarkan syariat. "Kalau ketua umum tanfidziyah seperti saya, apalagi cuma ketua PWNU (Jogja) kayak Kang Zuhdi itu, kita ini cuma pesuruh yang melaksanakan keputusan-keputusan syuriyah," kata pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah, itu sembari bercanda.



Wewenang dari kepemimpinan Nahdlatul Ulama, jelas Gus Yahya, pada dasarnya adalah wewenang hukumah. Artinya, NU sebagai jam'iyyah menjalankan fungsi imamah dengan wewenang sebagaimana wewenang imam.  "Yang dikatakan bahwa hukmul imam yarfa'ul khilaf, apa pun pendapat kita masing-masing, apabila sudah ada ketentuan keputusan dari organisasi, maka semua perbedaan harus ditundukkan kepada keputusan organisasi itu," lanjutnya sebagaimana dilansir NU Online.


Dalam kesempatan itu, Gus Yahya juga mengatakan, istighotsah yang digelar di Pesantren Pandanaran ini merupakan penanda tonggak perjuangan NU dalam mewujudkan kemaslahatan untuk semesta. "Kita jadikan ini sebagai penanda saja untuk hari lahir NU ke-101 ini. Sesudah ini kita akan terus beristighotsah dengan cara apa pun yang mungkin demi maslahat NU, demi maslahat Islam, demi maslahat negara bangsa Republik Indonesia, demi maslahat kemanusiaan seluruhnya," katanya.



Gus Yahya juga menyampaikan, usia 101 tahun perjuangan NU rasanya sudah lama, tetapi sebetulnya belum apa-apa. Sebab, perjuangan ini diniatkan untuk selama-lamanya.  "Karena maksud dan ghirah dari para muassis Nahdlatul Ulama, para pemimpin Nahdlatul Ulama adalah perjuangan dengan Nahdlatul Ulama ini selama-lamanya ila yaumil qiyamah (sampai hari kiamat)," ujarnya.


Sebagai informasi, istighotsah ini dipimpin oleh Katib ‘Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori dan ditutup dengan doa oleh Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar.  Istighotsah diakhiri dengan pemotongan tumpeng oleh KH Miftachul Akhyar. Potongan tumpeng diserahkan untuk Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Katib ‘Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori, dan Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Pandanaran KH Mu'tashim Billah secara berurutan. (Muhammad Syakir NF)


Nasional Terbaru